SISTEM PELUMASAN DAN PENDINGINAN
A. Rencana Belajar Mahasiswa
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan balajar 1: Sistem Pelumasan
Motor Diesel
a. Pendahuluan
Sistem Pelumasan Mesin adalah suatu
sistem yang bertujuan memberikan lapisan film (oil film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-komponen
yang bergesekan.
Dari segi kegunaan, ada pelumas sangat
kental seperti gel yang biasa disebut grease
alias gemuk. Begitu kentalnya, gemuk akan menempel terus pada komponen yang
dilumasi dan tidak akan menetes, sehingga cocok untuk komponen-komponen terbuka
seperti engsel pintu, sendi-sendi batang kemudi (tie rod), lengan suspensi, dsb. Untuk melumasi komponen yang
sifatnya presisi, dan rumit seperti mesin, transmisi, dan gardan (diferensial), diperlukan pelumas yang
lebih encer ketimbang gemuk. Pelumas encer yang akrab disebut oli ini dapat
bergerak luwes melalui permukaan komponen yang saling bergesekan. Selain itu
kondisi yang lebih encer ini memastikan setiap permukaan logam tertutup pelumas.
Oli untuk mesin lebih encer daripada yang
digunakan pada roda gigi (transmisi, gardan). Ini dimaksudkan agar pelumas
dapat disirkulasikan melalui saluran-saluran kecil dan sempit dalam mesin
dengan lancar. Sedangkan pada roda gigi, pelumas disirkulasikan dengan bantuan
putaran roda gigi itu sendiri. Dengan tingkat kekentalan tinggi pelumas
terangkat oleh gerigi roda, dan pelumas yang kental dapat meredam suara gesekan
lebih baik. Jadi untuk membedakan pelumas mesin dan pelumas roda gigi, dapat dilihat
dari kekentalanya. Atau, dilihat dari label kemasannya,
Engine Oil atau Gear Oil.
Dari semua jenis pelumas tersebut diatas, pelumas mesinlah yang
paling penting lantaran di dalam mesin terjadi berbagai macam gerakan yang
memerlukan pelicin supaya tidak mudah aus. Karena kerja pelumas pada mesin
lebih berat, maka penggantiannya pun lebih sering dibandingkan dengan pelumas
lainnya.
b. Uraian
Materi
1. Minyak Pelumasan
Apa bila terjadi gerakan relatip antara dua
benda yang saling bersentuhan maka
terjadilah gesekan antara dua benda tersebut. Terjadinya gesekan menyebabkan
keausan pada permukaan kedua benda tersebut. Disamping itu terjadinya gesekan
akan menyebakan daya yang dihasilkan oleh motor semakin banyak yang hilang.
Maka untuk mengurangi gesekan yang terjadi dapat digunakan minyak
pelumas yang fungsinya untuk memisahkan dua permukaan yang saling bersentuhan
dengan cara membentuk lapisan minyak (oil
film).
Umumnya untuk pelumasan motor bakar torak
menggunakan pelumas cair karena mudah
disirkulasikan.Minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pedinginan, pembersih
dan perapat.
Pada motor bakar ,daya yang berguna adalah
daya poros, karena poros itulah yang menggerakkan beban, sedangkan daya poros
itu sendiri dibangkitkan oleh daya indikator yang merupakan daya gas hasil
pembakaran yang menggerakan torak.. Sebagian dari daya indicator tersbut
dibutuhkan untuk megatasi gesekan mekanis, misalnya gesekan antara torak dengan
dinding silinder, dan gesekan antara poros dengan bantalan. Daya indicator juga
dipergunakan untuk mengerakkan beberapa aksesoris seperti pompa air, pompa
pelumas. Jika daya poros (Ne), daya
indikasi (Ni), daya gesek (Ng) dan daya akserori (Na), mka secara matematis
besar daya poros adalah :Ne = Ni – (Ng + Na )., dari persamaan ini dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa (Ng+Na) harus dibuat sekecil mungkin agar
diperoleh Ne yang besar. Besarnya kerugian daya tersebut dapat diperhitungkan
dengan efisiensi mekanis yaitu : Efisiensi mekanis = Ne/Ni x 100 %.
Besarnya gesekan dapat diperkecil dengan
menggunakan pelumas yang funsinya memisahkan dua permukaan yang bersetuhan.
Akan tetapi dalam kenyataannya tidak ada gerakan dinamis tanpa gesekan, karena
tidaklah mudah untuk memperoleh pemisahan yang sempurna. Lagi pula gesekan terjadi juga pada permukaan yang
dilumasi itu yang disebabkan oleh adanya tegangangeser pada pelumas itu.
Dari uraian diatas dengan mudah dapat
dipahami bahwa tujuaan dari pelumasan adalah :
a) Menghindari kontak langsung
komponen-komponen mesin yang saling bergesekan dengan membentuk lapisan pemisah
(oil film) yang kuat pada permukaan logam agar keausan mesin dapat dikurangi
atau diperlambat.
b) Sebagai media pendingin dari komponen
mesin yang panas,dan untuk menghindari panas yang berlebihan (over heating)
yang dapat merusak logam-logam mesin.Dengan cara meyerap panas,kemudian
membawanya dan memindahkannya pada sistem pendinginan yang tersedia secara
terus menerus dengan sirkulasi.
c) Mencegah kemacetan cicin torak, dan
mencegah mengalirnya gas-gas hasil pembakaran mesin keruang karter minyak
pelumas, dengan jalan membentuk lapisan perapat antara dinding piston dan
dinding silinder.
d) Mencegah keausan mesin yang disebabkan
oleh zat-zat asam. Asam-asam organic atau asam kuat yang dapat terbentuk selama
proses oerasi mesin akibat proses oksidasi dengan gas-gas hasil pembakaran yang
masuk kedalam minyak pelums.
e) Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel
pada bagian-bagian mesin. Kotoran tersebut dapat terbentuk akibat proses
oksidasi dengan gas-gas hasil pembakaran. Kotoran tersebut dapat menimbulkan
kerusakan akibat mutu minyak pelumas
menjadi berkurang serta menurunkan kemampuan pelumasan
f) Memperkecil daya motor yang hilang akibat gesekan
g) Meredam suara dan mengurangi getaran mesin
2. Persyaratan
Minyak Pelumas Motor Diesel
Motor diesel pada
umumnya bekerja pada keadaan yang lebih berat bila dibandingkan dengan motor
bensin, maka diperlukam kwalitas minyak pelumas yang lebih baik. Oleh karena itu minyak pelumas motor diesel harus memenuhi beberapa
persyaratan antara lain :
a) Stabilitas terhadap panas dan oksidasi.
