Bab 3. Kerja Pelat dan Pemipaan
3.1
Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi peralatan pada
kerja pelat dan pemipaan secara benar.
3.2 Pendahuluan
Kerja pelat adalah pekerjaan membentuk
dan menyambung logam lembaran sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Ada du golongan dalam
kerja pelat berdasarkan atas tebal tipisnya pelat yang digunakan, yaitu : kerja
lembaran tipis (sheet metal work) dan
kerja pelat tebal (plate work).
Sheet metal work, sebagai contoh : pembuatan lemari (tool cabinet), saluran gas/udara (duct), alat-alat rumah tangga, koroseri
mobil dan lain sebagainya, plate work
misalnya : pembuatan tangki-tangki atau tangki bahan bakar, pembuatan geladak
konstruksi kapal. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkan
bentuk-bentuk pekerjaan yang tersebut diatas, meliputi : melukis atau
menggambar bukaan, memotong, melubangi, membentuk (meliputi menekuk, melipat,
dan mengawat), menyambung (jenis sambungan; baut dan
mur, lipat, keling, pateri, dan las titik), dan menguat tepi (meliputi:
penguatan tepi dengan kawat, dengan lipatan, dan dengan alur yang dapat
dilakukan baik untuk tepi maupun untuk badan).
Pemipaan (plumbing) adalah pekerjaan merangkai
atau meyambung pipa sesuai gambar atau bentuk yang diinginkan dengan
menggunakan sambungan-sambungan khusus sesuai kebutuhan dan jenis pipa. Jenis
pipa yang umum digunakan pada pekerjaan pipa baik di dalam bangunan maupun di
luar bangunan adalah pipa galvanis, pipa besi tuang, pipa tembaga, dan pipa PVC.
3.3 Kerja pelat
Peralatan yang digunakan untuk mewujudkan bentuk-bentuk
tertentu dalam kerja pelat dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
Ø Alat untuk melukis atau menggambar bukaan, terdiri dari :
a.
Mistar ukur, panjang 30 -50
sampai 100 cm
b.
Mistar ukur gulung
c.
Bermacam-macam siku seperti
siku biasa, siku lipat, dan siku papak
d. Penggores, penggores tepi, balok gores dan
penitik pusat
e. Bermacam-macam jangka seperti jangka
tusuk, jangka tongkat, dan jangka tepi
Gambar
3.1 Peralatan untuk melukis
Ø Alat-alat
untuk memotong
a. Bermacam-macam
gunting tangan dengan macam-macam bentuk bibir potongnya (bibir lurus, bibir
lengkung, bibir universal) dan gunting tongkat
b. Gunting
tuas atau guinting bangku, untuk menggunting pelat yang agak tebal (bila tidak
kuat dengan gunting tangan)
c. Mesin
gunting giletin (guillotine)
- dengan
tenaga orang
- dengan tenaga motor, secara hidrolik atau
mekanis
d. Gergaji : - gergaji
tangan
- gergaji mesin
e. Pahat, pelat, ragum, dan palu
Gambar
3.2 Peralatan untuk memotong
Ø Alat-alat
untuk membentuk, menekuk dan melipat
Yang dimaksud dengan membentuk adalah membuat
bentuk-bentuk seperti silinder, kerucut dan sebagainya yang disertai pekerjaan
menekuk dan melipat.
Pembentukan benda kerja dapat dilakukan baik dengan
tangan maupun dengan mesin, Bila dilakukan dengan tangan, kita dapat
menggunakan macam-macam palu dan landas (steak)
a. Macam-macam
palu yang kita jumpai :
- Palu pena kepala bulat
- Palu
pena kepala lurus atau silang
- Palu keling
- Palu lunak dari
bahan kayu, karet,
tembaga, atau timah hitam, juga
palu plastik
- Palu
pegang
- Palu rata
- Palu bola
Gambar 3.3 Macam-macam palu
Peringatan :
Waktu menggunakan palu, hendaknya diperhatikan
pasak bajinya apakah masih terpasang dengan baik; bila tidak, perbaikilah dahulu
b.
Macam-macam landas (steak) yang ada :
-
Landas muka rata
-
Landas pinggir lurus dan
lengkung
-
Landas pipa
-
Landas tirus
-
Landas bola dan setengah bola
-
Landas alur dan sebagainya
Gambar 3.4 Macam-macam landas (steak)
c.
Macam-macam
alat penekuk dan pelipat
Selain menggunakan palu dan
landasan untuk menekuk dan melipat digunakan pula :
- Mesin lipat universal
- Mesin lipat peti (box and panfolder)
d. Alat untuk sambungan keling adalah :
- Palu dan landas
- Palu
keling
- Besi
perapat dan pembentuk kepala (rivet set)
- Mesin pengeling
e.
Alat untuk sambungan
- Pesawat
las titik dengan bermacam-macam bentuk
elektroda
- Pateri, peralatannya meliputi :
§ baut pateri biasa
§ baut pateri listrik
§ pemanas baut pateri (pancar atau arang)
§ sikat kawat
§ kikir
§ pembersih kimiawi seperti air keras atau
pasta pateri
Gambar
3.5 Peralatan sambungan pateri
Ø Alat-alat
untuk penguatan tepi, atau badan
Penguat tepi dapat dilakukan dengan
cara memakai lipatan tepi, kawat penguat atau memakai alur penguat. Alur
penguatmtidak hanya untuk penguatan tepi tetapi dapat juga untuk penguatan
badan.
a.
Alat-alat untuk penguatan,
dengan lipatan adalah :
- palu dan
landas atau
- mesin
lipat
Gambar
3.6 Penguatan dengan lipatan
b.Alat-alat untuk penguatan tepi dengan kawat, adalah :
- palu dan landas
Gambar
3.7 Penguatan tepi dengan kawat
c. Alat-alat pengawatan tepi, adalah :
- palu dan
landas
- mesin
putar alur (rotary jenny)
d. Alat penguatan tepi dan badan alur, adalah
:
- mesin putar alur dengan
berbagai macam rol atau kaliber
Gambar
3.8 Penguatan tepi dan badan alur
e.
Alat-alat lain yang sering
digunakan adalah :
- bermacam-macam
tang atau penjepit tangan
- kikir
dan ragum
- bermacam-macam
alat penjepit
3.3.1 Melukis Bukaan
A. Kerucut
Didalam praktek membuat bukaan kerucut adalah sebagai
berikut :
Misalkan sisi kerucut R, jari-jari alas r, dan puncak kerucut T.
Gambarkanlah setengah lingkaran dengan jari-jari r pada alas kerucut. Busur ini
dibagi 6 bagian, dan panjang kelilingnya dari pada alas adalah 12 bagian.
Pindahkan ke-12 bagian ini kepada busur AB sehingga terjadi sektor TAB. Inilah
bukaan dari pada kerucut
Pada kerucut
terpancung, kita lakukan hal yang sama untuk membuat bukaan badan dan kerucut.
Titik-titik pembagi pada busur kita pindahkan pada alas. Kemudian titik-titik
pada alas kita hubungkan dengan T sehingga garis miring pancungan terpotong
oleh garis badan ini. Tinggi
yang sebenarnya dari pada pepotongan antara pancungan dengan garis badan dapat
dilihat pada garis TA dengan menarik garis-garis sejajar. Titik-titik pembagi
pada busur AB kita hubungkan T sehingga terlukis garis badan pada bukaan.
Gambar 3.9 Kerucut dan bukaan kerucut
Bila kita tarik lingkaran dari T yang ditentukan oleh titik-titik
pada TA, yang akan temukan perpotongan-perpotongan pancungan dengan garis-garis badan dalam bukaan.
Titik-titik ini kita hubungkan maka terbentuklah garis bengkok untuk melukis
pancungan pada bukaan.
B. Corong
Untuk melukis
bukaan corong, harus diingat pelajaran di muka yaitu tentang lukisan bukaan
kerucut. Pada bukaan corong dapat dilihat 2 bagian, yaitu :
a. corong
- tangkai (cerat)
Melukis bukaan corong A harus dilukis dulu keliling lingkaran besar.
Bagian garis atas dbuat busur setengah lingkaran. Busur (setengah lingkaran)
ini dibagi 6 bagian yang sama dan
terdapat titik-titik bagi 0,1,2,3,4,5, dan 6. Lingkaran dengan jari-jari PO dan PS masing-masing
berpusat di P.
Pindahkan bagian-bagian dari busur setengah
lingkaran itu pada lingkaran yang berjari PO 12 kali, maka didapatlah bukaan corong A.
Untuk bukaan
B atau ceratnya dapat dilakukan dengan cara yang sama. Harus diingat pada
bukaan ini perlu ditambahkan kampuh sambungan pada bagian yang akan disambung.
Gambar
3.10 Corong dan bukaan corong
3.3.2 Pemotongan
A. Gunting tangan
Gunting tangan dapat
dipakai untuk memotong berbagai bentuk seperti memotong lurus, lengkung,
menyudut dan lain-lain. Hasil pemotongannya baik dan dapat tepat pada ukuran.
Gunting tangan dibedakan menurut bentuk bibir potongnya yaitu lurus,
lengkung atau universal. Gunting
tongkat
kita gunakan bila memotong pelat yang
agak
tebal. Salah satu tangkai gunting dijepit pada
ragum dan pemotong dilakukan dengan dua tangan.
Gambar
3.11 Gunting tangan
Ø Cara memotong
dengan gunting tangan
- Peganglah bahan dengan tangan kiri, cukup jauh dari bibir gunting
- Bibir gunting dibuat tegak lurus tehadap bahan dan tepat pada garis lukisan
- Jari manis tangan kanan diletakkan diantara kedua tangkai gunting untuk menahan agar bibir gunting tidak terkatup seluruhnya.
- Katupkan bibir dengan menekan tangkainya; bibir jangan terkatup seluruhnya, akan merusak hasil pemotongan.
- Bila menggunting bentuk-bentuk lingkaran atau garis lengkung, pegunakan gunting dengan bibir lengkung atau universal
Gambar 3.12 Proses
pemotongan dengan gunting tangan
B. Gunting tuas atau
gunting bangku
Gunting tangan sangat praktis
untuk memotong pelat-pelat yang sangat tipis tetapi untuk memotong pelat agak
tebal kita perlukan gunting tuas.
Ø Cara memotong
dengan gunting tuas
- Letakkan pelat diantara kedua bibir gunting, garis pemotongan tepat pada pinggir bibir gunting atas
- Tahanlah pelat dengan baut penahan yang dapat diatur kemuka sehingga bibir gunting terkatup dan pelatnya terpotong.
Gambar 3.13 Gunting tuas
C. Mesin Potong Manual
Pelat
logam dapat dipotong dengan mesin atau dengan tangan. Tentu saja dengan mesin
lebih cepat. Ada beberapa jenis mesin potong yaitu mesin pemotong lurus yang
paling banyak digunakan. Mesin ini digunakan untuk pemotongan lurus dan memangkas
agar satu sisik tegak lurus terhadap lainnya. Ia dilengkapi dengan pengukur
yang dapat membatasi ukuran pelat. Dalam pemotongan, dibutuhkan satu pelat
contoh dengan ukuran yang sama dengan yang akan dipotong. Disini dapat dipotong
berbagai jenis pelat seperti pelat kaleng, pelat galvanis, pelat hitam, seng,
tembaga, aluminium, stainles dan lain-lain.
Terdiri dari meja, dua rangka penyangga, kepala, penekan, pedal injak, dua
pisau dan beberapa pembatas.Pisau
potong bawah diikat pada meja yang menahan pada saat dipotong. Pada permukaan
meja terdapat alur agar penggeseran pelat lebih mudah. Pada meja terdapat pula
celah tempat pembahas depan dijepit.jika akan memotong pelat yang lebar, maka
pembatas dengan dipsang pada lengan tambahan yang diikat baut pada meja.
Gambar 3.14 Mesin potong lurus
Pisau potong atau yang diikat pada kepala silang,
bekerja lewat tekanan pedal injak pisau ini membentuk sudut kecil terhadap
pisau potong bawah. Sehingga sisi pisau hanya sebagian kecil saja bekerja
setiap
pemotongan. Dengan demikian bidang
pemotongan setiap kali berkurang dan bersamaan dengan itu pula gaya yang diperlukan
berkurang pula.
Gambar 3.15 Pisau potong
Mesin ini hanya memotong pelat dan satu
lembar setiap pemotongan. Logam batangan, kabel, lipatan, hasil las dan
lain-lain sama sekali tidak boleh dipotong pada mesin ini. Pelat yang tebalnya
melebihi kapasitas yang ditentukan pembuat juga akan merusak bila di coba. Meja
penyangga harus dibersihkan setiap kali sebelum pemotongan, dan
bagian-bagiannya harus dilumasi secara teratur. Umumnya pelat dimasukkan dari
depan mesin, tetapi bila pelatnya panjang sekali maka lebih baik masukkan pelat
dari belakang karena hal ini akan lebih memungkinkan untuk menginjak pedal
Untuk mengoperasikan
mesin ini cukup satu orang. Bila pelat sudah terpotong maka kaki harus diangkat
dulu dari pedal injak sebelum pelat dipindahkan dari mesin. Jika pekerja ada 2
orang, maka harus ada koordinator dan saling pengertian jangan sampai ada yang
menginjak pedal sementara tangan pekerja lain berada di antara pisau.
