Kamis, 07 Februari 2013

sistem pelumas dan pendingin



SISTEM PELUMASAN DAN PENDINGINAN



A. Rencana Belajar Mahasiswa

B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan balajar 1: Sistem Pelumasan Motor Diesel
a. Pendahuluan               
                     Sistem Pelumasan Mesin adalah suatu sistem yang bertujuan memberikan lapisan film (oil film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-komponen yang bergesekan.
Dari segi kegunaan, ada pelumas sangat kental seperti gel yang biasa disebut grease alias gemuk. Begitu kentalnya, gemuk akan menempel terus pada komponen yang dilumasi dan tidak akan menetes, sehingga cocok untuk komponen-komponen terbuka seperti engsel pintu, sendi-sendi batang kemudi (tie rod), lengan suspensi, dsb. Untuk melumasi komponen yang sifatnya presisi, dan rumit seperti mesin, transmisi, dan gardan (diferensial), diperlukan pelumas yang lebih encer ketimbang gemuk. Pelumas encer yang akrab disebut oli ini dapat bergerak luwes melalui permukaan komponen yang saling bergesekan. Selain itu kondisi yang lebih encer ini memastikan setiap permukaan logam tertutup pelumas.
Oli untuk mesin lebih encer daripada yang digunakan pada roda gigi (transmisi, gardan). Ini dimaksudkan agar pelumas dapat disirkulasikan melalui saluran-saluran kecil dan sempit dalam mesin dengan lancar. Sedangkan pada roda gigi, pelumas disirkulasikan dengan bantuan putaran roda gigi itu sendiri. Dengan tingkat kekentalan tinggi pelumas terangkat oleh gerigi roda, dan pelumas yang kental dapat meredam suara gesekan lebih baik. Jadi untuk membedakan pelumas mesin dan pelumas roda gigi, dapat dilihat dari kekentalanya. Atau, dilihat dari label kemasannya, Engine Oil atau Gear Oil.
Dari semua jenis pelumas tersebut diatas, pelumas mesinlah yang paling penting lantaran di dalam mesin terjadi berbagai macam gerakan yang memerlukan pelicin supaya tidak mudah aus. Karena kerja pelumas pada mesin lebih berat, maka penggantiannya pun lebih sering dibandingkan dengan pelumas lainnya.

b. Uraian Materi
1. Minyak Pelumasan
Apa bila terjadi gerakan relatip antara dua benda yang saling  bersentuhan maka terjadilah gesekan antara dua benda tersebut. Terjadinya gesekan menyebabkan keausan pada permukaan kedua benda tersebut. Disamping itu terjadinya gesekan akan menyebakan daya yang dihasilkan oleh motor semakin banyak yang hilang.
Maka untuk mengurangi gesekan yang terjadi dapat digunakan minyak pelumas yang fungsinya untuk memisahkan dua permukaan yang saling bersentuhan dengan cara membentuk lapisan minyak (oil film).
Umumnya untuk pelumasan motor bakar torak menggunakan pelumas cair karena  mudah disirkulasikan.Minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pedinginan, pembersih dan perapat.
Pada motor bakar ,daya yang berguna adalah daya poros, karena poros itulah yang menggerakkan beban, sedangkan daya poros itu sendiri dibangkitkan oleh daya indikator yang merupakan daya gas hasil pembakaran yang menggerakan torak.. Sebagian dari daya indicator tersbut dibutuhkan untuk megatasi gesekan mekanis, misalnya gesekan antara torak dengan dinding silinder, dan gesekan antara poros dengan bantalan. Daya indicator juga dipergunakan untuk mengerakkan beberapa aksesoris seperti pompa air, pompa pelumas. Jika  daya poros (Ne), daya indikasi (Ni), daya gesek (Ng) dan daya akserori (Na), mka secara matematis besar daya poros adalah :Ne = Ni – (Ng + Na )., dari persamaan ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa (Ng+Na) harus dibuat sekecil mungkin agar diperoleh Ne yang besar. Besarnya kerugian daya tersebut dapat diperhitungkan dengan efisiensi mekanis yaitu : Efisiensi mekanis = Ne/Ni x 100 %.
Besarnya gesekan dapat diperkecil dengan menggunakan pelumas yang funsinya memisahkan dua permukaan yang bersetuhan. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak ada gerakan dinamis tanpa gesekan, karena tidaklah mudah untuk memperoleh pemisahan yang sempurna. Lagi pula gesekan terjadi juga pada permukaan yang dilumasi itu yang disebabkan oleh adanya tegangangeser pada pelumas itu.
Dari uraian diatas dengan mudah dapat dipahami bahwa tujuaan dari pelumasan adalah :
a)      Menghindari kontak langsung komponen-komponen mesin yang saling bergesekan dengan membentuk lapisan pemisah (oil film) yang kuat pada permukaan logam agar keausan mesin dapat dikurangi atau diperlambat.
b)      Sebagai media pendingin dari komponen mesin yang panas,dan untuk menghindari panas yang berlebihan (over heating) yang dapat merusak logam-logam mesin.Dengan cara meyerap panas,kemudian membawanya dan memindahkannya pada sistem pendinginan yang tersedia secara terus menerus dengan sirkulasi.
c)      Mencegah kemacetan cicin torak, dan mencegah mengalirnya gas-gas hasil pembakaran mesin keruang karter minyak pelumas, dengan jalan membentuk lapisan perapat antara dinding piston dan dinding silinder.
d)     Mencegah keausan mesin yang disebabkan oleh zat-zat asam. Asam-asam organic atau asam kuat yang dapat terbentuk selama proses oerasi mesin akibat proses oksidasi dengan gas-gas hasil pembakaran yang masuk kedalam minyak pelums.
e)      Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bagian-bagian mesin. Kotoran tersebut dapat terbentuk akibat proses oksidasi dengan gas-gas hasil pembakaran. Kotoran tersebut dapat menimbulkan kerusakan akibat mutu minyak pelumas  menjadi berkurang serta menurunkan kemampuan pelumasan
f)       Memperkecil daya motor yang hilang akibat gesekan
g)      Meredam suara dan mengurangi getaran mesin
    