Pelumasan yang paling sukar adalah pelumasan pada bagian mesin yang panas,
yaitu pelumasan antara torak dengan
dinding silinder. Karena pada daerah itu minyak pelumas sering
terbakar,sehingga dapat menimbulkan kerak, yang dapat mengakibatkan torak macet
atau kerusakan lainnya. Oleh karena itu minyak pelumas biasanya diberi beberapa
zat tambahan, guna mencegah terjadinya oksidasi dan memperbesar kemampuaannya
untuk membersihkan dan melarutkan kerak-kerak yang terbentuk. Maka dengan
menambah zat penting itu minyak pelumas tugas berat (heavy duty) dapat
memperbesar daya tahan atau umur torak,cicin torak,silinder, bantalan dan
komponen lainnya.
b) Viskositas minyak pelumas sangat
berpengaruh terhadap perubahan temperatur. Untuk mempermudah start pada
temperatur rendah, sebaiknya dipakai minyak pelumas yang encer, namun
kekentalannya harus cukup tinggi supaya masih dapat memberikan lapisan minyak (oil film) pada
permukaan bagian yang bergerak khususnya pada keadaan beban berat atau mesin
harus menghasilkan daya tinggi. Yang dimaksud dengan viskositas (kekentalan)
itu tidak lain dari tahanan aliran yang tergantung dari kental atau encernya
oli tersebut. Semua minyak pelumas jika terkena panas akan menjadi lebih encer
dan pada temperatur yang lebih rendah akan menjadi lebih kental. Untuk
mengurangi gesekan dan keausan dibutuhkan lapisan di antara dua permukaan yang
bergerak untuk mencegah kontak langsung
antara logam dengan logam. Oil
film ini dibutuhkan dengan ketebalan yang sangat tipis, ketebalan oil film
sangat tergantung dengan kekentalan (viskositas). Viskositas adalah
karakteristik oli yang sangat penting. Mutu minyak pelumas diukur dengan
standar API (American Petrolium Instituts), sedangkan untuk mengukur tingkat
kekentalan dipakai standar SAE (Society
of American Engineers). Dalam pelumas di kenal dua tingkat kekentalan
yaitu: 1) Mono grade (pelumas dengan
kekentalan tunggal) mono grade ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10,
SAE 30, SAE 40, SAE 90,dan lain-lain ,2) Multi
grade (pelumas dengan kekentalan ganda) multi grade ditandai denga dua
angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50 dan lain-lain. Pelumas mono grade hanya mempunyai satu tingkat
kekentalan yang memiliki rentang relatif sempit atau kecil terhadap perubahan
temperatur. Sekarang yang banyak digunakan minyak pelumas multi grade, karena minyak pelumas ini mempunyai rentang kekentalan
yang relatif lebih luas sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan
temperatur. Karena sifatnya yang lebih fleksibel mempertahankan kinerja pada
berbagai tingkatan temperatur, maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk
semua mesin.
c) Tidak menyebabkan korosi pada logam. Maka
minyak pelumas perlu ditambahkan dengan bahan aditif. Kualitas pelumas yang baik tidak hanya didapatkan dengan cara proses
pengolahan maupun pemurnian (purifikasi), tetapi perlu ditambahkan bahan-bahan
kimia tertentu yang lebih dikenal dengan aditif. Aditif yang ditambahkan ke
dalam minyak pelumas bertujuan untuk memperbaiki kualitas minyak pelumas. Penambahan
aditif dalam minyak pelumas ini berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi,
temperatur, dan kerja dari mesin itu sendiri. Oleh karena itu jenis-jenis
minyak pelumas berbeda-beda kita temukan di pasaran. Contohnya SAE 20W-40, SAE
10W-40, dan lain-lain. Penambahan aditif kedalam minyak pelumas bukan
perkara mudah karena minyak pelumas akan bereaksi dengan aditif tersebut, dan
juga aditif tersebut akan mempengaruhi aditif lainnya. Oleh karena itu
formulasi penambahan aditif terus dilakukan untuk mendapatkan minyak pelumas
kualitas tinggi.
d) Berikut ini adalah jenis-jenis aditif yang
biasa digunakan.
1. Deterjen
Merupakan aditif dalam bentuk ikatan kimia yang memberikan kemampuan
mengurangi timbulnya deposit dari ruang bakar maupun dari bagian mesin lainnya.
Minyak pelumas yang diberi
aditif ini bekerja untuk mesin yang beroperasi pada temperatur tinggi.
Jenis-jenis diterjen yang digunakan adalah sulfonat, fosfonat, dan fenat.
2. Dispersan
Aditif yang bekerja pada temperatur rendah yang berfungsi untuk menghalangi
terbentuknya lumpur atau deposit di dalam ruang mesin. Aditif ini cocok untuk
digunakan pada mesin-mesin mobil kendaraan pribadi yang sering berhenti dan
berjalan.
3. Antioksidan
Karena lingkungan kerja minyak pelumas sering berhubungan (kontak) dengan
udara luar pada temperatur dan kondisi kerja tinggi. Minyak
pelumas juga kontak dengan logam atau bahan kimia yang bersifat sebagai
katalisator oksidasi. Karena hal diatas minyak pelumas akan mengalami sederetan
reaksi oksidasi yang dapat menurunkan visikositas minyak pelumas. Untuk itu
antioksidan diberikan kedalam minyak pelumas untuk mengurangi peroksida.
Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah sulfida, fosfit, disulfida, selenida
dan zink ditiofosfat.
4. Pelindung Korosi
Berfungsi untuk
melindungi bahan-bahan non logam yang mudah terkena korosi dalam mesin.
Terutama bantalan yang perlu tahan terhadap kontaminasi asam dari minyak
peluas. Kontaminasi ini terjadi sebagai hasil oksidasi minyak pelumas dan hasil
pembakaran bahan bakar yang merembes melalui cincin piston.
Jadi dapat
dijelaskan bahwa, problem yang bisa muncul akibat kerusakan atau menurunnya
fungsi pelumasan terhadap komponen mesin adalah terjadi keausan pada piston,
dinding silinder, bantalan dan lain-lainnya, juga dapat menimbulkan korosi akibat
adanya endapan-endapan pada tangki bahan bakar, hal terjadi akibat hasil
pembakaran yang kurang sempurna.
3. Klasifikasi Minyak Pelumas
Macam dan jenis minyak pelumas dapat
digolongkan berdasarkan: a) Standar asosiasi, b) Standar pabrik, c) Peringkat (grade),
d) Penggunaanya
a. Standar Asosiasi Minyak Pelumas.
Untuk memudahkan pengelolaan
dan standarisasinya,
perkumpualan ahli teknik ( Society
Automotive Engineer) pada tahun 1912 mulai menstandarkan dan
mengklasifikasikan minyak pelumas tersebut, sehingga menjadi minyak pelumas
dengan klasifikasi SAE 20, SAE 30, SAE 40, SAE 50 dan lain sebagainya.