3.3.3 Penekukan
Selembar pelat logam
dapat dibentuk dengan bengkokan pada berbagai landasan cetak. Bentuk landasan
cetak bermacam-macam sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan. Bentuk
persegi, bulat, sudut, sambungan, dan lain-lain dapat dikerjakan pada landasan
cetakan. Alat ini terutama digunakan bila mesin yang cocok untuk bentuk yang
dikehendaki tidak tersedia. Setiap orang yang terlibat dalam kerja pelat
sebaiknya mengetahui berbagai macam bentuk landasan cetak sehingga ia dapat
memilih mana yang cocok dengan pekerjaannya
Bagi
petugas kerja pelat, landasan cetak merupakan alat penting sehingga ia harus
merawat dan menjaganya agar selalu baik dan siap untuk digunakan. Biasanya permukaan
landasan letak dikeraskan. Meskipun demikian, ia tidak boleh digunakan sebagai
landasan pemahatan atau pengelingan karena untuk pekerjaan ini tersedia baja
lunak khusus.Untuk menghindari kerusakan dan kemungkinan luka dari landasan
letak sebaiknya disimpan pada tempat tersendiri. Pada lantai raknya perlu
disediakan alas yang lunak bila lantai tersebut dari logam. Tetapi bila dibuat
dari papan, tak perlu tepi untuk memudahkan kontrol dan agar rapi tempatnya
dicat menurut bentuk.
A.Dasar penekukan plat
Ø Penekukan yang diijinkan adalah bagian
ujung lengkung netral dari luas penekukan
Ø Sumbu penekukan adalah sumbu garis lurus
dimana terjadi pembentukan tekukan sesuai radius yang diijinkan (pusat dari
radius penekukan natural). Panjang dari sumbu adalah sama dengan lebar dari
benda kerja pada luas penekukan.
Ø Radius penekukan adalah
radius dari busur dalam
Ø Garis penekukan adalah
garis imajener yang dibentuk oleh tangen radius penekukan dengan permukaan
pelat bagian dalam.
Ø Sudut penekukan adalah
sudut yang terbentuk antara dua posisi ekstrim dari radius penekukan
Ø Luas penekukan adalah
luas yang tercakup oleh sudut penekukan.
Gambar 3.16 Penekukan pelat
Untuk memperkirakan panjang benda kerja
yang dibutuhkan adalah suatu kurva untuk menentukan panjang garis netral secara
teoritis ini perlu untuk menghitung penekukan yang diijinkan "A"
untuk masing-masing lekukan. Jumlah dari setiap panjang adalah "L",
dari masing-masing kaki penekukan. Seandainya "B" merupakan panjang
dari bukaan pelat maka :
B = L1 + L2
+ A
A = (R + X)
1. Penekukan pelat yang diijinkan (A), dimana R>0
α = 90°
A
= R + X)
= (R + X)
α < 90°
A = (R + X)
α < 90°
A =
(R + X)
"X" adalah jarak dari
permukaan dalam dengan garis netral, besarnya berubah-ubah tergantung pada perbandingan
ketebalan (T) yang ada terhadap radius pelipatan/penekukan (R), dimana :
R
< 2 T X = 0,33 T
R
= 2T ÷ 4T X = 0,4 T
R
> 4 T X = 0,5 T
2. Penekukan pelat yang diijinkan (A), dimana R =
0
α = 90°
A
= N
α < 90°
A =
α < 90°
A =
"N" adalah faktor
variabel yang besarnya tergantung tebal (T), dimana :
T < 1,5 N
= 0,4 T
T = 1,5 ÷ 3 mm N
= 0,45 T
T > 0,5 N = 0,5 T
B. Peralatan Penekukan
1. Pelat Meja
Pelat meja atau pemegang landasan cetak digunakan untuk menahan landasan
cetak ketika digunakan. Pada meja tersebut terdapat lubang tirus dari berbagai
ukuran. Lubang terkecil digunakan untuk gunting bangku. Pelat meja putar dapat
dipasang dalam berbagai posisi dengan bantuan penjepit. Lemari logam kecil juga
bisa berfungsi sebagai alat pelat meja dan digunakan untuk landasan cetak
tunggal.
Gambar 3.17 Macam pelat meja
2. Landasan keras dan lunak
Seperti telah dikatakan, bentuk dan ukuran landasan
cetak bermacam-macam. Landasan cetak mempunyai kaki miring yang dimasukkan pada
lubang di pelat meja. Pekerjaan dilakukan pada kepala atau tanduk landasan
cetak yang permukaannya halus dan ada yang dikeraskan. Pada gambar berikut ini diberikan berbagai macam
landasan cetak.
Gambar 3.18 Macam landasan cetak
a. Landasan cetak persegi mempunyai kepala persegi dan digunakan untuk mengerjakan bentuk yang umum.
Terdiri dari tiga macam yaitu pembentuk tembaga yang mempunyai satu ujung
bulat, persegi bersudut yang menjarak jauh,
dan bentuk persegi biasa. Seberapa diantaranya dibuat tirus agar
dapat digunakan untuk berbagai jenis dan ukuran pekerjaan.
b. Landasan
cetak kapak mempunyai kepala yang berbentuk tajam,
lurus, dan dikeraskan. Digunakan untuk membuat bentuk yang tajam, bengkokan
lancip, dan untuk lipatan. Alat
ini juga dapat berfungsi sebagai landasan dalam membuat flens atau bentuk ekor
burung.
c. Landasan cetak pengerut mempunyai satu tanduk kronis untuk membentuk benda kerja konis. Tanduk
yang lain dibuat beralur pekerjaan-pekerjaan berputar, kawat bulat dan
pekerjaan melengkung lainnya.
d. Landasan cetak dasar mempunyai kepala berbentuk baling-baling berguna untuk melipat atau
membengkokkan bagian dasar benda kerja bulat. Landasan pengantar mempunyai dua
tanduk berbentuk silinder dengan diameter yang berbeda. Digunakan dalam
melipat, membentuk, dan menggiling benda kerja berbentuk pipa. Landasan cetak
jarum mempunyai dua kepala yang kecil ramping bulat dan berguna untuk pipa
kecil dan kawat, sedangkan satu lagi berbentuk segi empat untuk kerja persegi.
e. Landasan cetak trompet mempunyai dua tanduk dengan tirus berbeda. Tanduk meja yang satu mempunyai
tirus yang tajam, sedangkan yang satu lagi lebih ramping. Landasan cetak bentuk
lilin mempunyai tanduk besar serba guna sedangkan tanduk kecil digunakan untuk
tabung pipa dan lain-lain. Landasan cetak paruh mempunyai satu tanduk persegi
tirus dan lain berbentuk bulat tirus, alat ini dapat digunakan untuk hampir
semua jenis pekerjaan yaitu membentuk bulat persegi kelingan dan lain-lain.
f. Landasan cetak lipatan ganda terdiri dari 2 macam yang pertama lebih kecil yang digunakan untuk
pekerjaan lipatan ganda bulat. Alat ini mempunyai dua tanduk yang panjang.
Jenis kedua adalah untuk pekerjaan lipatan ganda besar dan kelingan. Terdiri
dari 4 kepala dan 2 tanduk yang apat diganti-ganti dan dipasang pada pelat meja
vertikal atau horizontal untuk pengelingan atau pekerjaan lainnya.
g. Landasan cetak mandrel berlubang rata mempunyai baut pada alur sehingga memungkinkan
diikat dengan kuat pada meja. Dengan bentuk bulat atau persegi berguna untuk
lipatan, kelingan, atau pembentukan lain. Ukurannya dari 1 meter sampai 1,5 m.
landasan cetak mandrel pejal mempunyai dua tanduk bulat dan persegi sehingga
bisa untuk pekerjaan bulat dan persegi. Ukurannya 1 m, 0,75 m, 0,875 m.
h. Landasan cetak
kepala bulat biasanya
digunakan untuk pekerjaan khusus pelat yang akan dibentuk radius. Kebanyakan
landasan cetak yang telah dijelaskan di atas dapat dipasang pada pemegang
universal.
3.3.4 Penyambungan
A. Pengelingan
Pada pekerjaan
mengeling biasa digunakan alat-alat kelingan khusus seperti batang perapat, batang penahan kepala, batang
pembentuk kepala, kepala palu dan
sebagainya. Batang perapat digunakan
untuk merapatkan dua potong logam pelat yang akan disambungkan dengan jalan
dikeliling. Setiap batang perapat pada bagian alasnya mempunyai lubang yang
ukurannya sesuai dengan ukuran paku keling yang digunakan. Alat pengeling yang
disebut batang penahan kepala,
digunakan untuk menahan kepala paku keling pada waktu mengeling. Batang pembentuk kepala digunakan untuk
membentuk atau menghaluskan kepala pengikat yang telah dibentuk dan sedikit
dibulatkan oleh kepala palu. Setiap
alat ini di bagian atasnya dibuat cekung dan ukurannya sesuai dengan ukuran
kepala paku keling yang dipergunakan.
Kesalahan pada
pesiapan mengeling diantaranya pinggiran lubang dan beram tidak dibersihkan.
Hal ini akan mengakibatkan hasil pengelingan tidak akan rapat. Agar hal tersebut
tidak terjadi, beram dan pinggiran lubang harus dibersihkan dahulu.
Batang pakunya pada saat dipukul mengembang dan mengakibatkan kedua
pelatnya mengembang. Hal ini disebabkan oleh lubang pada kedua pelat mempunyai persink
yang tidak memadai. Perlu diperhatikan bahwa lubang antara harus
dibersihkan seperlunya dan jangan dipersink.
Kedudukan lubang tidak sejalan dan paku
keling tidak tegak lurus. Dalam keadaan demikian saat pembentukan kepala penutupnya akan
mengakibatkan beban pembengkokan pada paku sangat besar dan menghasilkan
sambungan kelingan yang tidak baik serta tidak mempunyai kekuatan.
Kedua logam pelat yang akan disambungkan
dalam keadaan renggang, sehingga pada saat pemukulan, pakunya akan mengembang pada celah-celah
diantara kedua logam. Agar tidak terjadi hal demikian batang paku dan logam
pelat dirapatkan dahulu dengan batang penarik
Paku keling jenis Pop ini digunakan bila kebocoran tak perlu
diperhatikan. Sistem ini membenarkan sambungan yang dibuat dengan harga murah
dan tersedia pada bahan baja, aluminium, dan monel. Paku keling pop dapat
digunakan dengan sangat efektif pada pelat tipis, tetapi pada pelat tebal tidak
disarankan digunakan. Paling banyak digunakan pada sambungan rata, yang
kepalanya hanya pada satu sisi saja. Ukuran diameter paku keling pop pada
umumnya 2,4; 2,8; 3,2; 4,8; dan 6,4 mm dengan kepala bulat.
Gambar 3.19 Paku keling pop
Alat pengeling atau pembentuk kepala paku keling tersedia dalam
berbagai ukuran sesuai dengan paku keling pop. Alat ini biasanya mempunyai 2
posisi penarikan dan penyetel rahang penjepit luar
Gambar 3.20 Alat pengeling
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengelingan, sebagai berikut :
- Pilihlah ukuran hidung pengeling yang sesuai dengan ukuran diameter paku keling
- Masukkan batang mandrel pada hidung sedalam mungkin
- Masukkan paku keling pada lubang pelat yang akan dikeling
- Tekan pengangan pengeling beberapa kali hingga batang mandrel terputus
- Hasil pengelingan dapat dilihat. Bila ingin membuka kelingan, dapat dibor dengan ukuran diameter yang sama dengan paku keling atau dengan memotong kepala paku keling dengan pahat dan palu.
B. Las Titik (spot welding)
Las titik digunakan
untuk menyambung dua buah pelat yang mana hal ini merupakan merupakan
perkembangan yang lebih maju dari sambungan pelat dengan paku keling. Mesin las titik yang umum digunakan adalah
:
1. Mesin las titik dengan pengoperasian pakai
tangan (hand operated). Biasanya
tanpa pendingin air
Gambar 3.21 las titik
2. Mesin las titik dengan pendingin
air memiliki kekuatan lebih besar lagi (pelat yang kan disambung lebih tebal).
Umumnya mesin las titik dilengkapi dengan
beberapa alat pengatur seperti :
1. Pengatur arus
Ø Perhatikanlah mesin sebelum pengaturan arus dilakukan
Ø Perhatikan data-data pengaturan arus yang terdapat pada mesin untuk
setiap tebal bahan , arusnya berbeda-beda
Ø Aturlah arus sesuai dengan yang diperlukan dengan cara menghubungkan
kontak sumbat (shorting plug) sesuai
dengan petunjuk pada data pengaturan. Ada pula mesin las titik yang dilengkapi dengan sakelar pengatur arus.
Ø Dalam pengaturan arus pada mesin las
titik, tergantung dari tipe mesin las titik yang digunakan.
2. Pengatur waktu
Yang dimaksud
dengan pengatur waktu disini adalah mengatur lamanya waktu melakukan penekanan.
Ø Perhatikan data-data pengaturan waktu, carilah angka-angka yang
sesuai dengan tebal bahan yang akan di las
Ø Putarlah tombol pengatur, pehatikan penunjukan skalanya sampai
menunjuk angka yang dikehendaki
Ø Tidak semua tipe mesin las titik dilengkapi tombol pengatur waktu.
3. Pengatur kuatnya penekanan elektroda
Cara kerja pengatur kuatnya penekanan elektroda ini biasanya secara
mekanik yang dilengkapi dengan pegas dan
mur pengencang.
Elektroda dibuat
dari bahan tembaga, paduan tembaga, atau bahan lain yang lebih keras seperti
tungsten. Pada mesin las titik yang besar waktu bekerja elektroda-elektrodanya
didinginkan dengan sirkulasi air.
Permukaan ujung-ujung elektroda harus rata dan mempunyai ukuran
antara 5 ÷ 10 mm. Kerusakan pada ujung-ujung ini dapat diperbaiki dengan jalan
mengikir. Elektroda-elektroda
dibuat dalam berbagai bentuk disesuaikan dengan keperluan las titik.