2. Persyaratan Minyak Pelumas Motor Diesel
Motor diesel pada umumnya bekerja pada keadaan yang lebih berat bila dibandingkan dengan motor bensin, maka diperlukam kwalitas minyak pelumas yang lebih baik. Oleh karena itu minyak pelumas motor diesel harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
a)    Stabilitas terhadap panas dan oksidasi. Pelumasan yang paling sukar adalah pelumasan pada bagian mesin yang panas, yaitu pelumasan antara torak dengan  dinding silinder. Karena pada daerah itu minyak pelumas sering terbakar,sehingga dapat menimbulkan kerak, yang dapat mengakibatkan torak macet atau kerusakan lainnya. Oleh karena itu minyak pelumas biasanya diberi beberapa zat tambahan, guna mencegah terjadinya oksidasi dan memperbesar kemampuaannya untuk membersihkan dan melarutkan kerak-kerak yang terbentuk. Maka dengan menambah zat penting itu minyak pelumas tugas berat (heavy duty) dapat memperbesar daya tahan atau umur torak,cicin torak,silinder, bantalan dan komponen lainnya.
b)    Viskositas minyak pelumas sangat berpengaruh terhadap perubahan temperatur. Untuk mempermudah start pada temperatur rendah, sebaiknya dipakai minyak pelumas yang encer, namun kekentalannya harus cukup tinggi supaya masih dapat memberikan  lapisan minyak (oil film) pada permukaan bagian yang bergerak khususnya pada keadaan beban berat atau mesin harus menghasilkan daya tinggi. Yang dimaksud dengan viskositas (kekentalan) itu tidak lain dari tahanan aliran yang tergantung dari kental atau encernya oli tersebut. Semua minyak pelumas jika terkena panas akan menjadi lebih encer dan pada temperatur yang lebih rendah akan menjadi lebih kental. Untuk mengurangi gesekan dan keausan dibutuhkan lapisan di antara dua permukaan yang bergerak untuk mencegah kontak langsung  antara logam dengan logam. Oil film ini dibutuhkan dengan ketebalan yang sangat tipis, ketebalan oil film sangat tergantung dengan kekentalan (viskositas). Viskositas adalah karakteristik oli yang sangat penting. Mutu minyak pelumas diukur dengan standar API (American Petrolium Instituts), sedangkan untuk mengukur tingkat kekentalan dipakai standar SAE (Society of American Engineers). Dalam pelumas di kenal dua tingkat kekentalan yaitu: 1) Mono grade (pelumas dengan kekentalan tunggal) mono grade ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90,dan lain-lain ,2) Multi grade (pelumas dengan kekentalan ganda) multi grade ditandai denga dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50 dan lain-lain. Pelumas mono grade hanya mempunyai satu tingkat kekentalan yang memiliki rentang relatif sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Sekarang yang banyak digunakan minyak pelumas multi grade, karena minyak pelumas ini mempunyai rentang kekentalan yang relatif lebih luas sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan temperatur. Karena sifatnya yang lebih fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan temperatur, maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
c)    Tidak menyebabkan korosi pada logam. Maka minyak pelumas perlu ditambahkan dengan bahan aditif. Kualitas pelumas yang baik tidak hanya didapatkan dengan cara proses pengolahan maupun pemurnian (purifikasi), tetapi perlu ditambahkan bahan-bahan kimia tertentu yang lebih dikenal dengan aditif. Aditif yang ditambahkan ke dalam minyak pelumas bertujuan untuk memperbaiki kualitas minyak pelumas. Penambahan aditif dalam minyak pelumas ini berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi, temperatur, dan kerja dari mesin itu sendiri. Oleh karena itu jenis-jenis minyak pelumas berbeda-beda kita temukan di pasaran. Contohnya SAE 20W-40, SAE 10W-40, dan lain-lain. Penambahan aditif kedalam minyak pelumas bukan perkara mudah karena minyak pelumas akan bereaksi dengan aditif tersebut, dan juga aditif tersebut akan mempengaruhi aditif lainnya. Oleh karena itu formulasi penambahan aditif terus dilakukan untuk mendapatkan minyak pelumas kualitas tinggi.
d)   Berikut ini adalah jenis-jenis aditif yang biasa digunakan.
1. Deterjen
Merupakan aditif dalam bentuk ikatan kimia yang memberikan kemampuan mengurangi timbulnya deposit dari ruang bakar maupun dari bagian mesin lainnya. Minyak pelumas yang diberi aditif ini bekerja untuk mesin yang beroperasi pada temperatur tinggi. Jenis-jenis diterjen yang digunakan adalah sulfonat, fosfonat, dan fenat.
2. Dispersan
Aditif yang bekerja pada temperatur rendah yang berfungsi untuk menghalangi terbentuknya lumpur atau deposit di dalam ruang mesin. Aditif ini cocok untuk digunakan pada mesin-mesin mobil kendaraan pribadi yang sering berhenti dan berjalan.
3. Antioksidan
Karena lingkungan kerja minyak pelumas sering berhubungan (kontak) dengan udara luar pada temperatur dan kondisi kerja tinggi. Minyak pelumas juga kontak dengan logam atau bahan kimia yang bersifat sebagai katalisator oksidasi. Karena hal diatas minyak pelumas akan mengalami sederetan reaksi oksidasi yang dapat menurunkan visikositas minyak pelumas. Untuk itu antioksidan diberikan kedalam minyak pelumas untuk mengurangi peroksida. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah sulfida, fosfit, disulfida, selenida dan zink ditiofosfat.
4. Pelindung Korosi
Berfungsi untuk melindungi bahan-bahan non logam yang mudah terkena korosi dalam mesin. Terutama bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi asam dari minyak peluas. Kontaminasi ini terjadi sebagai hasil oksidasi minyak pelumas dan hasil pembakaran bahan bakar yang merembes melalui cincin piston.
Jadi dapat dijelaskan bahwa, problem yang bisa muncul akibat kerusakan atau menurunnya fungsi pelumasan terhadap komponen mesin adalah terjadi keausan pada piston, dinding silinder, bantalan dan lain-lainnya, juga dapat menimbulkan korosi akibat adanya endapan-endapan pada tangki bahan bakar, hal terjadi akibat hasil pembakaran yang kurang sempurna.