Klasifikasi
ini didasarkan atas harga viskositas pada 400 C. Minyak pelumas SAE
20 dapat diartikan sebagai minyak pelumas yang pada temperatur 400 C viskositas kinematiknya 20
cSt.
Institut Perminyakan Amerika atau American
Institute of Petrolium (API), juga membuat standardisasi minyak pelumas. API mengklasifikasikan minyak pelumas didasarkan atas penggunaan dan
beban. Untuk motor bensin diberi kode S, dan selanjutnya diberi kode beban
dengan huruf A, B, C, D, E, dan F. Huruf-huruf ini menunjukan pengelompokan
beban, misalnya minyak pelumas dengan kode :
1. SA dan SB, untuk motor bensin beban
ringan dan daya rendah
2. SC dan SD, untuk motor bensin dengan
beban dan daya menengah
3. SE dan SF, untuk motor bensin beban berat
dan daya tinggiMinyak pelumas untuk motor diesel, diberi kode C, kemudiaan
dilanjutkan dengan huruf A, B, C, D dan E yang merupakan tingkat beban. Sebagai
contoh :
4. CA, untuk motor diesel beban ringan dan
daya rendah
5. CB dan CC, untuk motor diesel beban dan
daya menengah
6. CD dan CE, untuk motor diesel beban berat
dan daya tinggi (yang menggunakan tuobo charger) Minyak pelumas roda gigi, diberi
kode GL, dan diikuti bilangan yang menunjukkan tingkat beban, misalnya minyak pelumas
roda gigi gardan GL-5, roda gigi persneleng GL-4.
b. Minyak Pelumas Standar Pabrik
Jenis dan macam minyak
pelumas berdasarkan markah dagang atau standar pabriksangat banyak. Minyak pelumas tersebut walaupun berbeda-beda markah dagangnya, ada beberapa jenis minyak pelumas
yang memiliki standar yang sam.
Minyak pelumas yang beredar dimasyarakat antara lain Mesran, Meditran,
Omega, Tellus, Chevron, Rottela, Tonna, Turbo, Megalub, Exxon, Titan, pensoil,
SPC, Duralube, Idematsu dan lain sebagainya. Pada setiap minyak pelumas
disamping dicamtumkan standar pabrik, juga dicamtumkan standar SAE,API dan
kadang-kadang standar militer. Misalnya minyak pelumas mesin Megasint 1000,
minyak pelumas ini ekuivalen dengan SAE 15W-50. Mesran Prima SAE 20W-50
ekuivalen dengan API SG/CD, Mesran F-1 SAE 5W-50 ekuivalen dengan API CC-SE
c. Peringkat Minyak Pelumas
Berdasrkan peringkatnya, minyak pelumas
digolongkan menjadi : Minyak pelumas tingkat tunggal (mono grade), Minyak
pelumas peringkat ganda (multy grade) Minyak pelumas tingkat tunggal (mono grade) adalah minyak pelumas
yang memiliki karakteristik viskositas tunggal. Minyak pelumas tipe ini dipergunakan pada
peralatan atau mesin yang rentang temperatur lingkungan operasi relatif sempit.
Contah minyak pelumas yang mono grade antara lain minyak pelumas
yangkualifikasinya SAE 10 W,SAE 20, SAE 30, SAE 40 dan lain-lainnya.
Minya pelumas SAE 10 W, digunakan pada temperatur lingkungan operasi
dari -20 0C hingga
100C. Minyak
pelumas SAE 30, digunakan pada temperatur ligkungan opersai dari 00C hingga
400Cminyak pelumas SAE 40, digunakan pada temperatur
lingkungan operasi dari 50 C sampai dengan 500 C
Minyak pelumas peringkat ganda (multy
grade), merupakan minyak pelumas yang memiliki karakteristik viskositas
ganda. Minyak pelumas ini dipergunakan pada peralatan atau mesin yang rentang
temperatur operasi linkungan relatif lebar. Minyak pelumas yang memiliki
peringakat ganda antara lain minyak pelumas
SAE 10W-30, SAE 15W-40, SAE 20W-50 dan lain sebagainya.
Spesifikasi pertama menunjukan
karakteristiknya pada tempeatur rendah (-150 C), sedang spesifikasi
kedua menunjukkan karakteristiknya pada suhu tinggi (1000 C). Minyak
pelumas SAE 20W-50 pada suhu -150 C berfungsi sebagai minyak pelumas
SAE 20W, W artinya pemakaian pada musim dingin (winter service), sedang
pada suhu tinggi (1000) berfungsi sebagai minyak pelumas SAE 50.
Minyak pelumas SAE 10W-30 digunakan pada
temperatur lingkungan operasi dari –200 C hingga
400 C. minyak pelumas SAE 115W-40, digunakan pada temperatur
lingkungan operasi dari –15 0C hingga 500 C.
d. Penggunaan
Minyak Pelumas
Berdasarkan
penggunaannya, minyak pelumas digolongkan
menjadi:1) Minyak pelumas mesin, 2) Minyak pelumas transmisi, 3) Minyak hidrolik,
4) Minyak trnsformen dan 5) Minyak potong
Minyak pelumas mesin, minyak pelumas yang
digunakan untuk melumasi bagian mesin yang bergerak satu sama
lain didalam mesin itu sendiri. Misalnya pada motor
diesel, pelumasan dimulai dari pompa oli melalui fiter oli menuju piston, mekanisme
katup,bantalan poros engkol,bantalan batang torak kemudian oli kembali
kekarter. Oli mesin yang dipakai sesuai dengan spesifikasi motor diesel menurut
klasifikasi API CA, CB, CD, CE dan CC
Untuk transmisi, diperlukan minyak pelumas yang viskositasnya cukup
tinggi, karena menerima beban berat. Setiap minyak transmisi memerlukan minyak
pelumas yang berbeda menurut rekomendasi dari pabrik. Untuk transmisi roda gigi
dan difrensial kendaraan roda empat dapat digunakan minyak pelumas SAE 90 atau
SAE 75 W-85, atau menggunakan minyak pelumas dengan klasifikasi API GL4 dan
GL-5. Peralatan hidrolik memerlukan minyak pelumas yang stabil, bersih, tahan
korosi dan tidak terlalu kental. Penggunaan minyak hidrolik disesuaikan menurut
rekomendasi pabrik peralatan tersebut. Untuk peralatan hidrolik yang
menggunakan standar ISO dapat digunakan
ISO VG 5, ISO VG 10, ISO VG 15 atau dapat menggunakan Hydo 10W. Untuk minyak
rem pada kendaraan dapat digunakan minyak rem SAE J1703 atau DOT 3.