Dalam
pemasangan elektroda yang harus dipilih bentuk elektroda yang sesuai untuk
pengelasan yang akan dilakukan, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
Ø Pasanglah elektroda itu pada lengan pemegangnya
Ø Pengelasan yang salah tidak ada gunanya
sama sekali
Ø Aturlah kedudukan elektroda hingga tepat
yakni dengan mencoba waktu mesin dalam keadaan tidak berfungsi
Untuk cara pengelasannya adalah sebagai berikut :
Ø Bersihkan dahulu bagian-bagian pelat yang akan di las
Ø Jepitlah pelat-pelat itu dengan penjepit
"C" atau pemjepit lain
Ø Cobalah dahulu apakah pemasangan
elektrodanya sudah tepat betul untuk pengerjaan itu, sedangkan mesin dalam
keadaan tidak beroperasi
Ø Periksalah pengaturan arusnya, apakah
sesuai dengan tebal bahan yang akan di las
Ø Periksalah juga pengaturan waktunya
Ø Hidupkan mesin las, perhatikan sistem
pedinginannya berjalan dengan baik
Ø Tempatkan pelat yang akan di las diantara kedua elektroda, lakukan
pengelasan kedua ujung pelat yang dekat penjepit dengan cara menginjak pedal
kebawah pegang benda kerja atau pelat.
Ø Lepaskan penjepit-penjepitnya, oleh karena kedua las titik diatas
sudah dapat menggantikannya
Catatan :
1. Bila benda kerja sulit dijepit, bagian yang akan di las dapat
dipegang dengan tangan yang bersarung kulit.
2. Bagian-bagian yang sedang di las hendaknya jangan sampai bergerak,
maka jepitannya harus betul-betul kokoh
3. Bagian pengelasan titik ditempat yang tidak tercapai elektroda
lurus harus digunakan elektroda bentuk khusus
4. Bagian lain dari benda kerja jangan menyentuh tangkai elektroda
5. Supaya titik las tersebut teratur dan baik berikanlah tanda-tanda
C. Sambungan pateri
Pematerian biasanya
digunakan terutama untuk mencegah kebocoran-kebocoran pada sambungan (pada
sambungan lipat), tetapi juga digunakan untuk sambungan-sambungan tumpang pada
benda-benda kerja yang tidak memerlukan kekuatan tarik besar.
1. Jenis-jenis alat pemateri/solder
Jenis alat pemateri banyak macamnya
dibedakan berdasarkan sumber panasnya (pemanasnya), dengan menggunakan listrik,
dan ada yang menggunakan bahan bakar (padat, cair, dan gas)
Gambar 3.22 Batang pemanas listrik dan bahan bakar
2. Macam-macam pemanas alat pemateri
Alat-alat
pemanas dibawah ini digunakan untuk memanasi alat pemateri yang sederhana.
Pemanas yang dipergunakan dalam pekerjaan pemateri lunak. Bahan bakar yang dipergunakan untuk alat pemanas
ini ialah bahan bakar padat seperti batang kayu
Gambar 3.23 Pemanas
dengan bahan bakar padat
Alat pemanas ini menggunakan bahan bakar cair
seperti premium, spritus, dan minyak tanah. Alat pemanas ini dipergunakan untuk
memanaskan alat pemantri yang langsung atau tidak langsung
Gambar 3.24 Pemanas
dengan bahan bakar cair
Alat pemanas ini menggunakan bahan bakar gas yang disalurkan melalui
pipa, besar kecilnya api pemanas ini bisa diatasi dengan cara mengatur
pengeluaran gas.
Gambar 3.25 Pemanas
dengan bahan bakar gas
3. Cara memateri
a.. Bersihkan bagian pelat
yang akan disambung dengan sikat kawat atau dengan kikir.
b.. Panaskan batang pemateri
pada alat pemanas listrik, pemanas arang, pemanas gas atau pemanas minyak
c. Letakkan
benda kerja di atas bangku kerja, pulaslah bagian sambungan yang akan dipateri
dengan pasta pateri atau air keras untuk membersihkan lagi bagian itu sehingga
pateri dapat menempel dengan baik.
d. Kenakan
ujung batang pemateri pada timah yang akan cair bila batang sudah panas dan
menempel pada ujung batang.
e. Kenakan
ujung batang yang telah bertimah tadi pada sambungan, kemudian tarik arah
mundur atau maju, tapi jangan maju mundur.
f. Selama menarik batang, sambungan dirapatkan
dengan kayu atau penekan yang lain.
g. Bila batang pemateri mulai dingin, dipanaskan
lagi. Pekerjaan selanjutnya diteruskan seperti di atas
Catatan :
- Untuk sambungan yang
panjang, sebelum dipateri hendaknya dicatat (pateri catat) dahulu pada
jarak-jarak tertentu.
- Bila batang cukup panas, tapi timah sulit menempel, menandakan
bahwa sambungan masih kotor. Bersihkan atau pulaslah sambungan sekali lagi
dengan pasta peteri
4. Teknik memateri
Alat pemateri terdiri dari baut tembaga, batang dan
gagang. Gagangnya dibuat dari kayu. Untuk dapat memateri alat ini harus cukup
panas. Baut dibuat dari tembaga, karena logam ini mempunyai sifat konduksi
panas yang baik. Bentuk ujung baut mempunyai 2 macam bentuk yaitu; mata lurus
untuk pekerjaan umum dan mata kait untuk memateri pelat logam tipis.
- Cara mengambil bahan pelindung pada cawan
- Sebagai bahan untuk pateri
lunak biasa kita gunakan (seperti : sal amoniak, resin, dan air keras)
- Cara mengambil timah untuk dipaterikan
(disolderkan) dalam keadaan panas-mencair
- Pemberian bahan pelindung pada permukaan yang akan dipateri
- Ujung baut pemateri (logam tembaga) harus betul-betul bersih dan
licin
- Ujung baut dapat dibersihkan dengan kikir atau digosokkan pada
bata merah
- Baut pemateri dipanaskan
sampai ujung tembaga berubah
warnanya menghijau kecoklat-coklatan. Celupkan
dulu kedalam pembantu, selanjutnya oleskan pada timah.
Baut pemateri jangan terlalu panas karena pateri akan
terlalu encer dan tidak akan menempel.
- Pemberian
timah yang baik adalah yang rata pada keempat bidang ujung baut pemateri.
- Sebelum melakukan pematerian, bersihkan dulu permukaan
yang akan dipateri
- Oleskan bahan pembantu dengan kuas sampai rata
5.
Memateri sambungan lidah
- Siapkan bentuk sambungan lidah yang diinginkan
- Bersihkan bidang yang akan disorder
- Berilah bahan pembantu pada bagian sambungan
- Panaskan tembaga pemateri
- Berikan
butir-butir pateri pada bagian yang akan disambung
- Tekan
ujung tembaga pemanas
pada bahan pateri
hingga pateri mencair dan mengalir kedalam sambungan
- Bahan pateri harus mengisi penuh celah-celah
sambungan
Gambar 3.26 Proses
memateri sambungan lidah
6. Memateri dengan
tekanan
- Bagian
yang akan disambung diberi lapisan timah cair lebih dahulu
- Tumpangkan
kedua bagian demikian rupa sehingga muka yang berlapis timah berhadapan dan
bagian atasnya ditekan dengan baut/batang pemanas
- Sambungan ditekan sampai dingin
Gambar 3.27 Proses
memateri dengan tekanan
3.4 Pemipaan
Seorang pekerja pipa selain mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan cara mempergunakan peralatan dengan aman, ia harus juga mengetahui
bahan-bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan pipa. Suatu hasil pekerjaan tidak akan ada artinya
bila menggunakan bahan yang salah. Untuk
itulah pengetahuan tentang bahan-bahan yang dipergunakan untuk suatu pekerjaan
menjadi sangat penting. Pengetahuan
mengenai bahan-bahan yang dipergunakan pada pekerjaan pipa / plumbing
meliputi jenis dan fungsi pipa, alat penyambung, katup serta peralatan saniter.
Penyambungan dengan
sistem ulir biasanya dilakukan pada pipa-pipa yang mempunyai ukuran diameter
2" ke bawah. Pipa-pipa itu disambungkan satu sama lain dengan sistem
uliran dengan bantuan komponen-komponen penyambung (fitting) hingga
merupakan suatu instalasi
3.4.1 Jenis
Pipa
Jenis pipa yang umum digunakan pada pekerjaan pipa baik di dalam
bangunan maupun di luar bangunan adalah pipa
galvanis, pipa besi tuang, pipa baja, pipa tembaga dan pipa PVC.
A.Pipa Galvanis
Pipa galvanis adalah pipa besi lunak
yang dilapisi dengan timah. Ada dua cara pelapisan
adalah pipa besi dicelupkan ke dalam suatu bak berisi cairan asam untuk
pembersihan, kemudian dicelupkan lagi dalam suatu bak yang berisi cairan timah
dengan temperatur 465º C. Cara lainnya
adalah dengan proses pelapisan logam (elektro- plating). Selama pipa galvanis terlapis timah, pipa
akan tahan terhadap karat. Seperti diketahui timah adalah suatu bahan yang
mempunyai daya tahan tinggi terhadap karat.
Apabila kualitas
pelapisan sempurna, pipa galvanis akan tahan terhadap karat hingga 10
tahun. Akan tetapi bila lapisan timahnya
rusak atau terkelupas akibat pengelasan, Penguliraan atau proses lain sehingga
kelihatan lapisan besinya, pipa galvanis akan cepat berkarat.
Pipa galvanis diproduksi
dengan berbagai ukuran, baik diameter maupun ketebalan dindingnya, disesuaikan
dengan kegunaannya. Ukuran yang umum
dipergunakan dan banyak terdapat dipasaran adalah pipa dengan diameter ;
½" , ¾", 1", 1¼", 1½", 2", 2½", 3" dan
4" dengan ukuran panjang standar adalah 6 m.
Tabel 3.1 Dimensi
dari pipa galvanis yang ada di pasaran
Ukuran Pipa
(inchi)
|
Diameter Luar
(inchi)
|
Tebal Dinding
(inchi)
|
Diameter Dalam
(inchi)
|
½
|
0.840
|
0,109
|
0,662
|
¾
|
1,050
|
0,113
|
0,824
|
1
|
1,315
|
0,133
|
1,049
|
1¼
|
1,660
|
0,140
|
1,380
|
1½
|
1,900
|
0,145
|
1,610
|
2
|
2,375
|
0,154
|
2,067
|
2½
|
2,875
|
0,203
|
2,469
|
3
|
3,500
|
0,216
|
3,068
|
4
|
4,000
|
0,226
|
3,548
|
Tabel 3.2 Hubungan
antara jumlah ulir dengan panjang ulir
Diameter pipa
(inchi)
|
Jumlah ulir
per inchi
|
Panjang ulir
(mm)
|
½
|
14
|
19
|
¾
|
14
|
19
|
1
|
11½
|
22
|
1¼
|
11½
|
25
|
1½
|
11½
|
25
|
2
|
11½
|
25
|
2½
|
8
|
38
|
3
|
8
|
38
|
4
|
8
|
41
|
B. Pipa Besi Tuang
Pipa besi tuang
dalam pekerjaan pipa/plumbing digunakan untuk instalasi air bersih dan air
kotor, baik dipasang di dalam atau di luar gedung serta diatas maupun ditanam
dalam tanah. Pipa besi tuang diproduksi dengan ukuran diameter 2"
sampai 15" dengan panjang 3 meter dan 6 meter. Keuntungan pipa besi tuang adalah terbuat
dari bahan yang kuat, tidak menyerap air, tidak berisik bila di aliri air. Kerugiannya adalah bahan yang berat, sehingga
harus diperhitungkan apabila dipasang dalam gedung, bila kurang hati-hati dalam
mengulir dapat menimbulkan keretakan atau pecah
C.
Pipa tembaga
Pipa tembaga dalam pekerjaan pipa dipakai untuk
instalasi air bersih, terutama untuk instalasi air panas, karena tembaga
merupakan penghantar panas yang baik, ringan, mudah disambung, tahan terhadap
karat. Pipa tembaga dibedakan atas pipa
tembag keras dan pipa tembaga lunak. Pipa tembaga keras diproduksi bentuk
batangan dengan penjang 5 sampai 6 meter.
Pipa tembaga lunak diproduksi disamping dalam bentuk batangan dengan
panjang 5 sampai 6 meter, juga dalam bentuk rol dengan panjang diatas 5 meter.
Tabel 3.3 Dimensi dari pada pipa tembaga
Diameter dalam
(mm)
|
Diameter luar
(mm)
|
Berat jenis
(m/kg)
|
13
|
15
|
0,360
|
19
|
21
|
0,530
|
25
|
27
|
0,695
|
32
|
35
|
0,950
|
40
|
44
|
1,120
|
50
|
54
|
1,370
|
D.
Pipa PVC
Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride)
dalam pekerjaan pipa dipergunakan untuk instalasi air bersih maupun air
kotor. Pipa PVC dibagi dalam 4 (empat)
kelas, yaitu :
1.
Kelas AW (VP) dengan tekanan
kerja 10 kg/cm2
2.
Kelas AZ dengan tekanan kerja 8 kg/cm2
3. Kelas D (VU) dengan tekanan kerja 5 kg/cm2
4. Kelas C untuk saluran kabel listrik.
Panjang standar pipa PVC adalah 4 meter dan 6 meter per
batang. Pipa PVC kelas AW (VP) dan AZ
digunakan utnuk instalasi air bersih, saluran pembuangan, irigasi, pembuangan
dan ventilasi pada gedung, saluran bahan kimia dan sprinkler. Pipa PVC kelas AZ dan D (VU) digunakan untuk
pembuangan, irigasi, pembuangan pabrik, pembuangan pada jalan raya, pembuangan
pada bangunan. Pipa
PVC kelas C digunakan utnuk instalsi listrik dan penerangan
Tabel 3.4 Pipa PVC kelas AW (VP
saluran air bertekanan 10 kg/cm2)
Ukuran Nominal
|
Diameter Luar (mm)
|
Toleransi diameter luar (mm)
|
Tebal dinding minimum (mm)
|
Toleransi tebal dinding (mm)
|
|
(inchi)
|
(mm)
|
||||
½
¾
1
1¼
1½
2
2½
3
4
5
6
8
10
12
|
16
20
25
30
40
50
65
75
100
125
150
200
250
300
|
22
26
32
38
48
60
76
89
114
140
165
216
267
318
|
±
0.20
±
0,20
±
0,20
±
0,30
±
0,30
±
0,40
±
0,50
±
0,50
±
0,60
±
0,80
±
1,00
±
1,30
±
1,60
±
1,90
|
2,7
2,7
3,1
3,1
3,6
4,1
4,1
5,5
6,6
7,0
8,9
10,3
12,7
15,1
|
+
0,6
+
0,6
+ 0,8 + 0,8 + 0,8 + 0,8 + 0,8 + 0,8 + 1,0 + 1,0 + 1,4 + 1,4 + 1,8 + 2,2 |
Adapun
sifat-sifat fisika dari pipa PVC adalah :
Ø Tidak menghambat aliran air
Permukaan yang licin mengurangi hambatan dan penimbunan
kotoran-kotoran seperti pipa lain
Ø Anti karat, tahan terhadap zat-zat kimia
Pipa PVC sifatnya
anti karat, serta dapat tahan terhadap hampir semua zat-zat
kimia seperti larutan asam, alkali, minyak, garam dan lain-lain.