     3. Klasifikasi Minyak Pelumas
   Macam dan jenis minyak pelumas dapat digolongkan berdasarkan: a) Standar asosiasi, b) Standar pabrik, c) Peringkat (grade), d) Penggunaanya

a. Standar Asosiasi Minyak Pelumas.
Untuk memudahkan pengelolaan dan standarisasinya,
perkumpualan ahli teknik ( Society Automotive Engineer) pada tahun 1912 mulai menstandarkan dan mengklasifikasikan minyak pelumas tersebut, sehingga menjadi minyak pelumas dengan klasifikasi SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50 dan lain sebagainya.
   Klasifikasi ini didasarkan atas harga viskositas pada 400 C. Minyak pelumas SAE 20 dapat diartikan sebagai minyak pelumas yang pada temperatur  400 C viskositas kinematiknya 20 cSt.
Institut Perminyakan Amerika atau American Institute of Petrolium (API), juga membuat standardisasi minyak pelumas. API mengklasifikasikan minyak pelumas didasarkan atas penggunaan dan beban. Untuk motor bensin diberi kode S, dan selanjutnya diberi kode beban dengan huruf A, B, C, D, E, dan F. Huruf-huruf ini menunjukan pengelompokan beban, misalnya minyak pelumas dengan kode :
1. SA dan SB, untuk motor bensin beban ringan dan daya rendah
2. SC dan SD, untuk motor bensin dengan beban dan daya menengah
3. SE dan SF, untuk motor bensin beban berat dan daya tinggiMinyak pelumas untuk motor diesel, diberi kode C, kemudiaan dilanjutkan dengan huruf A, B, C, D dan E yang merupakan tingkat beban. Sebagai contoh :
4. CA, untuk motor diesel beban ringan dan daya rendah
5. CB dan CC, untuk motor diesel beban dan daya menengah
6. CD dan CE, untuk motor diesel beban berat dan daya tinggi (yang menggunakan tuobo charger) Minyak pelumas roda gigi, diberi kode GL, dan diikuti bilangan yang menunjukkan tingkat beban, misalnya minyak pelumas roda gigi gardan GL-5, roda gigi persneleng GL-4.

   b. Minyak Pelumas Standar Pabrik  
Jenis dan macam minyak pelumas berdasarkan markah dagang atau standar pabriksangat banyak. Minyak pelumas tersebut walaupun berbeda-beda markah dagangnya, ada beberapa jenis minyak pelumas yang memiliki standar yang sam.
Minyak pelumas yang beredar dimasyarakat antara lain Mesran, Meditran, Omega, Tellus, Chevron, Rottela, Tonna, Turbo, Megalub, Exxon, Titan, pensoil, SPC, Duralube, Idematsu dan lain sebagainya. Pada setiap minyak pelumas disamping dicamtumkan standar pabrik, juga dicamtumkan standar SAE,API dan kadang-kadang standar militer. Misalnya minyak pelumas mesin Megasint 1000, minyak pelumas ini ekuivalen dengan SAE 15W-50. Mesran Prima SAE 20W-50 ekuivalen dengan API SG/CD, Mesran F-1 SAE 5W-50 ekuivalen dengan API CC-SE

    c. Peringkat Minyak Pelumas
Berdasrkan peringkatnya, minyak pelumas digolongkan menjadi : Minyak pelumas tingkat tunggal (mono grade), Minyak pelumas peringkat ganda (multy grade) Minyak pelumas tingkat tunggal (mono grade) adalah minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas tunggal. Minyak pelumas tipe ini dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang temperatur lingkungan operasi relatif sempit. Contah minyak pelumas yang mono grade antara lain minyak pelumas yangkualifikasinya SAE 10 W,SAE 20, SAE 30, SAE 40 dan lain-lainnya.
Minya pelumas SAE 10 W, digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari  -20 0C  hingga  100C. Minyak pelumas SAE 30, digunakan pada temperatur ligkungan opersai dari 00C  hingga  400Cminyak pelumas SAE 40, digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari 50 C sampai dengan 500 C
Minyak pelumas peringkat ganda (multy grade), merupakan minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas ganda. Minyak pelumas ini dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang temperatur operasi linkungan relatif lebar. Minyak pelumas yang memiliki peringakat ganda antara lain minyak pelumas  SAE 10W-30, SAE 15W-40, SAE 20W-50 dan lain sebagainya.
Spesifikasi pertama menunjukan karakteristiknya pada tempeatur rendah (-150 C), sedang spesifikasi kedua menunjukkan karakteristiknya pada suhu tinggi (1000 C). Minyak pelumas SAE 20W-50 pada suhu -150 C berfungsi sebagai minyak pelumas SAE 20W, W artinya pemakaian pada musim dingin (winter service), sedang pada suhu tinggi (1000) berfungsi sebagai minyak pelumas SAE 50.
Minyak pelumas SAE 10W-30 digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari –200 C  hingga  400 C. minyak pelumas SAE 115W-40, digunakan pada temperatur lingkungan operasi dari –15 0C hingga 500 C.



d. Penggunaan Minyak Pelumas
Berdasarkan penggunaannya, minyak pelumas  digolongkan menjadi:1) Minyak pelumas mesin, 2) Minyak pelumas transmisi, 3) Minyak hidrolik, 4) Minyak trnsformen dan 5) Minyak potong
Minyak pelumas mesin, minyak pelumas yang digunakan untuk   melumasi bagian mesin yang bergerak satu sama lain didalam mesin itu sendiri. Misalnya pada motor diesel, pelumasan dimulai dari pompa oli melalui  fiter oli menuju piston, mekanisme katup,bantalan poros engkol,bantalan batang torak kemudian oli kembali kekarter. Oli mesin yang dipakai sesuai dengan spesifikasi motor diesel menurut klasifikasi API CA, CB, CD, CE dan CC
Untuk transmisi, diperlukan minyak pelumas yang viskositasnya cukup tinggi, karena menerima beban berat. Setiap minyak transmisi memerlukan minyak pelumas yang berbeda menurut rekomendasi dari pabrik. Untuk transmisi roda gigi dan difrensial kendaraan roda empat dapat digunakan minyak pelumas SAE 90 atau SAE 75 W-85, atau menggunakan minyak pelumas dengan klasifikasi API GL4 dan GL-5. Peralatan hidrolik memerlukan minyak pelumas yang stabil, bersih, tahan korosi dan tidak terlalu kental. Penggunaan minyak hidrolik disesuaikan menurut rekomendasi pabrik peralatan tersebut. Untuk peralatan hidrolik yang menggunakan standar  ISO dapat digunakan ISO VG 5, ISO VG 10, ISO VG 15 atau dapat menggunakan Hydo 10W. Untuk minyak rem pada kendaraan dapat digunakan minyak rem SAE J1703  atau DOT 3.
Minyak pelumas transformer digunakan secara khusus untuk mendinginkan peralatan atau mesin. Minyak transformer antara lain UNIVOLT 80 atau UNIVOLT 52.
Minyak pelumas yang dicampur dengan air dapat digunakansebagai pendingin dan sekaligus sebagai pencwegah korosi pada alat potong.. Minyak potong atau minyak pendingin untuk mesin perkakas dapat dibuat sendiri dengan mencampur 1 liter minyak pelumas dengan 25 liter air. Minyak pelumas buatan Shell  yang dapat digunakan sebagai campura yaitu Shell dromus D.