Minyak pelumas transformer digunakan secara khusus untuk
mendinginkan peralatan atau mesin. Minyak transformer antara lain UNIVOLT 80
atau UNIVOLT 52.
Minyak pelumas yang dicampur dengan air dapat digunakansebagai
pendingin dan sekaligus sebagai pencwegah korosi pada alat potong.. Minyak
potong atau minyak pendingin untuk mesin perkakas dapat dibuat sendiri dengan
mencampur 1 liter minyak pelumas dengan 25 liter air. Minyak pelumas buatan Shell yang dapat digunakan sebagai campura yaitu
Shell dromus D.
4. Teknik Pelumasan
Untuk mencegah atau mengurangi keausan
diperlukan pelumasan yang baik. Berdasarkan zat pelumas, pelumasan dibedakan
menjadi : 1) Pelumasan oli, dan 2) Pelumasan gemuk
Pelumas yang berbentuk cair
disebut oli, sedangkan pelumas yang sangat kental seperti pasta disebut gemuk.
Gemuk bahan dasarnya adalah cair, kemudian dicampur dengan zat lain higga
menjadi kental seperti pasta.
Jenis gemuk yang ada
dipasaran antara lain Gemuk Pertamina SG-NL (serba guna non leaded), 2-NL, 3
–NL, EP 1-NL (extreme Preasure non leaded), EP2-NL, TS-2 dan
lain-lainnya.
Gemuk SG-NL adalah
jenis gemuk lumas yang digunakan untuk bantalan kendaraan yang sifatnya serba
guna. Gemuk 2,3 –NL gemuk lumas
untuk industri dan dianjurkan untuk bantalan peluru atau rol dengan temperatur
kerja sampai 1210 C dan tidak dianjurkan untuk pabrik makanan. Gemuk EP 1-NL dan EP 2-NL digunakan
untuk mesin industri dengan beban sedang sampai berat, dapat digunakan pada
temperatur kerja 1070 C dan juga tidak dianjurkan untuk mesin pabrik
makanan.
5. Metode Penyaluran Minyak Pelumasan
Sistem atau cara pelumasan dapat dibedakan
menjadi, pelumasan manual, percik dan tekan. Yang termasuk
pelumasan manual yakni:
a)
Pelumasan
manual adalah pelumasan yang dilakukan dengan tangan dan menggunakan kuas atau
lap. Misalnya pelumasan pada poros luncur.
b) Pelumasan semprot.
Pelumasan semprot yaitu pelumasn manual
yang menggunakan
pelumasan dalam tabung bertekanan.
Misalnya pelumasan pada rantai terbuka.
c) Pelumasan pistol gemuk
Pelumasan dengan pistol gemuk adalah
pelumasan yang dilakukan dengan menggunakan pompa gemuk yang digerakkan dengan
tangan. Karena tekanan gemuk masuk melalui nipel.
d) Pelumasan mangkuk gemuk
Pada pelumasan mangkok gemuk, gemuk
disimpan pada sebuah mangkok yang tertutup dan berulir. Untuk memasukkan gemuk,
dilakukan dengan memutar tutup sehingga gemuk masuk
melalui lubang nipel.
e)
Pelumasan tetes
Pelumasan
tetes yaitu pelumasan yang terjadi karena tetesan pelumas yang terus menerus
melalui pipa yang dapat diatur besar kecilnya aliran pelumas. Tetesan terjadi
karena percepatan gravitasi.
f)
Pelumasan sumbu
sumbu
yaitu pelumasan yang perinsipnya seperti pada kompor minyak tanah. Pelumasannya
berlangsung secara terus menerus selama mangkok tidak kosong.
g) Pelumasan celup
Pelumasan
celup atau pelumasan bak oli yaitu pelumasn komponen mesin dengan cara merendam
sebagian dari komponen tersebut kedalam bak pelumas. Ketika komponen bergerak
maka oli akan terbawa keatas sekaligus melumasi komponen yang lain.
h. Pelumasan
percikan
Pelumasan percikan adalah pelumasan komponen mesin karena percikan
oli yang disebabkan oleh komponen itu sendiri dan juga melalui komponen lain
yang ada diatasnya.
i Pelumasan pompa mekanik
Pelumasan pompa mekanik yaitu pelumasan dimana pelumasan
disemprotkan melalui pipa kecil ke komponen dengan memampatkan tekanan periodic
dari nok (cam)
j. Pelumasan kabut
Pelumasan kabut, pelumasan yang dilakukan dengan cara pengabutan.
Pelumasan ini terutama digunakan untuk melumasi alat-alat yang dilalui udara
bertekanan, misalnya pada alat-alat pneumatic.
k.
Pelumasan sendiri
Pelumasan sendiri adalah pelumasan dengan pelumasan gemuk yang
diberikan pada saat alat itu dibuat, dan pelumasan berlangsung sampai umur
pakai alat habis atau rusak. Pelumasan ini biasanya dipakai pada bantalan
gelinding.
l.
pelumasan sirkulasi
Pelumasan sirkulasi yaitu pelumasan dengan menggunakan pompa oli
untuk mendistribusikan pelumas secara merata dan terus menerus. Pelumasan yang
demikian dapat menyerap panas, membersihkan dan membawa kontaminan secara
epektif dan diendapkan ditangki.
6. Sistem Pelumasan Motor Bakar
Pada motor bakar
sistem pelumasan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu , sistem pelumas percik,
sistem pelumas tekan dan sistem kombinasi percik dan tekan.
a. Sistem
Pelumasan Percikan
Merupakan sistem
pelumasan yang sangat sederhana dan banyak
dipakai pada motor-motor ukuran kecil, pada sistem ini dimana bagian batang penggerak dilengkapi dengan
alat yang berbentuk sendok, sehingga pada saat bergerak bagian tersebut
mencebur kedalam karter yang berisi minyak pelumas dan melemparkan minyak
tersebut ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan. Seperti terlihat pada
gambar 3.1 adalah sistem pelumasan percik.
|
Gambar : 3.1 Sistem Percikan
Sumber : Jalius Jama,
1977: 45
b. Sistem Pelumasan Tekan
Komponen dasar sistem pelumasan tekan adalah :
1.
Pompa oli (oil pump)
2.
Saringan oli (oil filter)
3.
Karter (oil pan)
4. Saluran oli utama
(main oil gallery)
Cara kerja sistem pelumasan tekan. Saat mesin dihidupkan, pompa oli yang digerakkan olek gigi crankshaft mengisap oli dari karter,
melalui saringan kawat (picup screen). Partikel
kasar akan tersaring oleh sringan tersebut. Kemudiaan oli dipompakankan melalui
saring oli (oil filter) menuju saluran utama (main oli gallery),
selanjutnya ke camshaft dan kebagian lainnya yang membutuhkan pelumasan.