Tabel 3.5 Pipa PVC kelas AZ ( saluran
air bertekanan 8 kg/cm2)
Ukuran
Nominal
|
Diameter
Luar (mm)
|
Toleransi
diameter luar (mm)
|
Tebal
dinding minimum (mm)
|
Toleransi
tebal dinding (mm)
|
|
(inchi)
|
(mm)
|
||||
½
¾
1
1¼
1½
2
2½
3
4
5
6
8
10
|
16
20
25
30
40
50
65
75
100
125
150
200
250
|
22
26
32
38
48
60
76
89
114
140
165
216
267
|
± 0.20
± 0,20
± 0,20
± 0,30
± 0,30
± 0,40
± 0,50
± 0,50
± 0,60
± 0,80
± 1,00
± 1,30
± 1,60
|
2,25
2,25
2,70
2,70
2,70
3,15
3,15
4,05
4,05
5,40
6,40
8,40
10,00
|
+ 0,5
+ 0,5
+ 0,6 + 0,6 + 0,6 + 0,7 + 0,7 + 0,8 + 0,8 + 0,8 + 1,0 + 1,2 + 1,4 |
Tabel 3.6 Pipa PVC kelas D (VU saluran pembuangan
tekanan 5 kg/cm2)
Ukuran Nominal
|
Diameter
Luar (mm)
|
Toleransi
diameter luar (mm)
|
Tebal
dinding minimum (mm)
|
Toleransi
tebal dinding (mm)
|
|
(inchi)
|
(mm)
|
||||
½
2
2½
3
4
6
8
10
|
40
50
65
75
100
150
200
250
|
48
60
76
89
114
165
216
267
|
± 0.20
± 0,20
± 0,30
± 0,30
± 0,40
± 0,60
± 0,80
± 1,00
|
1,8
1,8
2,2
2,7
3,1
5,1
6,5
7,8
|
+ 0,4
+ 0,4
+ 0,6 + 0,6 + 0,8 + 0,8 + 1,0 + 1,2 |
Tabel
3.7 Pipa PVC kelas C (saluran kabel)
Ukuran Nominal
|
Diameter
Luar (mm)
|
Toleransi
diameter luar (mm)
|
Tebal
dinding minimum (mm)
|
Toleransi
tebal dinding (mm)
|
|
(inchi)
|
(mm)
|
||||
3/8
¾
1
1¼
1½
2
|
14
19
23
29
35
40
|
17
22
26
32
38
50
|
±
0.20
±
0,20
±
0,20
±
0,20
±
0,20
±
0,20
|
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,8
|
+
0,3
+
0,3
+ 0,3 + 0,3 + 0,3 + 0,3 |
Untuk menentukan panjang pemotongan pipa dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Ujung
ke ujung (End to end)
Jika di dalam gambar kerja ukuran panjang pipa dinyatakan dengan sistem
ujung ke ujung (end to end) maka ukuran panjang pipa yang harus dipotong tidak
perlu lagi dihitung
Gambar 3.28
Ukuran ujung ke
ujung pipa
2. Pusat ke pusat alat sambung (Centre to centre)
Gambar 3.29 Ukuran pusat ke pusat alat sambung pipa
3.
Pusat alat sambung ke ujung
pipa (Centre to end)
Gambar 3.30 Ukuran pusat alat sambung ke ujung pipa
Apabila ukuran panjang pipa itu dinyatakan menurut sistem centre to end atau centre to centre, maka sebelum melakukan pemotongan pipa harus
dihitung terlebih dahulu.
Untuk dapat
menghitung panjang pemotongan, harus mengetahui faktor kelonggaran dari jenis
komponen penyambung.
Gambar 3.31
Faktor - faktor
kelonggaran dari jenis komponen penyambung
Berikut contoh perhitungan sistem End to Centre (E - C), dimana harga A = 1", dan
T = "
(harga A dan T dapat dilihat pada lampiran tabel …)
Faktor kelonggaran (F) = A – T = 1" - "
= "
Panjang pipa yang harus dipotong =
3`10" - " =
3’9"
Gambar 3.32 Ukuran dari sistem End to Centre
Contoh berikutnya untuk perhitungan sistem
Centre to Centre (C – C), dimana harga A = 1" dan
T = ".
Adapun harga faktor kelonggarannya (F)
adalah A – T = 1" - " = "
Jadi panjang pipa yang harus dipotong = 3`10" – 2 (") =
3`10" - 1" =
3`8"
Gambar 3.33 Ukuran dari sistem Centre to Centre
3.4.2 Komponen penyambung (fittings)
Bentuk komponen penyambung disesuaikan dengan alirannya, baik aliran
masuk maupun aliran keluar (buangan). Untuk aliran masuk antara komponen
penyambung dengan pipanya dihindari terjadinya ketidaklancaran aliran kotoran (sewage flow) akibat adanya offset
(selisih ukuran antara sambungan dengan pipa). Sedangkan untuk aliran buangan,
titik pertemuan antara pipa dengan sambungan permukaannya halus (smooth) tidak akan menghambat aliran,
yang terpenting adalah kemiringan yang terjadi sebesar 1/4" per foot dari
titik sumbunya
Gambar 3.34 Aliran masuk dan keluar
Ø Komponen penyambung bengkokan ("Elbows")
Terdiri dari 2 macam, yaitu : 90
derajat L, dan 45 derajat L
Gambar 3.35 Bengkokan ("Elbows")
- Bengkokan pemerkecil aliran dengan ulir luar dan dalam ("90 Degree Street L")
- Bengkokan pemerkecil aliran ("90 Degree Reducing L")
- Bengkokan yang dilengkapi dengan dudukan pengikat ("Drop Ear L")
Gambar 3.36 Macam Bengkokan 90 derajat
Ø Komponen penyambung bercabang 3 ("T")
a. Komponen penyambung "T" dengan
ukuran saluran pengeluaran yang sama.
b. Komponen penyambung T dengan ukuran
saluran pengeluaran berbeda ("Reducing T")
Gambar 3.37 Macam Sambungan T
Ø Komponen penyambung kopeling
a.
Kopeling dengan saluran
pengeluarannya sama
b.
Kopeling untuk pemerkecil
aliran ("Couplings Reducing")
c. Kopeling pipa dengan mur ("Unions")
Gambar 3.38 Macam Penyambung Kopeling
Ø Komponen penyambung nipel
- Nipel pendek untuk sambungan rapat ("Close Nipple")
- Nipel yang berukuran sedang berulir di kedua ujungnya ("Shoulder Nipple")
- Nipel yang berukuran panjang, yang berulir di kedua ujungnya ("Long Nipple")
Gambar 3.39 Macam Sambungan Nipel
Ø Komponen penyumbat, penutup, dan bushing
a.
Sumbat pipa ("Pipe Plug")
Sumbat pipa ini mempunyai ulir luar digunakan untuk
menutup dan membuka komponen penyambung yang lainnya.
b.
Penutup pipa ("Cop")
Penutup pipa ini mempunyai ulir dalam digunakan untuk
menutup ujung pipa atau nipel pipa.
c.
Bushing
Mempunyai ulir dalam dan ulir luar.
Digunakan untuk menghubungkan pipa dengan komponen penyambung yang lebih besar
Gambar 3.40 Pipe Plug, Cop, dan Bushing
Ø Komponen penyambung khusus
a.
Adapter
Digunakan untuk
menyambung antara komponen penyambung pipa galvanis dengan pipa tembaga.
b. Elbow adapter
c. Drop Ear Elbow Adapter
Gambar 3.41 Macam Penyambung Khusus
3.4.3 Peralatan pemotong
Setelah melakukan perhitungan
terhadap kebutuhan pipa yang akan digunakan, lalu dilanjutkan dengan proses pemotongan
terhadap pipa tersebut. Peralatan pemotong pipa yang sering digunakan adalah
gergaji tangan dan pipe cutter, bila
memotong dengan gergaji tangan, kedudukan daun gergaji harus tegak lurus
terhadap panjang pipa. Sedangkan menggunakan pipe cutter, harus diatur pada
pipa yang akan dipotong, dan dikencangkan hingga kedua rol dan pisau menjepit
pipa.
3.42 Pemotong gergaji tangan dan pipe
cutter
Pipa yang telah
dipotong harus dibersihkan dari beram baik dibagian dalam maupun di bagian
luar. Pipa bagian luar
dibersihkan dengan menggunakan kikir bentuk rata (plat) segi empat.
Membersihkan beram pada bagian dalam pipa menggunakan "burring reamer" atau menggunakan
kikir setengah bulat.
3.4.4 Penguliran
Proses membuat
ulir dilakukan melalui tahapan-tahapan, yaitu persiapan penguliran, memasang
alat pembuat ulir (sniy), dan
penguliran itu sendiri.
Bagian ujung pipa yang akan diulir dikikir
miring (chamfer) untuk memudahkan
masuknya alat pembuat ulir (sniy).
Alat pengulir ini mempunyai gigi pengulir yang dapat dilepas dan diganti sesuai
dengan besar kecilnya diameter pipa yang akan diulir. Gigi pengulir ini
tiap-tiap ukuran merupakan satu rangkaian yang terdiri dari 4 buah, yang
masing-masing diberi nomor urut 1, 2, 3, dan 4.
Gambar 3.43 Gigi pengulir
Memasang gigi
pengulir harus tepat pada lubangnya dengan cara mencocokkan nomor yang ada pada
gigi pengulir dengan nomor yang ada pada rumah pengulir, kemudian dikunci
hingga terpasang kokoh.
Gambar 3.44 Rumah gigi pengulir
Pipa yang akan diulir dijepit pada ragum pipa dengan kuat agar pipa
tidak berputar. Ketika dibuat ulir dan ujung pipa ditonjolkan kira-kira 13 ÷ 15
cm.
Ujung pipa dimasukkan ke mulut rumah gigi pengulir dengan hati-hati
dan diusahakan jangan sampai miring. Bidang muka alat pengulir harus tegak
lurus pada pipa, kemudian pengarah dikencangkan hingga menjepit pipa
Gambar 3.45
Pencekaman pipa
dan pemasangan alat pengulir
Alat pengulir diputar searah jarum jam
sambil ditekan. Pemutaran alat pengulir dilakukan secara perlahan-lahan dengan
gerakan yang teratur.
Oli pemotong yang memadai harus diberikan
untuk meningkatkan efisiensi pemotongan. Pemutaran alat pengulir dihentikan
ketika sisi bagian dalam dari gigi pengulir telah sampai batas penguliran.
Pengarah putaran dibalik dan alat pengulir diputar berlawanan arah putaran
semula untuk mematahkan beram (chip).
Kemudian alat pengulir disetel kembali
untuk pemakanan kedua dan selanjutnya hingga garis indeks segaris dengan tanda
dari besar diameter pipa yang diulir pada permukaan alat pengulir
Gambar
3.46 Proses penguliran
Diskusi
Jawablah
pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan secara singkat, apa perbedaan antara
pekerjaan pelat dengan pekerjaan pipa !
2. Proses
untuk mewujudkan suatu barang dalam pekerjaan pelat dapat dilakukan dalam
beberapa kelompok urutan pekerjaan , sebutkan dan jelaskan kelompok urutan
pekerjaan tersebut !
3. Pada proses penyambungan dengan pateri
bahan-bahan apa saja yang digunakan, jelaskan !
4. Sebutkan macam-macam pipa yang digunakan pada
proses pemipaan dan jelaskan penggunaan masing-masing pipa tersebut !
5. Sebutkan dan jelaskan jenis komponen
penyambungan yang digunakan dalam suatu instalasi pemipaan !
6. Apa yang dimaksud dengan burring reamer, dan pipe
cutter ?
7. Bolehkan nomor-nomor pada gigi pengulir
ditukar, jelaskan !
8. Menganut sistem apa untuk menghitung panjang
pipa yang digunakan pada proses pemipaan ?, jelaskan cara menghitungnya !
Rangkuman
Dalam
mewujudkan suatu benda atau barang dengan menggunakan bahan pelat maupun pipa dimulai
dengan merancang dahulu, lalu diwujudkan dengan penggambaran sesuai dengan yang
diinginkan, dan dilanjutkan dengan penghitungan terhadap bahan dasar yang
digunakan. Selain itu peralatan yang digunakan pada pekerjaan pelat maupun
pemipaan merupakan sarana penentuan lainnya yang harus diketahui dan dipahami
dengan baik. Sehingga pengelompokan urutan pekerjaan sangat mutlak harus
dilakukan dalam pekerjaan pelat dan pemipaan.
3.1
Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi peralatan pada
kerja pelat dan pemipaan secara benar.
3.2 Pendahuluan
Kerja pelat adalah pekerjaan membentuk
dan menyambung logam lembaran sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Ada du golongan dalam
kerja pelat berdasarkan atas tebal tipisnya pelat yang digunakan, yaitu : kerja
lembaran tipis (sheet metal work) dan
kerja pelat tebal (plate work).
