Sistem Pengisian Pada Mobil
RANGKAIAN SISTEM PENGISIAN
Pada
rangkaian tersebut di atas regulator terdiri dari dua bagian yaitu bagian
regulator tegangan dan relai tegangan (relai lampu pengisian). Relai tegangan
bekerja berdasarkan tegangan dari terminal Neutral (N) yang berfungsi untuk
memutuskan hubungan masa lampu kontrol dan menghubungkan tegangan sinyal
regulasi dari B+ alternator.
CARA KERJA :
1.
|
Kunci
Kontak “ON” Mesin Mati.
|
Arus medan
mula mengalir dari B+ baterai ==> kunci kontak ==> terminal IG
regulator ==> titik kontak PL1 ==> titik kontak PL0 ==> terminal F regulator ==> terminal F
alternator ==> sikat ==> slip ring ==> kumparan medan/rotor ==>
slip ring ==> terminal E alternator ==> masa,
==>==>==>kumparan medan menjadi magnet.
Arus lampu
kontrol pengisian mengalir dari B+ baterai kunci kontak lampu kontrol
pengisian terminal L regulator titik kontak P0 titik kontak P1 terminal E regulator masa, lampu menyala.
|
2.
|
Mesin
Hidup : Kecepatan Rendah Sampai Sedang
|
Alternator
lewat terminal B+ mengeluarkan energi listrik untuk pengisian baterai dan beban kelistrikan mobil. Arus medan mengalir dari B+ alternator ==> kunci
kontak ==> terminal IG regulator ==> titik kontak PL1 ==> titik kontak PL0 ==> terminal F regulator ==> terminal F alternator ==> sikat ==> slip ring
==> kumparan medan/rotor ==> slip ring ==> terminal E alternator ==> masa.
Arus dari terminal N alternator mengalir ke kumparan relai tegangan melalui terminal N regulator kemudian ke masa, yang mengakibatkan kontak gerak P0 tertarik ke titik kontak diam P2 menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator ke kumparan regulator dan akibatnya lampu pengisian padam karena tidak ada beda potensial antara lampu kontrol dan terminal L regulator. Pada kondisi tegangan baterai sudah mencapai 14,4 volt maka tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan membuat medan magnet pada inti kumparan regulator tegangan yang mampu menarik kontak gerak PL0 lepas dari titik kontak PL1. Sehingga arus medan menjadi kecil karena melewati tahanan R, akibatnya tegangan turun dan kontak gerak PL0 kembali menempel ke kontak PL1, arus medan besar kembali dan tegangan naik lagi ==> kontak PL0 lepas kembali ==> demikian seterusnya pada kecepatan ini akan terjadi putus hubung antara kontak PL0 dan kontak PL1 sehingga tegangan keluaran alternator tetap pada 14,4 volt. |
3.
|
Mesin
Hidup : Kecepatan Sedang Sampi Tinggi
|
Bila kecepatan
bertambah naik, tegangan keluaran alternator juga bertambah naik diatas 14,4
volt, ang berarti juga tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan
regulator tegangan juga naik. Akibatnya kemagnetan pada inti kumparan regulator bertambah besar yang mampu
menarik kontak PL0 hingga melayang (berada di tenggah-tenggah kontak PL1 dan PL2). Akibatnya arus medan melewati tahanan R tetapi karena kecepatanya
sudah tinggi maka tegangan keluaran alternator akan
tetap 14,4 volt.
Bila
kecepatan bertambah naik lagi maka tegangan keluaran alternator juga bertambah naik hingga 14,8 volt. Pada tegangan
tersebut kemagnetan pada inti kumparan menarik kontak gerak PL0 lebih jauh lagi hingga menempel pada titik kontak PL2 akibatnya arus medan menjadi nol dan tegangan
keluaran alternator turun ==> kontak
gerak PL0 lepas kembali ==> arus medan
besar lagi ==> tegangan keluaran naik lagi
==> kontak gerak PL0 menempel lagi pada PL2 ==> demikian seterusnya terjadi putus hubung
antara kontak gerak PL0 dan kontak PL2 sehingga tegangan keluaran B+ alternator tetap pada
14,4 sampai 14,8 volt.
|
Mantap.pertanyaan saya berapa ampere meter arus pengisian normal dalam standar?
BalasHapus