Selanjutnya setelah oli selesai melakukan tugasnya, oli akan kembali kekarter (oil
pan), dan bersirkulasi terus menerus selama mesin hidup. Apabila selama
sistem bekerja terjadi kelebihan tekanan, maka pressure relief valve bekerja untuk mengembalikan oli kekarter.
Jadi pressure relief valve berfungsi
untuk mencegah terjadinya tekana oli berlebihan pada sistem. Seperti diperlihatkan
pada gambar : 3.2. adalah sisten pelumsan tekan. Fungsi pelumasan yaitu 1). sebagai
fluida pendingin, 2) sebagai pembersih, 3) sebagai penyekat, dan 4) sebagai
pelumas
|
Gambar
: 3.2 Sistem Pelumas Tekan
Sumber : James E. Duffy, 1988:300
Tujuan
dari pelumasan dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Untuk menghindari kontak
langsung antara komponen yang bergesekan
2. Menyerap panas dari motor/sebagai fluida
pendingin
3.
Mengurangi keausan pada
komponen yang bergerak
4.
Memperkecil daya motor yang hilang
akibat gesekan
5.
Meredam suara dan mengurangi
getaran mesin
6.
Untuk membersihkan/mengalirkan
kotoran-kotoran yang ada pada proses pelumasan
c. Sistem
Pelumasan Kombinasi
Sistem
pelumasan ini adalah gabungan dari sistem pelumasan percik dan tekan.
Komponen
gerak yang esensial dan utama memerlukan pelumasan pada motor bakar adalah, 1)
torak dan dinding silinder, 2) crankshaft
dan bantalannya, 3) pena engkol dan bantalannya, 4) camshaft
dan 5) mekanisme katup
7. Komponen Sistem Pelumasan
a. Filter
Oli (oil filter)
|
||||
|
||||
Gambar : 3.3 Filter Oli Jenis Spin-on
Sumber : James E. Duffy, 1988:304
Filter oli ada dua macam yaitu,
filter oli yang bersifat permanent (spin-on
oil filter) dan yang tidak permanan (cartridge
oil filter). Filter oli yang permanen hanya dapat sekali pakai, karena
elemen filternya tidak terpisah dari body filter, sehingga tidak bisa di ganti
tersendiri. filter oli jenis ini diperlihatkan seperti gambar 3.3. Filter oli jenis cartridge, pada saat penggatian filter oli, cukup menggati elemen
filternya saja. Jenis filter ini diperlihatkan seperti gambar 3.4. Pada rumah filter
(B) dilengkapi dengan katup bypass dan katup
balik. Katup bypass akan terbuka pada tekanan (1-2 kg/cm2), apabila elemen filter tersumbat oleh
benda-benda asing yang ikut di dalam minyak pelumas, sehingga oli tetap dapat
melakukan fungsinya. Sedangkan katup balik berfungsi untuk mencegah oli
mengalir kembali ke karter.
|
Gambar: 3.4 Filter Oli Jenis Cartridge
Sumber: James E. Duffy, 1988:304
b. Pompa
Oli ( Oil Pump)
Pompa oli
merupakan jantung dari sistem pelumasan mesin, karena oli yang ada di dalam
karter akan di isap oleh pompa oli untuk
disalurkan melalui filter oli menuju
kebagian-bagian mesin. Pompa oli dapat digerakkan oleh poros cam, melalui
perantara sabuk bergigi atau dengan hubungan langsung dengan gigi poros engkol.
Ada dua
jenis pompa oli mesin yaitu,
1) Pompa oli jenis roda gigi
|
Gambar : 3.5 Pompa Roda Gidi
Sumber : James E. Duffy, 1988:303
Keterangan
gambar:
A. Body pompa oli
(oil pump body)
B. Gigi penggerak pompa (pump drive gear)
C. Pasak penggerak pompa oli (oil pump drive spline)
D. Gigi pompa yang digerakan (pump driven gear)
E. seal oli poros engkol (oil seal crankshaft)
F. Katup relif ( relief valve)
2)
Pompa Jenis Rotary
|
Gambar :3.6
Pompa Rotary
Sumber : Reparasi Mesin Kijang, 4-3
c. Karter (oil pan),
sebagai tempat penampungan minyak pelumas.
|
Gambar : 3.7 Karter (oil pan)
Sumber
: James E. Duffy, 1988:305
d. Saluran oli utama (main oil gallery) merupakan saluran minyak pelumas utama sebelum
minyak pelumas disalurkan ke bagian-bagian
yang memerlukan pelumasan.
Di unit
pompa oli dilengkapi dengan katup pengatur
tekanan (pressure relief valve), seperti
diperlihatkan gambar 3.8
|
Gambar : 3.8 Katup Pengatur Tekanan
Sumber
: James E. Duffy, 1988:305
Keterangan
gambar:
A. Pegas
peneraan (calibrated spring)
B. Piston
di bawah (piston down)
C. Efek
tekanan oli.(excess oil pressure)
D. Oli
menuju kekarter
Katup
pengatur tekanan (pressure relief valve)
menjadi satu unit dengan pompa oli, yang berfungsi mengatur tekanan oli di
dalam sistem. Batas tekanan oli di dalam sistem berkisar antara (3.3-4.4 kg/cm2).
Jika batas tekanan oli yang bersirkulasi di dalam sistem melebihi batas
maksimum, maka katup pengatur tekanan akan terbuka dan oli kembali ke karter.
Permasalahan yang ada di dalam sistem pelumasan
diantaranya : 1) Komsumsi minyak pelumas berlebihan (jumlah oli pada
karter terlalu banyak), 2) Tekanan oli rendah (pembacaan pada alat ukur rendah,
indicator penunjuk menyala, atau tidak normalnya suara mesin), 3) Tekanan oli
tinggi (pembacaan pada alat ukur tinggi, filter oli robek), 4) Alat ukur system
rusak (indicator rusak) atau kerjanya tidak bagus/pembacaan salah.