Sheet metal work, sebagai contoh : pembuatan lemari (tool cabinet), saluran gas/udara (duct), alat-alat rumah tangga, koroseri
mobil dan lain sebagainya, plate work
misalnya : pembuatan tangki-tangki atau tangki bahan bakar, pembuatan geladak
konstruksi kapal. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkan
bentuk-bentuk pekerjaan yang tersebut diatas, meliputi : melukis atau
menggambar bukaan, memotong, melubangi, membentuk (meliputi menekuk, melipat,
dan mengawat), menyambung (jenis sambungan; baut dan
mur, lipat, keling, pateri, dan las titik), dan menguat tepi (meliputi:
penguatan tepi dengan kawat, dengan lipatan, dan dengan alur yang dapat
dilakukan baik untuk tepi maupun untuk badan).
Pemipaan (plumbing) adalah pekerjaan merangkai
atau meyambung pipa sesuai gambar atau bentuk yang diinginkan dengan
menggunakan sambungan-sambungan khusus sesuai kebutuhan dan jenis pipa. Jenis
pipa yang umum digunakan pada pekerjaan pipa baik di dalam bangunan maupun di
luar bangunan adalah pipa galvanis, pipa besi tuang, pipa tembaga, dan pipa PVC.
3.3 Kerja pelat
Peralatan yang digunakan untuk mewujudkan bentuk-bentuk
tertentu dalam kerja pelat dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
Ø Alat untuk melukis atau menggambar bukaan, terdiri dari :
a.
Mistar ukur, panjang 30 -50
sampai 100 cm
b.
Mistar ukur gulung
c.
Bermacam-macam siku seperti
siku biasa, siku lipat, dan siku papak
d. Penggores, penggores tepi, balok gores dan
penitik pusat
e. Bermacam-macam jangka seperti jangka
tusuk, jangka tongkat, dan jangka tepi
Gambar
3.1 Peralatan untuk melukis
Ø Alat-alat
untuk memotong
a. Bermacam-macam
gunting tangan dengan macam-macam bentuk bibir potongnya (bibir lurus, bibir
lengkung, bibir universal) dan gunting tongkat
b. Gunting
tuas atau guinting bangku, untuk menggunting pelat yang agak tebal (bila tidak
kuat dengan gunting tangan)
c. Mesin
gunting giletin (guillotine)
- dengan
tenaga orang
- dengan tenaga motor, secara hidrolik atau
mekanis
d. Gergaji : - gergaji
tangan
- gergaji mesin
e. Pahat, pelat, ragum, dan palu
Gambar
3.2 Peralatan untuk memotong
Ø Alat-alat
untuk membentuk, menekuk dan melipat
Yang dimaksud dengan membentuk adalah membuat
bentuk-bentuk seperti silinder, kerucut dan sebagainya yang disertai pekerjaan
menekuk dan melipat.
Pembentukan benda kerja dapat dilakukan baik dengan
tangan maupun dengan mesin, Bila dilakukan dengan tangan, kita dapat
menggunakan macam-macam palu dan landas (steak)
a. Macam-macam
palu yang kita jumpai :
- Palu pena kepala bulat
- Palu
pena kepala lurus atau silang
- Palu keling
- Palu lunak dari
bahan kayu, karet,
tembaga, atau timah hitam, juga
palu plastik
- Palu
pegang
- Palu rata
- Palu bola
Gambar 3.3 Macam-macam palu
Peringatan :
Waktu menggunakan palu, hendaknya diperhatikan
pasak bajinya apakah masih terpasang dengan baik; bila tidak, perbaikilah dahulu
b.
Macam-macam landas (steak) yang ada :
-
Landas muka rata
-
Landas pinggir lurus dan
lengkung
-
Landas pipa
-
Landas tirus
-
Landas bola dan setengah bola
-
Landas alur dan sebagainya
Gambar 3.4 Macam-macam landas (steak)
c.
Macam-macam
alat penekuk dan pelipat
Selain menggunakan palu dan
landasan untuk menekuk dan melipat digunakan pula :
- Mesin lipat universal
- Mesin lipat peti (box and panfolder)
d. Alat untuk sambungan keling adalah :
- Palu dan landas
- Palu
keling
- Besi
perapat dan pembentuk kepala (rivet set)
- Mesin pengeling
e.
Alat untuk sambungan
- Pesawat
las titik dengan bermacam-macam bentuk
elektroda
- Pateri, peralatannya meliputi :
§ baut pateri biasa
§ baut pateri listrik
§ pemanas baut pateri (pancar atau arang)
§ sikat kawat
§ kikir
§ pembersih kimiawi seperti air keras atau
pasta pateri
Gambar
3.5 Peralatan sambungan pateri
Ø Alat-alat
untuk penguatan tepi, atau badan
Penguat tepi dapat dilakukan dengan
cara memakai lipatan tepi, kawat penguat atau memakai alur penguat. Alur
penguatmtidak hanya untuk penguatan tepi tetapi dapat juga untuk penguatan
badan.
a.
Alat-alat untuk penguatan,
dengan lipatan adalah :
- palu dan
landas atau
- mesin
lipat
Gambar
3.6 Penguatan dengan lipatan
b.Alat-alat untuk penguatan tepi dengan kawat, adalah :
- palu dan landas
Gambar
3.7 Penguatan tepi dengan kawat
c. Alat-alat pengawatan tepi, adalah :
- palu dan
landas
- mesin
putar alur (rotary jenny)
d. Alat penguatan tepi dan badan alur, adalah
:
- mesin putar alur dengan
berbagai macam rol atau kaliber
Gambar
3.8 Penguatan tepi dan badan alur
e.
Alat-alat lain yang sering
digunakan adalah :
- bermacam-macam
tang atau penjepit tangan
- kikir
dan ragum
- bermacam-macam
alat penjepit
3.3.1 Melukis Bukaan
A. Kerucut
Didalam praktek membuat bukaan kerucut adalah sebagai
berikut :
Misalkan sisi kerucut R, jari-jari alas r, dan puncak kerucut T.
Gambarkanlah setengah lingkaran dengan jari-jari r pada alas kerucut. Busur ini
dibagi 6 bagian, dan panjang kelilingnya dari pada alas adalah 12 bagian.
Pindahkan ke-12 bagian ini kepada busur AB sehingga terjadi sektor TAB. Inilah
bukaan dari pada kerucut
Pada kerucut
terpancung, kita lakukan hal yang sama untuk membuat bukaan badan dan kerucut.
Titik-titik pembagi pada busur kita pindahkan pada alas. Kemudian titik-titik
pada alas kita hubungkan dengan T sehingga garis miring pancungan terpotong
oleh garis badan ini. Tinggi
yang sebenarnya dari pada pepotongan antara pancungan dengan garis badan dapat
dilihat pada garis TA dengan menarik garis-garis sejajar. Titik-titik pembagi
pada busur AB kita hubungkan T sehingga terlukis garis badan pada bukaan.
Gambar 3.9 Kerucut dan bukaan kerucut
Bila kita tarik lingkaran dari T yang ditentukan oleh titik-titik
pada TA, yang akan temukan perpotongan-perpotongan pancungan dengan garis-garis badan dalam bukaan.
Titik-titik ini kita hubungkan maka terbentuklah garis bengkok untuk melukis
pancungan pada bukaan.
B. Corong
Untuk melukis
bukaan corong, harus diingat pelajaran di muka yaitu tentang lukisan bukaan
kerucut. Pada bukaan corong dapat dilihat 2 bagian, yaitu :
a. corong
- tangkai (cerat)
Melukis bukaan corong A harus dilukis dulu keliling lingkaran besar.
Bagian garis atas dbuat busur setengah lingkaran. Busur (setengah lingkaran)
ini dibagi 6 bagian yang sama dan
terdapat titik-titik bagi 0,1,2,3,4,5, dan 6. Lingkaran dengan jari-jari PO dan PS masing-masing
berpusat di P.
Pindahkan bagian-bagian dari busur setengah
lingkaran itu pada lingkaran yang berjari PO 12 kali, maka didapatlah bukaan corong A.
Untuk bukaan
B atau ceratnya dapat dilakukan dengan cara yang sama. Harus diingat pada
bukaan ini perlu ditambahkan kampuh sambungan pada bagian yang akan disambung.
Gambar
3.10 Corong dan bukaan corong
3.3.2 Pemotongan
A. Gunting tangan
Gunting tangan dapat
dipakai untuk memotong berbagai bentuk seperti memotong lurus, lengkung,
menyudut dan lain-lain. Hasil pemotongannya baik dan dapat tepat pada ukuran.
Gunting tangan dibedakan menurut bentuk bibir potongnya yaitu lurus,
lengkung atau universal. Gunting
tongkat
kita gunakan bila memotong pelat yang
agak
tebal. Salah satu tangkai gunting dijepit pada
ragum dan pemotong dilakukan dengan dua tangan.
Gambar
3.11 Gunting tangan
Ø Cara memotong
dengan gunting tangan
- Peganglah bahan dengan tangan kiri, cukup jauh dari bibir gunting
- Bibir gunting dibuat tegak lurus tehadap bahan dan tepat pada garis lukisan
- Jari manis tangan kanan diletakkan diantara kedua tangkai gunting untuk menahan agar bibir gunting tidak terkatup seluruhnya.
- Katupkan bibir dengan menekan tangkainya; bibir jangan terkatup seluruhnya, akan merusak hasil pemotongan.
- Bila menggunting bentuk-bentuk lingkaran atau garis lengkung, pegunakan gunting dengan bibir lengkung atau universal
Gambar 3.12 Proses
pemotongan dengan gunting tangan
B. Gunting tuas atau
gunting bangku
Gunting tangan sangat praktis
untuk memotong pelat-pelat yang sangat tipis tetapi untuk memotong pelat agak
tebal kita perlukan gunting tuas.
Ø Cara memotong
dengan gunting tuas
- Letakkan pelat diantara kedua bibir gunting, garis pemotongan tepat pada pinggir bibir gunting atas
- Tahanlah pelat dengan baut penahan yang dapat diatur kemuka sehingga bibir gunting terkatup dan pelatnya terpotong.
Gambar 3.13 Gunting tuas
C. Mesin Potong Manual
Pelat
logam dapat dipotong dengan mesin atau dengan tangan. Tentu saja dengan mesin
lebih cepat. Ada beberapa jenis mesin potong yaitu mesin pemotong lurus yang
paling banyak digunakan. Mesin ini digunakan untuk pemotongan lurus dan memangkas
agar satu sisik tegak lurus terhadap lainnya. Ia dilengkapi dengan pengukur
yang dapat membatasi ukuran pelat. Dalam pemotongan, dibutuhkan satu pelat
contoh dengan ukuran yang sama dengan yang akan dipotong. Disini dapat dipotong
berbagai jenis pelat seperti pelat kaleng, pelat galvanis, pelat hitam, seng,
tembaga, aluminium, stainles dan lain-lain.
Terdiri dari meja, dua rangka penyangga, kepala, penekan, pedal injak, dua
pisau dan beberapa pembatas.Pisau
potong bawah diikat pada meja yang menahan pada saat dipotong. Pada permukaan
meja terdapat alur agar penggeseran pelat lebih mudah. Pada meja terdapat pula
celah tempat pembahas depan dijepit.jika akan memotong pelat yang lebar, maka
pembatas dengan dipsang pada lengan tambahan yang diikat baut pada meja.
Gambar 3.14 Mesin potong lurus
Pisau potong atau yang diikat pada kepala silang,
bekerja lewat tekanan pedal injak pisau ini membentuk sudut kecil terhadap
pisau potong bawah. Sehingga sisi pisau hanya sebagian kecil saja bekerja
setiap
pemotongan. Dengan demikian bidang
pemotongan setiap kali berkurang dan bersamaan dengan itu pula gaya yang diperlukan
berkurang pula.
Gambar 3.15 Pisau potong
Mesin ini hanya memotong pelat dan satu
lembar setiap pemotongan. Logam batangan, kabel, lipatan, hasil las dan
lain-lain sama sekali tidak boleh dipotong pada mesin ini. Pelat yang tebalnya
melebihi kapasitas yang ditentukan pembuat juga akan merusak bila di coba. Meja
penyangga harus dibersihkan setiap kali sebelum pemotongan, dan
bagian-bagiannya harus dilumasi secara teratur. Umumnya pelat dimasukkan dari
depan mesin, tetapi bila pelatnya panjang sekali maka lebih baik masukkan pelat
dari belakang karena hal ini akan lebih memungkinkan untuk menginjak pedal
Untuk mengoperasikan
mesin ini cukup satu orang. Bila pelat sudah terpotong maka kaki harus diangkat
dulu dari pedal injak sebelum pelat dipindahkan dari mesin. Jika pekerja ada 2
orang, maka harus ada koordinator dan saling pengertian jangan sampai ada yang
menginjak pedal sementara tangan pekerja lain berada di antara pisau.
3.3.3 Penekukan
Selembar pelat logam
dapat dibentuk dengan bengkokan pada berbagai landasan cetak. Bentuk landasan
cetak bermacam-macam sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan. Bentuk
persegi, bulat, sudut, sambungan, dan lain-lain dapat dikerjakan pada landasan
cetakan. Alat ini terutama digunakan bila mesin yang cocok untuk bentuk yang
dikehendaki tidak tersedia. Setiap orang yang terlibat dalam kerja pelat
sebaiknya mengetahui berbagai macam bentuk landasan cetak sehingga ia dapat
memilih mana yang cocok dengan pekerjaannya
Bagi
petugas kerja pelat, landasan cetak merupakan alat penting sehingga ia harus
merawat dan menjaganya agar selalu baik dan siap untuk digunakan. Biasanya permukaan
landasan letak dikeraskan. Meskipun demikian, ia tidak boleh digunakan sebagai
landasan pemahatan atau pengelingan karena untuk pekerjaan ini tersedia baja
lunak khusus.Untuk menghindari kerusakan dan kemungkinan luka dari landasan
letak sebaiknya disimpan pada tempat tersendiri. Pada lantai raknya perlu
disediakan alas yang lunak bila lantai tersebut dari logam. Tetapi bila dibuat
dari papan, tak perlu tepi untuk memudahkan kontrol dan agar rapi tempatnya
dicat menurut bentuk.