    4. Teknik Pelumasan
Untuk mencegah atau mengurangi keausan diperlukan pelumasan yang baik. Berdasarkan zat pelumas, pelumasan dibedakan menjadi : 1) Pelumasan oli, dan 2) Pelumasan gemuk
   Pelumas yang berbentuk cair disebut oli, sedangkan pelumas yang sangat kental seperti pasta disebut gemuk. Gemuk bahan dasarnya adalah cair, kemudian dicampur dengan zat lain higga menjadi kental seperti pasta.
   Jenis gemuk yang ada dipasaran antara lain Gemuk Pertamina SG-NL (serba guna non leaded), 2-NL, 3 –NL, EP 1-NL (extreme Preasure non leaded), EP2-NL, TS-2 dan lain-lainnya.
   Gemuk SG-NL adalah jenis gemuk lumas yang digunakan untuk bantalan kendaraan yang sifatnya serba guna. Gemuk 2,3 –NL gemuk lumas untuk industri dan dianjurkan untuk bantalan peluru atau rol dengan temperatur kerja sampai 1210 C dan tidak dianjurkan untuk pabrik makanan. Gemuk EP 1-NL dan EP 2-NL digunakan untuk mesin industri dengan beban sedang sampai berat, dapat digunakan pada temperatur kerja 1070 C dan juga tidak dianjurkan untuk mesin pabrik makanan.

    5. Metode Penyaluran Minyak Pelumasan
  Sistem atau cara pelumasan dapat dibedakan menjadi, pelumasan  manual, percik dan tekan. Yang termasuk pelumasan manual yakni:
a)        Pelumasan manual adalah pelumasan yang dilakukan dengan tangan dan menggunakan kuas atau lap. Misalnya pelumasan pada poros luncur.
b)       Pelumasan semprot.
       Pelumasan semprot yaitu pelumasn manual yang menggunakan
          pelumasan dalam tabung bertekanan. Misalnya pelumasan pada rantai terbuka.
      c)   Pelumasan pistol gemuk
      Pelumasan dengan pistol gemuk adalah pelumasan yang dilakukan dengan menggunakan pompa gemuk yang digerakkan dengan tangan. Karena tekanan gemuk masuk melalui nipel.
          d)   Pelumasan mangkuk gemuk
     Pada pelumasan mangkok gemuk, gemuk disimpan pada sebuah mangkok yang tertutup dan berulir. Untuk memasukkan gemuk, dilakukan dengan memutar tutup sehingga gemuk masuk melalui lubang nipel.
e)  Pelumasan tetes
    Pelumasan tetes yaitu pelumasan yang terjadi karena tetesan pelumas yang terus menerus melalui pipa yang dapat diatur besar kecilnya aliran pelumas. Tetesan terjadi karena percepatan gravitasi.
f)   Pelumasan sumbu
    sumbu yaitu pelumasan yang perinsipnya seperti pada kompor minyak tanah. Pelumasannya berlangsung secara terus menerus selama mangkok tidak kosong.
      g)  Pelumasan celup
     Pelumasan celup atau pelumasan bak oli yaitu pelumasn komponen mesin dengan cara merendam sebagian dari komponen tersebut kedalam bak pelumas. Ketika komponen bergerak maka oli akan terbawa keatas sekaligus melumasi komponen yang lain.
h.  Pelumasan percikan
Pelumasan percikan adalah pelumasan komponen mesin karena percikan oli yang disebabkan oleh komponen itu sendiri dan juga melalui komponen lain yang ada diatasnya.
i     Pelumasan pompa mekanik
Pelumasan pompa mekanik yaitu pelumasan dimana pelumasan disemprotkan melalui pipa kecil ke komponen dengan memampatkan tekanan periodic dari nok (cam)
j.    Pelumasan kabut
Pelumasan kabut, pelumasan yang dilakukan dengan cara pengabutan. Pelumasan ini terutama digunakan untuk melumasi alat-alat yang dilalui udara bertekanan, misalnya pada alat-alat pneumatic.
k.      Pelumasan sendiri
Pelumasan sendiri adalah pelumasan dengan pelumasan gemuk yang diberikan pada saat alat itu dibuat, dan pelumasan berlangsung sampai umur pakai alat habis atau rusak. Pelumasan ini biasanya dipakai pada bantalan gelinding.
l.        pelumasan sirkulasi
Pelumasan sirkulasi yaitu pelumasan dengan menggunakan pompa oli untuk mendistribusikan pelumas secara merata dan terus menerus. Pelumasan yang demikian dapat menyerap panas, membersihkan dan membawa kontaminan secara epektif dan diendapkan ditangki.

    6.  Sistem Pelumasan Motor Bakar
Pada motor bakar sistem pelumasan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu , sistem pelumas percik, sistem pelumas tekan dan sistem kombinasi percik dan tekan.

 a.  Sistem Pelumasan Percikan
Merupakan sistem pelumasan yang sangat sederhana dan  banyak dipakai pada motor-motor ukuran kecil, pada sistem ini dimana  bagian batang penggerak dilengkapi dengan alat yang berbentuk sendok, sehingga pada saat bergerak bagian tersebut mencebur kedalam karter yang berisi minyak pelumas dan melemparkan minyak tersebut ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan. Seperti terlihat pada gambar 3.1 adalah sistem pelumasan percik.


    

 
 









             Gambar : 3.1 Sistem Percikan
             Sumber : Jalius Jama, 1977: 45


b.  Sistem Pelumasan Tekan
Komponen dasar sistem pelumasan tekan adalah :
1.      Pompa oli (oil pump)
2.      Saringan oli (oil filter)
3.      Karter (oil pan)
4.      Saluran oli utama (main oil gallery)

Cara kerja sistem pelumasan tekan. Saat mesin dihidupkan,  pompa oli yang digerakkan olek gigi crankshaft mengisap oli dari karter, melalui saringan kawat (picup screen). Partikel kasar akan tersaring oleh sringan tersebut. Kemudiaan oli dipompakankan melalui saring oli (oil filter) menuju saluran utama (main oli gallery), selanjutnya ke camshaft dan kebagian lainnya yang membutuhkan pelumasan. Selanjutnya setelah oli selesai melakukan tugasnya, oli akan kembali kekarter (oil pan), dan bersirkulasi terus menerus selama mesin hidup. Apabila selama sistem bekerja terjadi kelebihan tekanan, maka pressure relief valve bekerja untuk mengembalikan oli kekarter. Jadi pressure relief valve berfungsi untuk mencegah terjadinya tekana oli berlebihan pada sistem. Seperti diperlihatkan pada gambar : 3.2. adalah sisten pelumsan tekan. Fungsi pelumasan yaitu 1). sebagai fluida pendingin, 2) sebagai pembersih, 3) sebagai penyekat, dan 4) sebagai pelumas