8. Tanda-Tanda Tekanan Oli
Rendah :
1) Permukaan oli rendah pada karter (oli tidak
cukup didalam karter )
2) Ausnya
konnekting rod atau ausnya bantalan-bantalan utama (pompa tidak dapat
memberikan jumlah oli yang cukup),
3) Oli encer (viskositas rendah atau oli
bercampur bensin),
4) Rusak/patahnya
pegas relief valve (katup tidak dapat membuka sebagai mana mestinya sesuai
dengan tekanan ijin),
5) Retak atau
longgarnya pipa saringan oli (gelembung-gelembung udara masuk ke pompa oli),
6) Ausnya pompa oli (jarak antara rotor/gigi dan
rumah besar),
7) Tersumbatnya
skerin oli (mengurangi jumlah oli masuk ke pompa)
9. Penyebab tekanan oli tinggi
1. Katup pengatur
tekanan (relief valve) tertutup (tidak dapa membuka pada tekanan sfesipik/tekanan ijin)
2. Tekanan pegas katup relief tinggi (kerusakan
pegas/pegas tidak lentur)
3. Viskositas oli
tinggi (kekentalan oli tidak sesuai)
4. Terbatasnya
saluran utama oli (kerusakan blok mesin/banyak kotoran pada saluran utama)
c. Rangkuman
1). Pelumas (oli mesin) pada motor diesel
memiliki fungsi utama untuk mengurangi gesekan/persinggungan langsung diantara
dua permukaan komponen mesin yang bergerak (saling bergesekan) dengan cara
membentuk lapisan oli yang tipis (oil
film) pada permukaan kedua komponen tersebut.
2). Minyak pelumas yang biasanya digunakan
untuk diesel adalah berkode CB atau CC dengan nilai SAE 30 atau SAE 40.
3). Komponen-komponen utama sistem
pelumasan motor diesel antara lain : karter (oil pan), pompa oli (oil pump), saringan oli (oil filter), dan Saluran oli utama (main
oil gallery)
4) Sistem pelumasan yang baik dapat mengurangi
pemakaian bahan bakar, umur pakai mesin
lebih lama, performen mesin lebih baik.
5) Minyak pelumas dapat berfungsi sebagai
pendingin, penyekat, pembersih dan pelumas
6) Sistem pelumasan ada tiga macam yaitu ,sistem
tekan, percik dan kombinasi
d. Tugas
1) Buat gambar (sketsa) sistem pelumasan
tertutup lengkap dengan nama komponennya!
2) Bacalah tentang buku diesel yang anda punya,
pahami setiap keterangan tentang sistem pelumasan !
e.
Soal-soal Latihan
1)
Jelaskan
kriteria minyak pelumas yang cocok untuk motor diesel?
2) Apa yang dimaksug dengan minyak pelumas
tingkat tunggal (mono grade), minyak pelumas peringkat ganda (multy
grade) berikan contoh dan kegunaan masing-masing?
3) Sebutkan fungsi system pelumasan pada
motor diesel?
4) Sebutkan fungsi masing-masing komponen
sistem pelumasan pada motor diesel?
5) Jelaskan cara kerja sistem pelumasan pada
motor diesel?
2. Kegiatan belajar 2: Sistem Pendinginan
a. Pendahuluan
Sistem pendinginan adalah suatu sistem
pendinginan yang digunakan untuk menyerap panas yang dihasilkan dari panas
pembakaran pada ruang bakar, selama pembakaran sebagian dari panas yang
ditimbulkan mengalir kedinding selinder sehingga menaikkan suhunya. Pembakaran
campuran udara bahan bakar, menghasilan sejumlah panas yang ektrim. Temperatur penyalaan dapat mencapai 4500 0 F (2484 0
C ). Panas ini dapat merusak torak dan dinding silinder, akibat minyak pelumas
ikut menguap dengan cepat. Pada saat yang sama, suhu tinggi setempat dalam
bagian tertentu dari mesin,misalnya kepala silinder dan torak ,dapat
menyebabkan tegangan berlebihan dan retaknya bagian ini.
Oleh sebab itu, pembuangan panas
atau pendinginan ini, masalahnya sedemikian penting sehingga kalau tidak
diatasi dengan baik, dapat lebih menyebabkan kerusakan daripada setiap pase
operasi mesin yang lain. Dengan
pendinginan yang baik, maka temperatur kerja mesin dapat
dipertahankan.Temperatur kerja mesin adalah temperatur air pendingin mesin,
yang berada pada kisaran antara 180 dan 195 0 F (82 dan 920 C).
Apabila temperatur kerja mesin berada pada daerah itu, ini termasuk kondisi
yang bagus dengan demikian akan menjamin kerja dari mesin, tingkat keluaran
emissi gas buang dan performen mesin.
b. Uraian Materi 2
1. Neraca Panas
Motor bakar
|
Gambar
: 3.9 Neraca panas
Sumber : Harsanto,1977:54
Neraca panas gambar 3.9
memperlihatkan bahwa pada motor bakar hanya akan diperoleh sekitar 31% hasil pembakaran bahan bakar yang dapat dirubah
menjadi energi mekanik. Sebagian besar panas akan keluar melalui gas buang 31%,
melalui sistem pendinginan 25% dan
sisanya akan melalui kerugian pemompaan dan gesekan 13%. Dari neraca panas di atas maka fungsi pendinginan
pada motor menjadi penting, karena panas yang akan terserap oleh sistem
pendinginan dapat mencapai 25%. Dari kenyataan tersebut bila mesin tidak
didinginkan akan terjadi pemanasan yang berlebihan (overheating)
dan akan mengakibatkan gangguan- gangguan sebagai berikut:
a) Bahan akan lunak pada suhu tinggi. Contoh:
torak yang terbuat dari logam paduan aluminium akan kehilangan kekuatannya
(kira-kira sepertiganya) pada suhu tinggi (300ºC), bagian atas torak akan
berubah bentuk atau bahkan mencair.
b) Ruang bebas (clearance) antara komponen yang saling bergerak menjadi terhalang
bila terjadi pemuaian karena panas berlebihan. Misalnya torak akan memuai lebih
besar (karena terbuat dari paduan aluminium) daripada blok silinder (yang
terbuat dari besi tuang) sehingga gerakan torak menjadi macet
c) Terjadi tegangan termal, yaitu tegangan yang
dihasilkan oleh perubahan suhu. Misalnya cincin torak yang patah, torak yang
macet karena adanya tegangan tersebut.
d) Pelumas lebih mudah rusak oleh karena panas
yang berlebihan. Jika suhu naik sampai 250 ºC pada alur cincin, pelumas berubah
menjadi karbon dan cincin torak akan macet sehingga tidak berfungsi dengan
baik, atau cincin macet (ring stick).
Pada suhu 500 ºC pelumas berubah menjadi hitam, sifat pelumasannya turun, torak
akan macet sekalipun masih mempunyai ruang bebas.
e) Pembakaran tidak normal. Motor bensin cenderung
untuk terjadi ketukan (knocking)
2.
Metode Pendinginan
Ada dua macam system pendinginan yaitu:
1) Sistem pendinginan tertutup, 2) Sistem pendinginan terbuka. Berdasarkan
media pendingin yang dipakai ada dua macam yaitu :1) air,
2) udara. Berdasarkan cara sirkulasi media pendingin, ada dua macam yaitu : 1)
Sirkulasi paksa, 2) Sirkulasi gravitasi, yang juga disebut sirkulasi termosipon.