A.Dasar penekukan plat
Ø Penekukan yang diijinkan adalah bagian
ujung lengkung netral dari luas penekukan
Ø Sumbu penekukan adalah sumbu garis lurus
dimana terjadi pembentukan tekukan sesuai radius yang diijinkan (pusat dari
radius penekukan natural). Panjang dari sumbu adalah sama dengan lebar dari
benda kerja pada luas penekukan.
Ø Radius penekukan adalah
radius dari busur dalam
Ø Garis penekukan adalah
garis imajener yang dibentuk oleh tangen radius penekukan dengan permukaan
pelat bagian dalam.
Ø Sudut penekukan adalah
sudut yang terbentuk antara dua posisi ekstrim dari radius penekukan
Ø Luas penekukan adalah
luas yang tercakup oleh sudut penekukan.
Gambar 3.16 Penekukan pelat
Untuk memperkirakan panjang benda kerja
yang dibutuhkan adalah suatu kurva untuk menentukan panjang garis netral secara
teoritis ini perlu untuk menghitung penekukan yang diijinkan "A"
untuk masing-masing lekukan. Jumlah dari setiap panjang adalah "L",
dari masing-masing kaki penekukan. Seandainya "B" merupakan panjang
dari bukaan pelat maka :
B = L1 + L2
+ A
A = (R + X)
1. Penekukan pelat yang diijinkan (A), dimana R>0
α = 90°
A
= R + X)
= (R + X)
α < 90°
A = (R + X)
α < 90°
A =
(R + X)
"X" adalah jarak dari
permukaan dalam dengan garis netral, besarnya berubah-ubah tergantung pada perbandingan
ketebalan (T) yang ada terhadap radius pelipatan/penekukan (R), dimana :
R
< 2 T X = 0,33 T
R
= 2T ÷ 4T X = 0,4 T
R
> 4 T X = 0,5 T
2. Penekukan pelat yang diijinkan (A), dimana R =
0
α = 90°
A
= N
α < 90°
A =
α < 90°
A =
"N" adalah faktor
variabel yang besarnya tergantung tebal (T), dimana :
T < 1,5 N
= 0,4 T
T = 1,5 ÷ 3 mm N
= 0,45 T
T > 0,5 N = 0,5 T
B. Peralatan Penekukan
1. Pelat Meja
Pelat meja atau pemegang landasan cetak digunakan untuk menahan landasan
cetak ketika digunakan. Pada meja tersebut terdapat lubang tirus dari berbagai
ukuran. Lubang terkecil digunakan untuk gunting bangku. Pelat meja putar dapat
dipasang dalam berbagai posisi dengan bantuan penjepit. Lemari logam kecil juga
bisa berfungsi sebagai alat pelat meja dan digunakan untuk landasan cetak
tunggal.
Gambar 3.17 Macam pelat meja
2. Landasan keras dan lunak
Seperti telah dikatakan, bentuk dan ukuran landasan
cetak bermacam-macam. Landasan cetak mempunyai kaki miring yang dimasukkan pada
lubang di pelat meja. Pekerjaan dilakukan pada kepala atau tanduk landasan
cetak yang permukaannya halus dan ada yang dikeraskan. Pada gambar berikut ini diberikan berbagai macam
landasan cetak.
Gambar 3.18 Macam landasan cetak
a. Landasan cetak persegi mempunyai kepala persegi dan digunakan untuk mengerjakan bentuk yang umum.
Terdiri dari tiga macam yaitu pembentuk tembaga yang mempunyai satu ujung
bulat, persegi bersudut yang menjarak jauh,
dan bentuk persegi biasa. Seberapa diantaranya dibuat tirus agar
dapat digunakan untuk berbagai jenis dan ukuran pekerjaan.
b. Landasan
cetak kapak mempunyai kepala yang berbentuk tajam,
lurus, dan dikeraskan. Digunakan untuk membuat bentuk yang tajam, bengkokan
lancip, dan untuk lipatan. Alat
ini juga dapat berfungsi sebagai landasan dalam membuat flens atau bentuk ekor
burung.
c. Landasan cetak pengerut mempunyai satu tanduk kronis untuk membentuk benda kerja konis. Tanduk
yang lain dibuat beralur pekerjaan-pekerjaan berputar, kawat bulat dan
pekerjaan melengkung lainnya.
d. Landasan cetak dasar mempunyai kepala berbentuk baling-baling berguna untuk melipat atau
membengkokkan bagian dasar benda kerja bulat. Landasan pengantar mempunyai dua
tanduk berbentuk silinder dengan diameter yang berbeda. Digunakan dalam
melipat, membentuk, dan menggiling benda kerja berbentuk pipa. Landasan cetak
jarum mempunyai dua kepala yang kecil ramping bulat dan berguna untuk pipa
kecil dan kawat, sedangkan satu lagi berbentuk segi empat untuk kerja persegi.
e. Landasan cetak trompet mempunyai dua tanduk dengan tirus berbeda. Tanduk meja yang satu mempunyai
tirus yang tajam, sedangkan yang satu lagi lebih ramping. Landasan cetak bentuk
lilin mempunyai tanduk besar serba guna sedangkan tanduk kecil digunakan untuk
tabung pipa dan lain-lain. Landasan cetak paruh mempunyai satu tanduk persegi
tirus dan lain berbentuk bulat tirus, alat ini dapat digunakan untuk hampir
semua jenis pekerjaan yaitu membentuk bulat persegi kelingan dan lain-lain.
f. Landasan cetak lipatan ganda terdiri dari 2 macam yang pertama lebih kecil yang digunakan untuk
pekerjaan lipatan ganda bulat. Alat ini mempunyai dua tanduk yang panjang.
Jenis kedua adalah untuk pekerjaan lipatan ganda besar dan kelingan. Terdiri
dari 4 kepala dan 2 tanduk yang apat diganti-ganti dan dipasang pada pelat meja
vertikal atau horizontal untuk pengelingan atau pekerjaan lainnya.
g. Landasan cetak mandrel berlubang rata mempunyai baut pada alur sehingga memungkinkan
diikat dengan kuat pada meja. Dengan bentuk bulat atau persegi berguna untuk
lipatan, kelingan, atau pembentukan lain. Ukurannya dari 1 meter sampai 1,5 m.
landasan cetak mandrel pejal mempunyai dua tanduk bulat dan persegi sehingga
bisa untuk pekerjaan bulat dan persegi. Ukurannya 1 m, 0,75 m, 0,875 m.
h. Landasan cetak
kepala bulat biasanya
digunakan untuk pekerjaan khusus pelat yang akan dibentuk radius. Kebanyakan
landasan cetak yang telah dijelaskan di atas dapat dipasang pada pemegang
universal.
3.3.4 Penyambungan
A. Pengelingan
Pada pekerjaan
mengeling biasa digunakan alat-alat kelingan khusus seperti batang perapat, batang penahan kepala, batang
pembentuk kepala, kepala palu dan
sebagainya. Batang perapat digunakan
untuk merapatkan dua potong logam pelat yang akan disambungkan dengan jalan
dikeliling. Setiap batang perapat pada bagian alasnya mempunyai lubang yang
ukurannya sesuai dengan ukuran paku keling yang digunakan. Alat pengeling yang
disebut batang penahan kepala,
digunakan untuk menahan kepala paku keling pada waktu mengeling. Batang pembentuk kepala digunakan untuk
membentuk atau menghaluskan kepala pengikat yang telah dibentuk dan sedikit
dibulatkan oleh kepala palu. Setiap
alat ini di bagian atasnya dibuat cekung dan ukurannya sesuai dengan ukuran
kepala paku keling yang dipergunakan.
Kesalahan pada
pesiapan mengeling diantaranya pinggiran lubang dan beram tidak dibersihkan.
Hal ini akan mengakibatkan hasil pengelingan tidak akan rapat. Agar hal tersebut
tidak terjadi, beram dan pinggiran lubang harus dibersihkan dahulu.
Batang pakunya pada saat dipukul mengembang dan mengakibatkan kedua
pelatnya mengembang. Hal ini disebabkan oleh lubang pada kedua pelat mempunyai persink
yang tidak memadai. Perlu diperhatikan bahwa lubang antara harus
dibersihkan seperlunya dan jangan dipersink.
Kedudukan lubang tidak sejalan dan paku
keling tidak tegak lurus. Dalam keadaan demikian saat pembentukan kepala penutupnya akan
mengakibatkan beban pembengkokan pada paku sangat besar dan menghasilkan
sambungan kelingan yang tidak baik serta tidak mempunyai kekuatan.
Kedua logam pelat yang akan disambungkan
dalam keadaan renggang, sehingga pada saat pemukulan, pakunya akan mengembang pada celah-celah
diantara kedua logam. Agar tidak terjadi hal demikian batang paku dan logam
pelat dirapatkan dahulu dengan batang penarik
Paku keling jenis Pop ini digunakan bila kebocoran tak perlu
diperhatikan. Sistem ini membenarkan sambungan yang dibuat dengan harga murah
dan tersedia pada bahan baja, aluminium, dan monel. Paku keling pop dapat
digunakan dengan sangat efektif pada pelat tipis, tetapi pada pelat tebal tidak
disarankan digunakan. Paling banyak digunakan pada sambungan rata, yang
kepalanya hanya pada satu sisi saja. Ukuran diameter paku keling pop pada
umumnya 2,4; 2,8; 3,2; 4,8; dan 6,4 mm dengan kepala bulat.
Gambar 3.19 Paku keling pop
Alat pengeling atau pembentuk kepala paku keling tersedia dalam
berbagai ukuran sesuai dengan paku keling pop. Alat ini biasanya mempunyai 2
posisi penarikan dan penyetel rahang penjepit luar
Gambar 3.20 Alat pengeling
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengelingan, sebagai berikut :
- Pilihlah ukuran hidung pengeling yang sesuai dengan ukuran diameter paku keling
- Masukkan batang mandrel pada hidung sedalam mungkin
- Masukkan paku keling pada lubang pelat yang akan dikeling
- Tekan pengangan pengeling beberapa kali hingga batang mandrel terputus
- Hasil pengelingan dapat dilihat. Bila ingin membuka kelingan, dapat dibor dengan ukuran diameter yang sama dengan paku keling atau dengan memotong kepala paku keling dengan pahat dan palu.
B. Las Titik (spot welding)
Las titik digunakan
untuk menyambung dua buah pelat yang mana hal ini merupakan merupakan
perkembangan yang lebih maju dari sambungan pelat dengan paku keling. Mesin las titik yang umum digunakan adalah
:
1. Mesin las titik dengan pengoperasian pakai
tangan (hand operated). Biasanya
tanpa pendingin air
Gambar 3.21 las titik
2. Mesin las titik dengan pendingin
air memiliki kekuatan lebih besar lagi (pelat yang kan disambung lebih tebal).
Umumnya mesin las titik dilengkapi dengan
beberapa alat pengatur seperti :
1. Pengatur arus
Ø Perhatikanlah mesin sebelum pengaturan arus dilakukan
Ø Perhatikan data-data pengaturan arus yang terdapat pada mesin untuk
setiap tebal bahan , arusnya berbeda-beda
Ø Aturlah arus sesuai dengan yang diperlukan dengan cara menghubungkan
kontak sumbat (shorting plug) sesuai
dengan petunjuk pada data pengaturan. Ada pula mesin las titik yang dilengkapi dengan sakelar pengatur arus.
Ø Dalam pengaturan arus pada mesin las
titik, tergantung dari tipe mesin las titik yang digunakan.
2. Pengatur waktu
Yang dimaksud
dengan pengatur waktu disini adalah mengatur lamanya waktu melakukan penekanan.
Ø Perhatikan data-data pengaturan waktu, carilah angka-angka yang
sesuai dengan tebal bahan yang akan di las
Ø Putarlah tombol pengatur, pehatikan penunjukan skalanya sampai
menunjuk angka yang dikehendaki
Ø Tidak semua tipe mesin las titik dilengkapi tombol pengatur waktu.
3. Pengatur kuatnya penekanan elektroda
Cara kerja pengatur kuatnya penekanan elektroda ini biasanya secara
mekanik yang dilengkapi dengan pegas dan
mur pengencang.
Elektroda dibuat
dari bahan tembaga, paduan tembaga, atau bahan lain yang lebih keras seperti
tungsten. Pada mesin las titik yang besar waktu bekerja elektroda-elektrodanya
didinginkan dengan sirkulasi air.
Permukaan ujung-ujung elektroda harus rata dan mempunyai ukuran
antara 5 ÷ 10 mm. Kerusakan pada ujung-ujung ini dapat diperbaiki dengan jalan
mengikir. Elektroda-elektroda
dibuat dalam berbagai bentuk disesuaikan dengan keperluan las titik.
Dalam
pemasangan elektroda yang harus dipilih bentuk elektroda yang sesuai untuk
pengelasan yang akan dilakukan, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
Ø Pasanglah elektroda itu pada lengan pemegangnya
Ø Pengelasan yang salah tidak ada gunanya
sama sekali
Ø Aturlah kedudukan elektroda hingga tepat
yakni dengan mencoba waktu mesin dalam keadaan tidak berfungsi
Untuk cara pengelasannya adalah sebagai berikut :
Ø Bersihkan dahulu bagian-bagian pelat yang akan di las
Ø Jepitlah pelat-pelat itu dengan penjepit
"C" atau pemjepit lain
Ø Cobalah dahulu apakah pemasangan
elektrodanya sudah tepat betul untuk pengerjaan itu, sedangkan mesin dalam
keadaan tidak beroperasi
Ø Periksalah pengaturan arusnya, apakah
sesuai dengan tebal bahan yang akan di las
Ø Periksalah juga pengaturan waktunya
Ø Hidupkan mesin las, perhatikan sistem
pedinginannya berjalan dengan baik
Ø Tempatkan pelat yang akan di las diantara kedua elektroda, lakukan
pengelasan kedua ujung pelat yang dekat penjepit dengan cara menginjak pedal
kebawah pegang benda kerja atau pelat.