 
 











       Gambar : 3.2 Sistem Pelumas Tekan
       Sumber :  James E. Duffy, 1988:300
     
                  Tujuan dari pelumasan dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Untuk menghindari kontak langsung antara komponen yang bergesekan
2.      Menyerap panas dari motor/sebagai fluida pendingin
3.      Mengurangi keausan pada komponen yang bergerak
4.      Memperkecil daya motor yang hilang akibat gesekan
5.      Meredam suara dan mengurangi getaran mesin
6.      Untuk membersihkan/mengalirkan kotoran-kotoran yang ada pada proses pelumasan
   c.            Sistem Pelumasan Kombinasi
       Sistem pelumasan ini adalah gabungan dari sistem pelumasan percik dan tekan.
       Komponen gerak yang esensial dan utama memerlukan pelumasan pada motor bakar adalah, 1) torak dan dinding silinder, 2) crankshaft dan bantalannya, 3) pena engkol dan bantalannya,  4) camshaft dan 5) mekanisme katup

     7. Komponen Sistem Pelumasan
  a.            Filter Oli (oil filter)






Keterangan ganbar:
A. Pelat (shell)
B. Sil  O-ring (O-ring seal)
C. Elemen kertas (paper elemen)
D. Pipa tengah (senter tube)
 


 

 







             Gambar : 3.3 Filter Oli Jenis  Spin-on
             Sumber : James E. Duffy, 1988:304
    

Filter oli ada dua macam yaitu, filter oli yang bersifat permanent (spin-on oil filter) dan yang tidak permanan (cartridge oil filter). Filter oli yang permanen hanya dapat sekali pakai, karena elemen filternya tidak terpisah dari body filter, sehingga tidak bisa di ganti tersendiri. filter oli jenis ini diperlihatkan seperti gambar 3.3. Filter oli jenis cartridge, pada saat penggatian filter oli, cukup menggati elemen filternya saja. Jenis filter ini diperlihatkan seperti gambar 3.4. Pada rumah filter (B) dilengkapi dengan katup bypass dan katup   balik. Katup bypass akan terbuka pada tekanan (1-2 kg/cm2),  apabila elemen filter tersumbat oleh benda-benda asing yang ikut di dalam minyak pelumas, sehingga oli tetap dapat melakukan fungsinya. Sedangkan katup balik berfungsi untuk mencegah oli mengalir kembali  ke karter.



   
 
 










         Gambar: 3.4  Filter Oli Jenis Cartridge
         Sumber: James E. Duffy, 1988:304


b.  Pompa Oli ( Oil Pump)
Pompa oli merupakan jantung dari sistem pelumasan mesin, karena oli yang ada di dalam karter akan di isap oleh  pompa oli untuk disalurkan melalui filter oli  menuju kebagian-bagian mesin. Pompa oli dapat digerakkan oleh poros cam, melalui perantara sabuk bergigi atau dengan hubungan langsung dengan gigi poros engkol.
Ada dua jenis pompa oli mesin yaitu,  
1) Pompa oli jenis roda gigi




 
 


           



Gambar : 3.5  Pompa Roda Gidi      
Sumber : James E. Duffy, 1988:303
                        Keterangan gambar:
A. Body pompa oli  (oil pump body)
B. Gigi penggerak pompa (pump drive gear)
C. Pasak penggerak pompa oli (oil pump drive spline)
D. Gigi pompa yang digerakan (pump driven gear)
E. seal oli poros engkol (oil seal crankshaft)
F. Katup relif ( relief valve)

            2) Pompa Jenis Rotary



      
 
 







               

                                       Gambar :3.6  Pompa Rotary
                                       Sumber : Reparasi Mesin Kijang, 4-3

c.            Karter (oil pan), sebagai tempat   penampungan minyak pelumas.


        

 
 






Gambar : 3.7 Karter (oil pan)
                           Sumber : James E. Duffy, 1988:305

d. Saluran oli utama (main oil gallery) merupakan saluran minyak pelumas utama sebelum minyak pelumas disalurkan ke bagian-bagian  yang memerlukan pelumasan.
Di unit pompa oli dilengkapi dengan katup  pengatur tekanan (pressure relief valve), seperti diperlihatkan gambar 3.8




 
 








Gambar : 3.8  Katup Pengatur Tekanan
        Sumber : James E. Duffy, 1988:305

Keterangan gambar:
A. Pegas peneraan (calibrated spring)
B. Piston di bawah (piston down)
C. Efek tekanan oli.(excess oil pressure)
D. Oli menuju kekarter

Katup pengatur tekanan (pressure relief valve) menjadi satu unit dengan pompa oli, yang berfungsi mengatur tekanan oli di dalam sistem. Batas tekanan oli di dalam sistem berkisar antara (3.3-4.4 kg/cm2). Jika batas tekanan oli yang bersirkulasi di dalam sistem melebihi batas maksimum, maka katup pengatur tekanan akan terbuka dan oli kembali ke karter. Permasalahan yang ada di dalam sistem pelumasan  diantaranya : 1) Komsumsi minyak pelumas berlebihan (jumlah oli pada karter terlalu banyak), 2) Tekanan oli rendah (pembacaan pada alat ukur rendah, indicator penunjuk menyala, atau tidak normalnya suara mesin), 3) Tekanan oli tinggi (pembacaan pada alat ukur tinggi, filter oli robek), 4) Alat ukur system rusak (indicator rusak) atau kerjanya tidak bagus/pembacaan salah.
8. Tanda-Tanda Tekanan Oli Rendah :
1)  Permukaan oli rendah pada karter (oli tidak cukup didalam karter )
2) Ausnya konnekting rod atau ausnya bantalan-bantalan utama (pompa tidak dapat memberikan jumlah oli yang cukup),
3)  Oli encer (viskositas rendah atau oli bercampur bensin),
4) Rusak/patahnya pegas relief valve (katup tidak dapat membuka sebagai mana mestinya sesuai dengan tekanan ijin),
5) Retak atau longgarnya pipa saringan oli (gelembung-gelembung udara masuk ke pompa oli),
6)  Ausnya pompa oli (jarak antara rotor/gigi dan rumah besar),
7) Tersumbatnya skerin oli (mengurangi jumlah oli masuk ke     pompa)
      9. Penyebab tekanan oli tinggi
1. Katup pengatur tekanan (relief valve) tertutup (tidak dapa  membuka pada tekanan sfesipik/tekanan ijin)
2.  Tekanan pegas katup relief tinggi (kerusakan pegas/pegas tidak lentur)
3. Viskositas oli tinggi  (kekentalan oli tidak sesuai)
4. Terbatasnya saluran utama oli (kerusakan blok mesin/banyak kotoran pada saluran utama)
c. Rangkuman
1). Pelumas (oli mesin) pada motor diesel memiliki fungsi utama untuk mengurangi gesekan/persinggungan langsung diantara dua permukaan komponen mesin yang bergerak (saling bergesekan) dengan cara membentuk lapisan oli yang tipis (oil film) pada permukaan kedua komponen tersebut.
2). Minyak pelumas yang biasanya digunakan untuk diesel adalah berkode CB atau CC dengan nilai SAE 30 atau SAE 40.
3). Komponen-komponen utama sistem pelumasan motor diesel antara lain : karter (oil pan),  pompa oli (oil pump), saringan oli (oil filter), dan Saluran oli utama (main oil gallery)
4)  Sistem pelumasan yang baik dapat mengurangi pemakaian bahan bakar, umur pakai  mesin lebih lama, performen mesin lebih baik.
    5) Minyak pelumas dapat berfungsi sebagai pendingin, penyekat, pembersih dan pelumas
6) Sistem pelumasan ada tiga macam yaitu ,sistem tekan, percik dan kombinasi
d.  Tugas
1)      Buat gambar (sketsa) sistem pelumasan tertutup lengkap dengan nama komponennya!
2)      Bacalah tentang buku diesel yang anda punya, pahami setiap keterangan tentang sistem pelumasan !
e.  Soal-soal Latihan
1)      Jelaskan kriteria minyak pelumas yang cocok untuk motor diesel?
2)      Apa yang dimaksug dengan minyak pelumas tingkat tunggal (mono grade), minyak pelumas peringkat ganda (multy grade) berikan contoh dan kegunaan masing-masing?
3)      Sebutkan fungsi system pelumasan pada motor diesel?
4)      Sebutkan fungsi masing-masing komponen sistem pelumasan pada motor diesel?
5)      Jelaskan cara kerja sistem pelumasan pada motor diesel?