Minyak pelumas yang bersirkulasi pada mesin juga, memiliki kontribusi penting
untuk mendinginkan mesin. Kedua-duanya
merupakan media pendingin yang sangat efektip. Air pendingin akan bersirkulasi
selama mesin hidup. Fungsi dari sistem pendinginan: 1) Mengambil kelebihan
panas dari mesin, 2) Memelihara konstanta temperatur kerja mesin, 3) Kenaikan temperatur mesin
cepat dingin, 4) Memberikan panas kerja yang tetap
3. Komponen Sistem Pendinginan
Komponen dasar dari sistem pendinginan tertutup
terdiri dari ;1) Pompa air (water
pump), 2) Selang radiator (radiator hause),3) Radiator, 4) Kipas (fan),
5) Termostat (thermostat)
a). Pompa air (water Pump), mensirkulasikan media
pendingin kebagian blok dan kepala silinder mesin. Gambar 3.10 memperlihatkan komponen
dalam water pum
|
Gambar : 3.10
Konstruksi Water Pump
Sumber
: James E.Duffy, 1988: 287
b) Selang radiator (radiator hose),
menghubungkan saluran dari mesin ke radiator. Slang Karet (upper
hose dan lower hose) berfungsi
memindahkan air pendingin dari/ke water
jacket melalui radiator
|
Gambar
:3.11 Selang Radiator
Sumber : http;//coiku.com/hose,April 2012
c) Radiator, di dalam radiator panas
dibuang ke udara atmosfir yang mengalir melaluinya, dalam mesin otomotif udara
diisap masuk oleh kipas angin, dibantu dengan gerakan dari mobil. Kemampuan
kerja dari radiator sangat tergantung dari kecepatan udara dan air, peningkatan
kecepatan udara yang melintasi sirip radiator, dan dengan melepas film udara
lembab yang melekat pada permukaan logam, akan meningkatkan koefisien
perpindahan panas permukaan luar. Permukaan yang didinginkan udara harus lebih
besar daripada permukaan dalam yang bersinggungan dengan air, maka pada tabung
vertikal dari radiator ditambahkan dengan sirip-sirip logam tipis yang
membentuk lintasan air antara tangki atas dan bawah.
Gambar 3.12 memperlihatkan kontruksi radiator.
|
Gambar : 3.12 Konstruksi Radiator
Sumber : James E.Duffy/Hurt 1988:286
Tutup radiator
Gambar : 3.13
Konstruksi Tutup Radiator
Sumber : James E. Duffy, 1988: 289
Tutup radiator
untuk mencegah luapan air dan untuk mensetabilkan
tekanan uap air panas di dalam radiator, ini dapat terlaksana karena tutup
radiator di lengkapi dengan dua buah katup yaitu katup tekan dan katup vakum. Tutup
radiator berfungsi untuk menaikkan titik didih air pendingin dengan jalan
menahan ekspansi air pada saat air menjadi panas sehingga tekanan dan temperatu air menjadi lebih tinggi daripada 1000C,
dan tekanannya lebih tinggi dari udara luar sehingga dapat memperlambat proses
penguapan. Di samping itu pada system pendinginan tetrutup, tutup radiator
berfungsi untuk mempertahankan air pendingin dalam sistem meskipun dalam
keadaan dingin atau panas. Untuk maksud tersebut tutup radiator dilengkapi
dengan katup pengatur tekanan (relief valve) dan katup vakum perhatikan
gambar 3.13
d) Kipas (fan), pengerak kipa ada dua macam yaitu
digerakkan secara mekanis dan
elektrik, pada sistem mekanis kipas
digerakkan oles poros engkol melalui perantara sabut V-belt ke pully pompa air, sedangkan kipas yang gerakkan secara
elektrik, menggunakan motor listrik tersendiri. Seperti diperlihatkan gambar
3.14. Kipas
Pendingin berfungsi menambah pendinginan pada radiator untuk membantu
mempercepat penyerapan radiasi panas ke udara luar.
|
Gambar: 3.14 Kipas
radiator Elektrik
Sumber : James E.Duffy, 1988:
290
Adapun cara kerja kipas pendingin listrik sebagai
berikut: Bila suhu air pendingin dibawah
83 ºC temperature switch ON dan relay berhubungan dengan masa. Fan relay coil terbuka dan motor tidak bekerja. Bila suhu air
pendingin di atas 83 ºC, temperature switch akan OFF dan sirkuit relay ke masa
terputus. Fan relay tidak
bekerja, maka kontak poin merapat dan kipas mulai bekerja
e) Termostat (thermostat)
Kerja termostat diperlihatkan pada gambar 3.15 termostat
berfungsi menjaga temperature kerja mesin dan mengatur aliran media
pendingin melalui radiator dengan
memperlambat aliran bila mesin dalam keadaan
dingin dan mempercepat aliran media pendingin bila mesin dalam keadaan panas
|
|
Gambar
: 3.15 Penampang Termostat
Sumber :
James E Duffy, 1988 : 291
Thermostat
terletak di dalam rumah thermostat diantara mesin dan akhir dari selang bagian
atas radiator. Thermostat mempunyai lapisan lilin yang melingkari silinder dan
pelunyer, sebuah pegas menahan plunyer dan katup dalam keadaan normal tertutup,
media pendingin mengalir melalui saluran bypass (Gambar.3.15a). Jika media
pendingin telah panas lapisan lilin mengembang
dan mendorong pelunyer, karena pelunyer bagian yang statis sehingga
pegas terdorong dan katup terbuka (Gambar 3.15b) ketika suhu fluida air dingin
lapisan lilin mengkerut akibat tengangan dari pegas katup termostat kembali
tertup, katup termostat akan mulai membuka pada temperature dengan kisaran (820-920
C)
4. Proses
Kerja Sistem Pendinginan Tertutup Sirkulasi Paksa.