Ø Lepaskan penjepit-penjepitnya, oleh karena kedua las titik diatas
sudah dapat menggantikannya
Catatan :
1. Bila benda kerja sulit dijepit, bagian yang akan di las dapat
dipegang dengan tangan yang bersarung kulit.
2. Bagian-bagian yang sedang di las hendaknya jangan sampai bergerak,
maka jepitannya harus betul-betul kokoh
3. Bagian pengelasan titik ditempat yang tidak tercapai elektroda
lurus harus digunakan elektroda bentuk khusus
4. Bagian lain dari benda kerja jangan menyentuh tangkai elektroda
5. Supaya titik las tersebut teratur dan baik berikanlah tanda-tanda
C. Sambungan pateri
Pematerian biasanya
digunakan terutama untuk mencegah kebocoran-kebocoran pada sambungan (pada
sambungan lipat), tetapi juga digunakan untuk sambungan-sambungan tumpang pada
benda-benda kerja yang tidak memerlukan kekuatan tarik besar.
1. Jenis-jenis alat pemateri/solder
Jenis alat pemateri banyak macamnya
dibedakan berdasarkan sumber panasnya (pemanasnya), dengan menggunakan listrik,
dan ada yang menggunakan bahan bakar (padat, cair, dan gas)
Gambar 3.22 Batang pemanas listrik dan bahan bakar
2. Macam-macam pemanas alat pemateri
Alat-alat
pemanas dibawah ini digunakan untuk memanasi alat pemateri yang sederhana.
Pemanas yang dipergunakan dalam pekerjaan pemateri lunak. Bahan bakar yang dipergunakan untuk alat pemanas
ini ialah bahan bakar padat seperti batang kayu
Gambar 3.23 Pemanas
dengan bahan bakar padat
Alat pemanas ini menggunakan bahan bakar cair
seperti premium, spritus, dan minyak tanah. Alat pemanas ini dipergunakan untuk
memanaskan alat pemantri yang langsung atau tidak langsung
Gambar 3.24 Pemanas
dengan bahan bakar cair
Alat pemanas ini menggunakan bahan bakar gas yang disalurkan melalui
pipa, besar kecilnya api pemanas ini bisa diatasi dengan cara mengatur
pengeluaran gas.
Gambar 3.25 Pemanas
dengan bahan bakar gas
3. Cara memateri
a.. Bersihkan bagian pelat
yang akan disambung dengan sikat kawat atau dengan kikir.
b.. Panaskan batang pemateri
pada alat pemanas listrik, pemanas arang, pemanas gas atau pemanas minyak
c. Letakkan
benda kerja di atas bangku kerja, pulaslah bagian sambungan yang akan dipateri
dengan pasta pateri atau air keras untuk membersihkan lagi bagian itu sehingga
pateri dapat menempel dengan baik.
d. Kenakan
ujung batang pemateri pada timah yang akan cair bila batang sudah panas dan
menempel pada ujung batang.
e. Kenakan
ujung batang yang telah bertimah tadi pada sambungan, kemudian tarik arah
mundur atau maju, tapi jangan maju mundur.
f. Selama menarik batang, sambungan dirapatkan
dengan kayu atau penekan yang lain.
g. Bila batang pemateri mulai dingin, dipanaskan
lagi. Pekerjaan selanjutnya diteruskan seperti di atas
Catatan :
- Untuk sambungan yang
panjang, sebelum dipateri hendaknya dicatat (pateri catat) dahulu pada
jarak-jarak tertentu.
- Bila batang cukup panas, tapi timah sulit menempel, menandakan
bahwa sambungan masih kotor. Bersihkan atau pulaslah sambungan sekali lagi
dengan pasta peteri
4. Teknik memateri
Alat pemateri terdiri dari baut tembaga, batang dan
gagang. Gagangnya dibuat dari kayu. Untuk dapat memateri alat ini harus cukup
panas. Baut dibuat dari tembaga, karena logam ini mempunyai sifat konduksi
panas yang baik. Bentuk ujung baut mempunyai 2 macam bentuk yaitu; mata lurus
untuk pekerjaan umum dan mata kait untuk memateri pelat logam tipis.
- Cara mengambil bahan pelindung pada cawan
- Sebagai bahan untuk pateri
lunak biasa kita gunakan (seperti : sal amoniak, resin, dan air keras)
- Cara mengambil timah untuk dipaterikan
(disolderkan) dalam keadaan panas-mencair
- Pemberian bahan pelindung pada permukaan yang akan dipateri
- Ujung baut pemateri (logam tembaga) harus betul-betul bersih dan
licin
- Ujung baut dapat dibersihkan dengan kikir atau digosokkan pada
bata merah
- Baut pemateri dipanaskan
sampai ujung tembaga berubah
warnanya menghijau kecoklat-coklatan. Celupkan
dulu kedalam pembantu, selanjutnya oleskan pada timah.
Baut pemateri jangan terlalu panas karena pateri akan
terlalu encer dan tidak akan menempel.
- Pemberian
timah yang baik adalah yang rata pada keempat bidang ujung baut pemateri.
- Sebelum melakukan pematerian, bersihkan dulu permukaan
yang akan dipateri
- Oleskan bahan pembantu dengan kuas sampai rata
5.
Memateri sambungan lidah
- Siapkan bentuk sambungan lidah yang diinginkan
- Bersihkan bidang yang akan disorder
- Berilah bahan pembantu pada bagian sambungan
- Panaskan tembaga pemateri
- Berikan
butir-butir pateri pada bagian yang akan disambung
- Tekan
ujung tembaga pemanas
pada bahan pateri
hingga pateri mencair dan mengalir kedalam sambungan
- Bahan pateri harus mengisi penuh celah-celah
sambungan
Gambar 3.26 Proses
memateri sambungan lidah
6. Memateri dengan
tekanan
- Bagian
yang akan disambung diberi lapisan timah cair lebih dahulu
- Tumpangkan
kedua bagian demikian rupa sehingga muka yang berlapis timah berhadapan dan
bagian atasnya ditekan dengan baut/batang pemanas
- Sambungan ditekan sampai dingin
Gambar 3.27 Proses
memateri dengan tekanan
3.4 Pemipaan
Seorang pekerja pipa selain mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan cara mempergunakan peralatan dengan aman, ia harus juga mengetahui
bahan-bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan pipa. Suatu hasil pekerjaan tidak akan ada artinya
bila menggunakan bahan yang salah. Untuk
itulah pengetahuan tentang bahan-bahan yang dipergunakan untuk suatu pekerjaan
menjadi sangat penting. Pengetahuan
mengenai bahan-bahan yang dipergunakan pada pekerjaan pipa / plumbing
meliputi jenis dan fungsi pipa, alat penyambung, katup serta peralatan saniter.
Penyambungan dengan
sistem ulir biasanya dilakukan pada pipa-pipa yang mempunyai ukuran diameter
2" ke bawah. Pipa-pipa itu disambungkan satu sama lain dengan sistem
uliran dengan bantuan komponen-komponen penyambung (fitting) hingga
merupakan suatu instalasi
3.4.1 Jenis
Pipa
Jenis pipa yang umum digunakan pada pekerjaan pipa baik di dalam
bangunan maupun di luar bangunan adalah pipa
galvanis, pipa besi tuang, pipa baja, pipa tembaga dan pipa PVC.
A.Pipa Galvanis
Pipa galvanis adalah pipa besi lunak
yang dilapisi dengan timah. Ada dua cara pelapisan
adalah pipa besi dicelupkan ke dalam suatu bak berisi cairan asam untuk
pembersihan, kemudian dicelupkan lagi dalam suatu bak yang berisi cairan timah
dengan temperatur 465º C. Cara lainnya
adalah dengan proses pelapisan logam (elektro- plating). Selama pipa galvanis terlapis timah, pipa
akan tahan terhadap karat. Seperti diketahui timah adalah suatu bahan yang
mempunyai daya tahan tinggi terhadap karat.
Apabila kualitas
pelapisan sempurna, pipa galvanis akan tahan terhadap karat hingga 10
tahun. Akan tetapi bila lapisan timahnya
rusak atau terkelupas akibat pengelasan, Penguliraan atau proses lain sehingga
kelihatan lapisan besinya, pipa galvanis akan cepat berkarat.
Pipa galvanis diproduksi
dengan berbagai ukuran, baik diameter maupun ketebalan dindingnya, disesuaikan
dengan kegunaannya. Ukuran yang umum
dipergunakan dan banyak terdapat dipasaran adalah pipa dengan diameter ;
½" , ¾", 1", 1¼", 1½", 2", 2½", 3" dan
4" dengan ukuran panjang standar adalah 6 m.
Tabel 3.1 Dimensi
dari pipa galvanis yang ada di pasaran
Ukuran Pipa
(inchi)
|
Diameter Luar
(inchi)
|
Tebal Dinding
(inchi)
|
Diameter Dalam
(inchi)
|
½
|
0.840
|
0,109
|
0,662
|
¾
|
1,050
|
0,113
|
0,824
|
1
|
1,315
|
0,133
|
1,049
|
1¼
|
1,660
|
0,140
|
1,380
|
1½
|
1,900
|
0,145
|
1,610
|
2
|
2,375
|
0,154
|
2,067
|
2½
|
2,875
|
0,203
|
2,469
|
3
|
3,500
|
0,216
|
3,068
|
4
|
4,000
|
0,226
|
3,548
|
Tabel 3.2 Hubungan
antara jumlah ulir dengan panjang ulir
Diameter pipa
(inchi)
|
Jumlah ulir
per inchi
|
Panjang ulir
(mm)
|
½
|
14
|
19
|
¾
|
14
|
19
|
1
|
11½
|
22
|
1¼
|
11½
|
25
|
1½
|
11½
|
25
|
2
|
11½
|
25
|
2½
|
8
|
38
|
3
|
8
|
38
|
4
|
8
|
41
|
B. Pipa Besi Tuang
Pipa besi tuang
dalam pekerjaan pipa/plumbing digunakan untuk instalasi air bersih dan air
kotor, baik dipasang di dalam atau di luar gedung serta diatas maupun ditanam
dalam tanah. Pipa besi tuang diproduksi dengan ukuran diameter 2"
sampai 15" dengan panjang 3 meter dan 6 meter. Keuntungan pipa besi tuang adalah terbuat
dari bahan yang kuat, tidak menyerap air, tidak berisik bila di aliri air. Kerugiannya adalah bahan yang berat, sehingga
harus diperhitungkan apabila dipasang dalam gedung, bila kurang hati-hati dalam
mengulir dapat menimbulkan keretakan atau pecah
C.
Pipa tembaga
Pipa tembaga dalam pekerjaan pipa dipakai untuk
instalasi air bersih, terutama untuk instalasi air panas, karena tembaga
merupakan penghantar panas yang baik, ringan, mudah disambung, tahan terhadap
karat. Pipa tembaga dibedakan atas pipa
tembag keras dan pipa tembaga lunak. Pipa tembaga keras diproduksi bentuk
batangan dengan penjang 5 sampai 6 meter.
Pipa tembaga lunak diproduksi disamping dalam bentuk batangan dengan
panjang 5 sampai 6 meter, juga dalam bentuk rol dengan panjang diatas 5 meter.
Tabel 3.3 Dimensi dari pada pipa tembaga
Diameter dalam
(mm)
|
Diameter luar
(mm)
|
Berat jenis
(m/kg)
|
13
|
15
|
0,360
|
19
|
21
|
0,530
|
25
|
27
|
0,695
|
32
|
35
|
0,950
|
40
|
44
|
1,120
|
50
|
54
|
1,370
|
D.
Pipa PVC
Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride)
dalam pekerjaan pipa dipergunakan untuk instalasi air bersih maupun air
kotor. Pipa PVC dibagi dalam 4 (empat)
kelas, yaitu :
1.
Kelas AW (VP) dengan tekanan
kerja 10 kg/cm2
2.
Kelas AZ dengan tekanan kerja 8 kg/cm2
3. Kelas D (VU) dengan tekanan kerja 5 kg/cm2
4. Kelas C untuk saluran kabel listrik.
Panjang standar pipa PVC adalah 4 meter dan 6 meter per
batang. Pipa PVC kelas AW (VP) dan AZ
digunakan utnuk instalasi air bersih, saluran pembuangan, irigasi, pembuangan
dan ventilasi pada gedung, saluran bahan kimia dan sprinkler. Pipa PVC kelas AZ dan D (VU) digunakan untuk
pembuangan, irigasi, pembuangan pabrik, pembuangan pada jalan raya, pembuangan
pada bangunan. Pipa
PVC kelas C digunakan utnuk instalsi listrik dan penerangan
Tabel 3.4 Pipa PVC kelas AW (VP
saluran air bertekanan 10 kg/cm2)
Ukuran Nominal
|
Diameter Luar (mm)
|
Toleransi diameter luar (mm)
|
Tebal dinding minimum (mm)
|
Toleransi tebal dinding (mm)
|
|
(inchi)
|
(mm)
|
||||
½
¾
1
1¼
1½
2
2½
3
4
5
6
8
10
12
|
16
20
25
30
40
50
65
75
100
125
150
200
250
300
|
22
26
32
38
48
60
76
89
114
140
165
216
267
318
|
±
0.20
±
0,20
±
0,20
±
0,30
±
0,30
±
0,40
±
0,50
±
0,50
±
0,60
±
0,80
±
1,00
±
1,30
±
1,60
±
1,90
|
2,7
2,7
3,1
3,1
3,6
4,1
4,1
5,5
6,6
7,0
8,9
10,3
12,7
15,1
|
+
0,6
+
0,6
+ 0,8 + 0,8 + 0,8 + 0,8 + 0,8 + 0,8 + 1,0 + 1,0 + 1,4 + 1,4 + 1,8 + 2,2 |
Adapun
sifat-sifat fisika dari pipa PVC adalah :
Ø Tidak menghambat aliran air
Permukaan yang licin mengurangi hambatan dan penimbunan
kotoran-kotoran seperti pipa lain
Ø Anti karat, tahan terhadap zat-zat kimia
Pipa PVC sifatnya
anti karat, serta dapat tahan terhadap hampir semua zat-zat
kimia seperti larutan asam, alkali, minyak, garam dan lain-lain.