2. Kegiatan belajar 2:  Sistem Pendinginan
a.  Pendahuluan       
Sistem pendinginan adalah suatu sistem pendinginan yang digunakan untuk menyerap panas yang dihasilkan dari panas pembakaran pada ruang bakar, selama pembakaran sebagian dari panas yang ditimbulkan mengalir kedinding selinder sehingga menaikkan suhunya. Pembakaran campuran udara bahan bakar, menghasilan sejumlah panas yang ektrim. Temperatur penyalaan dapat mencapai 4500 0 F (2484 0 C ). Panas ini dapat merusak torak dan dinding silinder, akibat minyak pelumas ikut menguap dengan cepat. Pada saat yang sama, suhu tinggi setempat dalam bagian tertentu dari mesin,misalnya kepala silinder dan torak ,dapat menyebabkan tegangan berlebihan dan retaknya bagian ini.
Oleh sebab itu, pembuangan panas atau pendinginan ini, masalahnya sedemikian penting sehingga kalau tidak diatasi dengan baik, dapat lebih menyebabkan kerusakan daripada setiap pase operasi mesin yang lain.  Dengan pendinginan yang baik, maka temperatur kerja mesin dapat dipertahankan.Temperatur kerja mesin adalah temperatur air pendingin mesin, yang berada pada kisaran antara 180  dan 195 0 F (82 dan 920 C). Apabila temperatur kerja mesin berada pada daerah itu, ini termasuk kondisi yang bagus dengan demikian akan menjamin kerja dari mesin, tingkat keluaran emissi gas buang dan performen mesin.


b.   Uraian Materi 2
1.  Neraca Panas Motor bakar


 
 










Gambar : 3.9 Neraca panas
Sumber  : Harsanto,1977:54

           Neraca panas gambar 3.9 memperlihatkan bahwa pada motor bakar hanya akan diperoleh sekitar  31% hasil pembakaran bahan bakar yang dapat dirubah menjadi energi mekanik. Sebagian besar panas akan keluar melalui gas buang 31%, melalui sistem pendinginan  25% dan sisanya akan melalui kerugian pemompaan dan gesekan 13%. Dari neraca panas di atas maka fungsi pendinginan pada motor menjadi penting, karena panas yang akan terserap oleh sistem pendinginan dapat mencapai 25%. Dari kenyataan tersebut bila mesin tidak didinginkan akan terjadi pemanasan yang berlebihan  (overheating) dan akan mengakibatkan gangguan- gangguan sebagai berikut:
a) Bahan akan lunak pada suhu tinggi. Contoh: torak yang terbuat dari logam paduan aluminium akan kehilangan kekuatannya (kira-kira sepertiganya) pada suhu tinggi (300ºC), bagian atas torak akan berubah bentuk atau bahkan mencair.
b) Ruang bebas (clearance) antara komponen yang saling bergerak menjadi terhalang bila terjadi pemuaian karena panas berlebihan. Misalnya torak akan memuai lebih besar (karena terbuat dari paduan aluminium) daripada blok silinder (yang terbuat dari besi tuang) sehingga gerakan torak menjadi macet
c) Terjadi tegangan termal, yaitu tegangan yang dihasilkan oleh perubahan suhu. Misalnya cincin torak yang patah, torak yang macet karena adanya tegangan tersebut.
d) Pelumas lebih mudah rusak oleh karena panas yang berlebihan. Jika suhu naik sampai 250 ºC pada alur cincin, pelumas berubah menjadi karbon dan cincin torak akan macet sehingga tidak berfungsi dengan baik, atau cincin macet (ring stick). Pada suhu 500 ºC pelumas berubah menjadi hitam, sifat pelumasannya turun, torak akan macet sekalipun masih mempunyai ruang bebas.
e) Pembakaran tidak normal. Motor bensin cenderung untuk terjadi ketukan (knocking)

            2.  Metode Pendinginan
            Ada dua macam system pendinginan yaitu: 1) Sistem pendinginan tertutup, 2) Sistem pendinginan terbuka. Berdasarkan media pendingin yang dipakai ada dua macam yaitu :1) air, 2) udara. Berdasarkan cara sirkulasi media pendingin, ada dua macam yaitu : 1) Sirkulasi paksa, 2) Sirkulasi gravitasi, yang juga disebut sirkulasi termosipon. Minyak pelumas yang bersirkulasi pada mesin juga, memiliki kontribusi penting untuk mendinginkan  mesin. Kedua-duanya merupakan media pendingin yang sangat efektip. Air pendingin akan bersirkulasi selama mesin hidup. Fungsi dari sistem pendinginan: 1) Mengambil kelebihan panas dari mesin, 2) Memelihara konstanta temperatur   kerja mesin, 3) Kenaikan temperatur mesin cepat dingin, 4) Memberikan panas kerja yang tetap