|
Gambar : 3.16 Sistem Pendinginan Tertutup
Sumber : Pedoman Reparasi Mesin Kijang 5-2
Ketika mesin dihidupkan,
sebuah sabuk memberi daya pada pompa air. Daya pompa itu mensirkulasikan fluida pendingin
melalui mantel air (water
jacket). Apabila mesin masih dalam kondisi dingin, termostat masih dalam
keadaan tertutup. Ini mencegah fluida pendingin melewati radiator, sehinga
fluida pendingin bersirkulasi melalui saluran selang bypass menuju mantel air (water
jacket) mesin, ini dimaksukan untuk mempercepat proses pemanasan mesin. Bilamana
mesin sudah mencapai daerah temperatur kerja, maka termostat akan terbuka,
fluida pendingin yang sudah panas mengalir melewati radiator. Kipas mengisap udara menembus radiator,
kelebihan panas pada radiator ditransfer kedalam aliran udara. Ini sebenarnya
mempertahankan temperatur kerja mesin
5. Proses Kerja Pendinginan Terbuka
Pada gambar : 3.17 memperlihatkan
sebuah contoh dari sistem pendinginan terbuka. Sebuah menara pendingin
atmosfir, yang terdiri atas tower, bak peampung air dan pompa sirkulasi. Nosel
untuk menyeburkan air panas dari mesin,sehingga uap panas lebih cepat
keatmosfir, kemudian air yang telah dingin ditampung dibagian bak bawah
|
Gambar : 3.17 Sistem Pendinginan Terbuka
Sumber: Bill Toboldt,1983:204
|
Air
tersebut kemudian diisap oleh pompa untuk dialirkan ketangki penyimpan, yang
kemudian dipompakan lagi untuk disirkulasikan kedalam mantel air didalam mesin,
kemudian keluar melalui penukar panas menuju tower pendingin, untuk didinginkan.
Demikian terus berulang-ulang selama mesin hidup. Dari kedua sistem tersebut
diatas dapat disimpulkan bahwa, sistem pendinginan tertutup adalah suatu sistem
dimana jumlah volume air yang disirkulasikan kedalam sistem adalah konstan dan
tidak berhubungan langsung dengan udara atmosfir. Sedangkan sistem pendinginan
terbuka adalah suatu sistem dimana jumlah air yang disirkulasikan tidak
terbatas dan berhubungan langsung dengan udara atmosfir. Kedua sistem
pendinginan ini termasuk sistem pendinginan sirkulasi paksa.
6. Proses
Kerja Pendinginan Tertutup Sirkulasi Gravitasi:
Gambar : 3.18 menunjukan
sistem pendinginan sirkulasi gravitasi yang digunakan padamotor bakar. Air yang dipanaskan dalam jacket silinder dapat
bersirkulasi akibat adanya perbedaan
berat jenis air.
|
Gambar
: 3.18 Sirkulasi Gravitasi
Sumber
:V.L.Maleeov, 1991: 238
Untuk dapat
sirkulasi air yang baik maka sambungan antara jaket mesin dan radiator
tahanannya harus kecil terhadap aliran air, serta harus luas, pendek dan
mempunyai belokan sekecil mungkin. Miskipun dalam keadaan menguntungkan,
sirkulasi tetap lambat, terutama kalau perbedaan suhunya kecil, misalnya pada
beban ringan. Pada beban berat maka panas jaket dapat melebihi panas yang
dibuang oleh radiator dan air dalam jaket dapat mendidih. Sistem ini hanya
digunakan dalam mesin kecil yang mementingkan kesederhanaan.
7.
Proses Pendinginan Pada Mesin
Pada mesin bensin ataupun pada mesin diesel proses
pendinginan tergantung pada sistem pendinginan yang digunakan. Pada pendinginan
udara, panas akan berpindah dari dalam ruang bakar melalui kepala silinder,
dinding silinder dan piston secara konduksi. Selanjutnya yang melalui dinding
dan kepala slinder, panas akan berpindah melalui sirip-sririp (fins) dengan cara konveksi ataupun
radiasi di luar silinder. Pada pendinginan air secara alamiah, proses
perpindahan panas/pendinginan melalui perubahan massa jenis air yang menurun
karena panas, selanjutnya air akan berpindah secara alamiah berdasarkan rapat
massa sehingga terjadi sirkulasi alamiah untuk pendinginannya. Untuk
mempercepat pembuangan panas pada system pendinginan air dipasangkan radiator.
Melalui radiator ini panas akan dibuang ke udara melalui sirip-sirip radiator.
Pada pendinginan air dengan tekanan, sirkulasi akan dipercepat oleh putaran
pompa sehingga sirkulasi air pada sistem ini akan lebih baik.
c. Rangkuman
1. Sistem pendinginan diperlukan dalam mesin
bensin dan diesel dengan alasan panas pembakaran dari ruang bakar harus
dikeluarkan segera. Bila tidak ada sistem pendinginan yang baik akan
menimbulkan dampak: bahwa bahan logam akan kehilangan kekuatan bahkan dapat
mencair, ruang bebas antara komponen yang bergerak akan terhalang, timbul
tegangan termal, dan kemampuan pelumas akan turun
2. Sistem
pendinginan dapat digolongkan menjadi sistem pendinginan tertutup dan terbukan.
Sirkulasi fluida pendingin ada dua sistem yaitu sirkulasi paksa dan sirkulasi
alamiah/termosipon.
3. Proses
pendinginan pada mesin berupa perpindahan panas melalui media pendingin, panas akan berpindah melalui
air yang bersirkulasi baik secara alamiah atau paksa. Pada sistem pendinginan
air dipasangkan radiator yang berfungsi untuk mempercepat pembuangan panas ke
udara atmosfir.
4. Sistem
pendinginan, untuk menjaga temperatur kerja mesin
1. Sistem pendinginan yang baik, dapat
mengurangi kadar kandungan co pada gas buang, dapat menghemat pemakaian bahan
bakar
2. Sistem pendinginan dapat mencegah mesin
kelebihan panas (overheating)
3. Sistem pendinginan ada tiga macam yaitu
sistem sirkulasi paksa, sistem gravitasi dan sistem terbuka, media pendingin
berupa air dan udara
d. Tugas
1) Identifikasikan sistem pendinginan pada
mesin menggunakan sistem pendinginan air (alamiah dan sirkulasi paksa).
Sebutkan pada mesin apa saja sistem pendinginan tersebut ditemui!
2) Gambarkan sirkulasi air pendingin pada
sistem pendinginan air dengan sirkulasi paksa dan jelaskan!
e. Soal-soal Latihan
1) Jelaskan alasan utama diperlukan sistem
pendinginan mesin?
2) Apa dampak yang terjadi bila tidak
terdapat sistem pendinginan yang baik? Sebutkan 3 dampak yang terjadi.
3) Jelaskan 2 jenis sistem pendinginan
pada mesin diesel yang anda ketahui?
4) Pada sistem pendinginan tertutup dijumpai
sirip pada radiator, Jelaskan fungsi sirip-sirip tersebut?
5) Jelaskan fungsi pompa air pada mesin
dengan sistem pendinginan tertutup?
6)
Jelaskan raca kerja sistem pendinginan tertutup pada motor diesel?
makasih sangat mas numpang copy buat tugas say ya
BalasHapusBagus jelas
BalasHapusGood i like this. Fathan ,marketing omega grease/oil 081380985818
BalasHapus