Tabel 3.5 Pipa PVC kelas AZ ( saluran
air bertekanan 8 kg/cm2)
Ukuran
Nominal
|
Diameter
Luar (mm)
|
Toleransi
diameter luar (mm)
|
Tebal
dinding minimum (mm)
|
Toleransi
tebal dinding (mm)
|
|
(inchi)
|
(mm)
|
||||
½
¾
1
1¼
1½
2
2½
3
4
5
6
8
10
|
16
20
25
30
40
50
65
75
100
125
150
200
250
|
22
26
32
38
48
60
76
89
114
140
165
216
267
|
± 0.20
± 0,20
± 0,20
± 0,30
± 0,30
± 0,40
± 0,50
± 0,50
± 0,60
± 0,80
± 1,00
± 1,30
± 1,60
|
2,25
2,25
2,70
2,70
2,70
3,15
3,15
4,05
4,05
5,40
6,40
8,40
10,00
|
+ 0,5
+ 0,5
+ 0,6 + 0,6 + 0,6 + 0,7 + 0,7 + 0,8 + 0,8 + 0,8 + 1,0 + 1,2 + 1,4 |
Tabel 3.6 Pipa PVC kelas D (VU saluran pembuangan
tekanan 5 kg/cm2)
Ukuran Nominal
|
Diameter
Luar (mm)
|
Toleransi
diameter luar (mm)
|
Tebal
dinding minimum (mm)
|
Toleransi
tebal dinding (mm)
|
|
(inchi)
|
(mm)
|
||||
½
2
2½
3
4
6
8
10
|
40
50
65
75
100
150
200
250
|
48
60
76
89
114
165
216
267
|
± 0.20
± 0,20
± 0,30
± 0,30
± 0,40
± 0,60
± 0,80
± 1,00
|
1,8
1,8
2,2
2,7
3,1
5,1
6,5
7,8
|
+ 0,4
+ 0,4
+ 0,6 + 0,6 + 0,8 + 0,8 + 1,0 + 1,2 |
Tabel
3.7 Pipa PVC kelas C (saluran kabel)
Ukuran Nominal
|
Diameter
Luar (mm)
|
Toleransi
diameter luar (mm)
|
Tebal
dinding minimum (mm)
|
Toleransi
tebal dinding (mm)
|
|
(inchi)
|
(mm)
|
||||
3/8
¾
1
1¼
1½
2
|
14
19
23
29
35
40
|
17
22
26
32
38
50
|
±
0.20
±
0,20
±
0,20
±
0,20
±
0,20
±
0,20
|
1,3
1,3
1,3
1,3
1,3
1,8
|
+
0,3
+
0,3
+ 0,3 + 0,3 + 0,3 + 0,3 |
Untuk menentukan panjang pemotongan pipa dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Ujung
ke ujung (End to end)
Jika di dalam gambar kerja ukuran panjang pipa dinyatakan dengan sistem
ujung ke ujung (end to end) maka ukuran panjang pipa yang harus dipotong tidak
perlu lagi dihitung
Gambar 3.28
Ukuran ujung ke
ujung pipa
2. Pusat ke pusat alat sambung (Centre to centre)
Gambar 3.29 Ukuran pusat ke pusat alat sambung pipa
3.
Pusat alat sambung ke ujung
pipa (Centre to end)
Gambar 3.30 Ukuran pusat alat sambung ke ujung pipa
Apabila ukuran panjang pipa itu dinyatakan menurut sistem centre to end atau centre to centre, maka sebelum melakukan pemotongan pipa harus
dihitung terlebih dahulu.
Untuk dapat
menghitung panjang pemotongan, harus mengetahui faktor kelonggaran dari jenis
komponen penyambung.
Gambar 3.31
Faktor - faktor
kelonggaran dari jenis komponen penyambung
Berikut contoh perhitungan sistem End to Centre (E - C), dimana harga A = 1", dan
T = "
(harga A dan T dapat dilihat pada lampiran tabel …)
Faktor kelonggaran (F) = A – T = 1" - "
= "
Panjang pipa yang harus dipotong =
3`10" - " =
3’9"
Gambar 3.32 Ukuran dari sistem End to Centre
Contoh berikutnya untuk perhitungan sistem
Centre to Centre (C – C), dimana harga A = 1" dan
T = ".
Adapun harga faktor kelonggarannya (F)
adalah A – T = 1" - " = "
Jadi panjang pipa yang harus dipotong = 3`10" – 2 (") =
3`10" - 1" =
3`8"
Gambar 3.33 Ukuran dari sistem Centre to Centre
3.4.2 Komponen penyambung (fittings)
Bentuk komponen penyambung disesuaikan dengan alirannya, baik aliran
masuk maupun aliran keluar (buangan). Untuk aliran masuk antara komponen
penyambung dengan pipanya dihindari terjadinya ketidaklancaran aliran kotoran (sewage flow) akibat adanya offset
(selisih ukuran antara sambungan dengan pipa). Sedangkan untuk aliran buangan,
titik pertemuan antara pipa dengan sambungan permukaannya halus (smooth) tidak akan menghambat aliran,
yang terpenting adalah kemiringan yang terjadi sebesar 1/4" per foot dari
titik sumbunya
Gambar 3.34 Aliran masuk dan keluar
Ø Komponen penyambung bengkokan ("Elbows")
Terdiri dari 2 macam, yaitu : 90
derajat L, dan 45 derajat L
Gambar 3.35 Bengkokan ("Elbows")
- Bengkokan pemerkecil aliran dengan ulir luar dan dalam ("90 Degree Street L")
- Bengkokan pemerkecil aliran ("90 Degree Reducing L")
- Bengkokan yang dilengkapi dengan dudukan pengikat ("Drop Ear L")
Gambar 3.36 Macam Bengkokan 90 derajat
Ø Komponen penyambung bercabang 3 ("T")
a. Komponen penyambung "T" dengan
ukuran saluran pengeluaran yang sama.
b. Komponen penyambung T dengan ukuran
saluran pengeluaran berbeda ("Reducing T")
Gambar 3.37 Macam Sambungan T
Ø Komponen penyambung kopeling
a.
Kopeling dengan saluran
pengeluarannya sama
b.
Kopeling untuk pemerkecil
aliran ("Couplings Reducing")
c. Kopeling pipa dengan mur ("Unions")
Gambar 3.38 Macam Penyambung Kopeling
Ø Komponen penyambung nipel
- Nipel pendek untuk sambungan rapat ("Close Nipple")
- Nipel yang berukuran sedang berulir di kedua ujungnya ("Shoulder Nipple")
- Nipel yang berukuran panjang, yang berulir di kedua ujungnya ("Long Nipple")
Gambar 3.39 Macam Sambungan Nipel
Ø Komponen penyumbat, penutup, dan bushing
a.
Sumbat pipa ("Pipe Plug")
Sumbat pipa ini mempunyai ulir luar digunakan untuk
menutup dan membuka komponen penyambung yang lainnya.
b.
Penutup pipa ("Cop")
Penutup pipa ini mempunyai ulir dalam digunakan untuk
menutup ujung pipa atau nipel pipa.
c.
Bushing
Mempunyai ulir dalam dan ulir luar.
Digunakan untuk menghubungkan pipa dengan komponen penyambung yang lebih besar
Gambar 3.40 Pipe Plug, Cop, dan Bushing
Ø Komponen penyambung khusus
a.
Adapter
Digunakan untuk
menyambung antara komponen penyambung pipa galvanis dengan pipa tembaga.
b. Elbow adapter
c. Drop Ear Elbow Adapter
Gambar 3.41 Macam Penyambung Khusus
3.4.3 Peralatan pemotong
Setelah melakukan perhitungan
terhadap kebutuhan pipa yang akan digunakan, lalu dilanjutkan dengan proses pemotongan
terhadap pipa tersebut. Peralatan pemotong pipa yang sering digunakan adalah
gergaji tangan dan pipe cutter, bila
memotong dengan gergaji tangan, kedudukan daun gergaji harus tegak lurus
terhadap panjang pipa. Sedangkan menggunakan pipe cutter, harus diatur pada
pipa yang akan dipotong, dan dikencangkan hingga kedua rol dan pisau menjepit
pipa.
3.42 Pemotong gergaji tangan dan pipe
cutter
Pipa yang telah
dipotong harus dibersihkan dari beram baik dibagian dalam maupun di bagian
luar. Pipa bagian luar
dibersihkan dengan menggunakan kikir bentuk rata (plat) segi empat.
Membersihkan beram pada bagian dalam pipa menggunakan "burring reamer" atau menggunakan
kikir setengah bulat.
3.4.4 Penguliran
Proses membuat
ulir dilakukan melalui tahapan-tahapan, yaitu persiapan penguliran, memasang
alat pembuat ulir (sniy), dan
penguliran itu sendiri.
Bagian ujung pipa yang akan diulir dikikir
miring (chamfer) untuk memudahkan
masuknya alat pembuat ulir (sniy).
Alat pengulir ini mempunyai gigi pengulir yang dapat dilepas dan diganti sesuai
dengan besar kecilnya diameter pipa yang akan diulir. Gigi pengulir ini
tiap-tiap ukuran merupakan satu rangkaian yang terdiri dari 4 buah, yang
masing-masing diberi nomor urut 1, 2, 3, dan 4.
Gambar 3.43 Gigi pengulir
Memasang gigi
pengulir harus tepat pada lubangnya dengan cara mencocokkan nomor yang ada pada
gigi pengulir dengan nomor yang ada pada rumah pengulir, kemudian dikunci
hingga terpasang kokoh.
Gambar 3.44 Rumah gigi pengulir
Pipa yang akan diulir dijepit pada ragum pipa dengan kuat agar pipa
tidak berputar. Ketika dibuat ulir dan ujung pipa ditonjolkan kira-kira 13 ÷ 15
cm.
Ujung pipa dimasukkan ke mulut rumah gigi pengulir dengan hati-hati
dan diusahakan jangan sampai miring. Bidang muka alat pengulir harus tegak
lurus pada pipa, kemudian pengarah dikencangkan hingga menjepit pipa
Gambar 3.45
Pencekaman pipa
dan pemasangan alat pengulir
Alat pengulir diputar searah jarum jam
sambil ditekan. Pemutaran alat pengulir dilakukan secara perlahan-lahan dengan
gerakan yang teratur.
Oli pemotong yang memadai harus diberikan
untuk meningkatkan efisiensi pemotongan. Pemutaran alat pengulir dihentikan
ketika sisi bagian dalam dari gigi pengulir telah sampai batas penguliran.
Pengarah putaran dibalik dan alat pengulir diputar berlawanan arah putaran
semula untuk mematahkan beram (chip).
Kemudian alat pengulir disetel kembali
untuk pemakanan kedua dan selanjutnya hingga garis indeks segaris dengan tanda
dari besar diameter pipa yang diulir pada permukaan alat pengulir
Gambar
3.46 Proses penguliran
Diskusi
Jawablah
pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan secara singkat, apa perbedaan antara
pekerjaan pelat dengan pekerjaan pipa !
2. Proses
untuk mewujudkan suatu barang dalam pekerjaan pelat dapat dilakukan dalam
beberapa kelompok urutan pekerjaan , sebutkan dan jelaskan kelompok urutan
pekerjaan tersebut !
3. Pada proses penyambungan dengan pateri
bahan-bahan apa saja yang digunakan, jelaskan !
4. Sebutkan macam-macam pipa yang digunakan pada
proses pemipaan dan jelaskan penggunaan masing-masing pipa tersebut !
5. Sebutkan dan jelaskan jenis komponen
penyambungan yang digunakan dalam suatu instalasi pemipaan !
6. Apa yang dimaksud dengan burring reamer, dan pipe
cutter ?
7. Bolehkan nomor-nomor pada gigi pengulir
ditukar, jelaskan !
8. Menganut sistem apa untuk menghitung panjang
pipa yang digunakan pada proses pemipaan ?, jelaskan cara menghitungnya !
Rangkuman
Dalam
mewujudkan suatu benda atau barang dengan menggunakan bahan pelat maupun pipa dimulai
dengan merancang dahulu, lalu diwujudkan dengan penggambaran sesuai dengan yang
diinginkan, dan dilanjutkan dengan penghitungan terhadap bahan dasar yang
digunakan. Selain itu peralatan yang digunakan pada pekerjaan pelat maupun
pemipaan merupakan sarana penentuan lainnya yang harus diketahui dan dipahami
dengan baik. Sehingga pengelompokan urutan pekerjaan sangat mutlak harus
dilakukan dalam pekerjaan pelat dan pemipaan.
BalasHapusKami adalah perusahaan yang khusus menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.
Oli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Gemuk.
Kami menjadi salah satu perusahaan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pabrik-pabrik besar di Indonesia, termasuk kebutuhan akan pelumasan khusus.
Prinsip kami adalah selalu mengembangkan hubungan jangka panjang kepada setiap customer. Bila anda butuh info lebih lanjut, silahkan menghubungi kami.
Mobile : 0813-1084-9918
Whatsapp : 0813-1084-9918
name : Tommy. K
Email1 : tommy.transcal@gmail.com