      3.  Komponen Sistem Pendinginan
            Komponen  dasar dari sistem pendinginan tertutup terdiri dari ;1)  Pompa air (water pump), 2) Selang radiator (radiator hause),3) Radiator, 4) Kipas (fan), 5) Termostat (thermostat)
a). Pompa air (water Pump), mensirkulasikan media pendingin kebagian blok dan kepala silinder mesin. Gambar 3.10 memperlihatkan komponen dalam water pum



 
 









                         Gambar : 3.10   Konstruksi Water Pump
Sumber : James E.Duffy, 1988: 287


   b) Selang radiator (radiator hose), menghubungkan saluran dari mesin ke radiator. Slang Karet (upper hose dan lower hose) berfungsi memindahkan air pendingin dari/ke water jacket melalui radiator


  
 
 





                            Gambar :3.11  Selang Radiator
Sumber : http;//coiku.com/hose,April 2012
                       
c) Radiator, di dalam radiator panas dibuang ke udara atmosfir yang mengalir melaluinya, dalam mesin otomotif udara diisap masuk oleh kipas angin, dibantu dengan gerakan dari mobil. Kemampuan kerja dari radiator sangat tergantung dari kecepatan udara dan air, peningkatan kecepatan udara yang melintasi sirip radiator, dan dengan melepas film udara lembab yang melekat pada permukaan logam, akan meningkatkan koefisien perpindahan panas permukaan luar. Permukaan yang didinginkan udara harus lebih besar daripada permukaan dalam yang bersinggungan dengan air, maka pada tabung vertikal dari radiator ditambahkan dengan sirip-sirip logam tipis yang membentuk lintasan air antara tangki atas dan bawah. Gambar 3.12 memperlihatkan kontruksi radiator.



   
 
 





                              



                                    Gambar : 3.12 Konstruksi Radiator
                                    Sumber : James E.Duffy/Hurt 1988:286
                  Tutup radiator


 






                      

             Gambar : 3.13 Konstruksi Tutup Radiator
                                  Sumber : James E. Duffy, 1988: 289
         Tutup radiator untuk mencegah luapan air dan untuk  mensetabilkan tekanan uap air panas di dalam radiator, ini dapat terlaksana karena tutup radiator di lengkapi dengan dua buah katup yaitu katup tekan dan katup vakum. Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan titik didih air pendingin dengan jalan menahan ekspansi air pada saat air menjadi panas sehingga tekanan dan  temperatu air  menjadi lebih tinggi daripada 1000C, dan tekanannya lebih tinggi dari udara luar sehingga dapat memperlambat proses penguapan. Di samping itu pada system pendinginan tetrutup, tutup radiator berfungsi untuk mempertahankan air pendingin dalam sistem meskipun dalam keadaan dingin atau panas. Untuk maksud tersebut tutup radiator dilengkapi dengan katup pengatur tekanan (relief  valve) dan katup vakum perhatikan gambar 3.13

d) Kipas (fan), pengerak kipa ada dua macam yaitu digerakkan secara mekanis dan elektrik, pada sistem mekanis  kipas digerakkan oles poros engkol melalui perantara sabut V-belt ke pully pompa air, sedangkan kipas yang gerakkan secara elektrik, menggunakan motor listrik tersendiri. Seperti diperlihatkan gambar 3.14. Kipas Pendingin berfungsi menambah pendinginan pada radiator untuk membantu mempercepat penyerapan radiasi panas ke udara luar.




        a. Kondisi dingin               b. Kondisi panas

 
 









         


Gambar: 3.14     Kipas radiator Elektrik
Sumber :  James E.Duffy, 1988: 290
        Adapun cara kerja kipas pendingin listrik sebagai berikut: Bila suhu air pendingin dibawah 83 ºC temperature switch ON dan relay berhubungan dengan masa. Fan relay coil terbuka dan motor tidak bekerja. Bila suhu air pendingin di atas 83 ºC, temperature switch akan OFF dan sirkuit relay ke masa terputus. Fan relay tidak bekerja, maka kontak poin merapat dan kipas mulai bekerja
      e)  Termostat (thermostat)
          Kerja termostat diperlihatkan pada gambar 3.15  termostat berfungsi menjaga temperature kerja mesin dan mengatur aliran media pendingin  melalui radiator dengan memperlambat aliran bila mesin dalam keadaan dingin dan mempercepat aliran media pendingin bila mesin dalam keadaan panas



a. Termostat Tertutup                              
 
 


                             




            


b. Termostat Terbuka
 
                             









                                    Gambar : 3.15  Penampang Termostat
                                    Sumber : James E Duffy, 1988 : 291

Thermostat terletak di dalam rumah thermostat diantara mesin dan akhir dari selang bagian atas radiator. Thermostat mempunyai lapisan lilin yang melingkari silinder dan pelunyer, sebuah pegas menahan plunyer dan katup dalam keadaan normal tertutup, media pendingin mengalir melalui saluran bypass (Gambar.3.15a). Jika media pendingin telah panas lapisan lilin mengembang  dan mendorong pelunyer, karena pelunyer bagian yang statis sehingga pegas terdorong dan katup terbuka (Gambar 3.15b) ketika suhu fluida air dingin lapisan lilin mengkerut akibat tengangan dari pegas katup termostat kembali tertup, katup termostat akan mulai membuka pada temperature dengan kisaran (820-920 C)

4.  Proses Kerja Sistem Pendinginan Tertutup Sirkulasi Paksa.





        
 
 


     






                Gambar : 3.16  Sistem Pendinginan Tertutup
                   Sumber : Pedoman Reparasi Mesin Kijang 5-2
                       

Ketika mesin dihidupkan, sebuah sabuk memberi daya pada pompa air. Daya pompa itu mensirkulasikan fluida pendingin melalui mantel air (water jacket). Apabila mesin masih dalam kondisi dingin, termostat masih dalam keadaan tertutup. Ini mencegah fluida pendingin melewati radiator, sehinga fluida pendingin bersirkulasi melalui saluran selang bypass menuju mantel air (water jacket) mesin, ini dimaksukan untuk mempercepat proses pemanasan mesin. Bilamana mesin sudah mencapai daerah temperatur kerja, maka termostat akan terbuka, fluida pendingin yang sudah panas mengalir melewati radiator. Kipas mengisap udara menembus radiator, kelebihan panas pada radiator ditransfer kedalam aliran udara. Ini sebenarnya mempertahankan temperatur kerja mesin

        5.   Proses Kerja Pendinginan Terbuka
          Pada gambar : 3.17 memperlihatkan sebuah contoh dari sistem pendinginan terbuka. Sebuah menara pendingin atmosfir, yang terdiri atas tower, bak peampung air dan pompa sirkulasi. Nosel untuk menyeburkan air panas dari mesin,sehingga uap panas lebih cepat keatmosfir, kemudian air yang telah dingin ditampung dibagian bak bawah



  

 
 








                      Gambar : 3.17  Sistem Pendinginan Terbuka
                      Sumber: Bill Toboldt,1983:204


Keterangan gambar
A. Lubang angin (vent line), B. Tangki (tank), C. Menara pendingin (cooling tower),D. Penguras(Drain) E. Penukar panas (HeatExchanger), F. Mesin pompa air mentah (Raw  Water Pump Engine) G. Mesin pompa air (engine water pump)
 
 
                       

                              
                Air tersebut kemudian diisap oleh pompa untuk dialirkan ketangki penyimpan, yang kemudian dipompakan lagi untuk disirkulasikan kedalam mantel air didalam mesin, kemudian keluar melalui penukar panas menuju tower pendingin, untuk didinginkan. Demikian terus berulang-ulang selama mesin hidup. Dari kedua sistem tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, sistem pendinginan tertutup adalah suatu sistem dimana jumlah volume air yang disirkulasikan kedalam sistem adalah konstan dan tidak berhubungan langsung dengan udara atmosfir. Sedangkan sistem pendinginan terbuka adalah suatu sistem dimana jumlah air yang disirkulasikan tidak terbatas dan berhubungan langsung dengan udara atmosfir. Kedua sistem pendinginan ini termasuk sistem pendinginan sirkulasi paksa.

       6.              Proses Kerja Pendinginan Tertutup Sirkulasi Gravitasi:
Gambar : 3.18 menunjukan sistem pendinginan sirkulasi gravitasi yang digunakan padamotor bakar. Air yang dipanaskan dalam jacket silinder dapat  bersirkulasi   akibat adanya perbedaan berat jenis air.

















 
 









                                                Gambar : 3.18 Sirkulasi Gravitasi
                                    Sumber :V.L.Maleeov, 1991: 238

Untuk dapat sirkulasi air yang baik maka sambungan antara jaket mesin dan radiator tahanannya harus kecil terhadap aliran air, serta harus luas, pendek dan mempunyai belokan sekecil mungkin. Miskipun dalam keadaan menguntungkan, sirkulasi tetap lambat, terutama kalau perbedaan suhunya kecil, misalnya pada beban ringan. Pada beban berat maka panas jaket dapat melebihi panas yang dibuang oleh radiator dan air dalam jaket dapat mendidih. Sistem ini hanya digunakan dalam mesin kecil yang mementingkan kesederhanaan.

    7.  Proses Pendinginan Pada Mesin
Pada mesin bensin ataupun pada mesin diesel proses pendinginan tergantung pada sistem pendinginan yang digunakan. Pada pendinginan udara, panas akan berpindah dari dalam ruang bakar melalui kepala silinder, dinding silinder dan piston secara konduksi. Selanjutnya yang melalui dinding dan kepala slinder, panas akan berpindah melalui sirip-sririp (fins) dengan cara konveksi ataupun radiasi di luar silinder. Pada pendinginan air secara alamiah, proses perpindahan panas/pendinginan melalui perubahan massa jenis air yang menurun karena panas, selanjutnya air akan berpindah secara alamiah berdasarkan rapat massa sehingga terjadi sirkulasi alamiah untuk pendinginannya. Untuk mempercepat pembuangan panas pada system pendinginan air dipasangkan radiator. Melalui radiator ini panas akan dibuang ke udara melalui sirip-sirip radiator. Pada pendinginan air dengan tekanan, sirkulasi akan dipercepat oleh putaran pompa sehingga sirkulasi air pada sistem ini akan lebih baik.

c.  Rangkuman
1. Sistem pendinginan diperlukan dalam mesin bensin dan diesel dengan alasan panas pembakaran dari ruang bakar harus dikeluarkan segera. Bila tidak ada sistem pendinginan yang baik akan menimbulkan dampak: bahwa bahan logam akan kehilangan kekuatan bahkan dapat mencair, ruang bebas antara komponen yang bergerak akan terhalang, timbul tegangan termal, dan kemampuan pelumas akan turun
2.  Sistem pendinginan dapat digolongkan menjadi sistem pendinginan tertutup dan terbukan. Sirkulasi fluida pendingin ada dua sistem yaitu sirkulasi paksa dan sirkulasi alamiah/termosipon.
 3. Proses pendinginan pada mesin berupa perpindahan panas melalui  media pendingin, panas akan berpindah melalui air yang bersirkulasi baik secara alamiah atau paksa. Pada sistem pendinginan air dipasangkan radiator yang berfungsi untuk mempercepat pembuangan panas ke udara atmosfir.
4.  Sistem pendinginan, untuk menjaga temperatur kerja mesin
1.     Sistem pendinginan yang baik, dapat mengurangi kadar kandungan co pada gas buang, dapat menghemat pemakaian bahan bakar
2.     Sistem pendinginan dapat mencegah mesin kelebihan panas (overheating) 
3.     Sistem pendinginan ada tiga macam yaitu sistem sirkulasi paksa, sistem gravitasi dan sistem terbuka, media pendingin berupa air dan udara
d.  Tugas
1) Identifikasikan sistem pendinginan pada mesin menggunakan sistem pendinginan air (alamiah dan sirkulasi paksa). Sebutkan pada mesin apa saja sistem pendinginan tersebut ditemui!
2) Gambarkan sirkulasi air pendingin pada sistem pendinginan air dengan sirkulasi paksa dan jelaskan!
e.  Soal-soal Latihan
1) Jelaskan alasan utama diperlukan sistem pendinginan mesin?
2) Apa dampak yang terjadi bila tidak terdapat sistem pendinginan yang baik? Sebutkan 3 dampak yang terjadi.
3) Jelaskan 2 jenis sistem pendinginan pada mesin diesel yang anda ketahui?
4) Pada sistem pendinginan tertutup dijumpai sirip pada radiator, Jelaskan fungsi sirip-sirip tersebut?
5) Jelaskan fungsi pompa air pada mesin dengan sistem pendinginan tertutup?
6)  Jelaskan raca kerja sistem pendinginan tertutup pada motor diesel?
           




3 komentar:

  1. makasih sangat mas numpang copy buat tugas say ya

    BalasHapus
  2. Good i like this. Fathan ,marketing omega grease/oil 081380985818

    BalasHapus

jangan lupa komentar yang membangun yah . makasih