DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 1
A.
JUDUL ....................................................................................................................... 2
B.
LATAR BELAKANG MASALAH ...................................................................................... 2
C.
PERUMUSAN MASALAH ............................................................................................. 3
D.
TUJUAN ..................................................................................................................... 3
E.
LUARAN YANG DIHARAPKAN ..................................................................................... 3
F.
KEGUNAAN .......................................................................................................... 3
G.
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 4
H.
METODE PELAKSANAAN ............................................................................................ 9
I.
JADWAL KEGIATAN................................................................................................... 10
J.
RANCANGAN BIAYA ................................................................................................. 11
K.
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12
L.
LAMPIRAN ............................................................................................................... 13
JUDUL
Rancang Bangun Alat Pemotong Daun Mangga Kering
Untuk Membuat Pupuk Kompos
LATAR BELAKANG MASALAH
Kehidupan manusia tak pernah lepas
dari sampah, yang akhir-akhir ini kian menumpuk dan semakin merepotkan. Sampah
merupakan limbah yang dapat merugikan dan merusak lingkungan, tetapi dilain
pihak sampah juga bisa kita buat sebagai bahan kompos yang sangat bermanfaat
bagi lingkungan. Salah satunya ialah sampah organik seperti sampah dedaunan. Sekarang
ini banyak orang yang memperlakukan
sampah organik hanya dengan membuangnya begitu saja di tempat sampah
atau mungkin membuang sembarangan, bahkan tidak jarang kita jumpai dibakar
begitu saja. Tindakan lain yang sering dilakukan warga pada umumnya yaitu tidak
memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik. Apa itu sampah organik?
Ialah sampah yang dapat didaur ulang secara alami, contohnya kayu bekas, sisa
sayur, daun-daun kering, dll. Sedangkan sampah anorganik ialah sampah yang
tidak dapat didaur ulang, seperti botol, plastik, karet, dll. Untuk itu perlu
metode pengolahan sampah organik yang tepat yaitu mengolah sampah organik
tersebut menjadi kompos. Namun untuk melakukan usaha ini diperlakukan waktu dan
tenaga yang tidak sedikit serta diperlukan suatu proses yang cukup lama.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses
pembuatan pupuk kompos. Salah satunya ialah lamanya waktu pengomposan. Menurut
Wikipedia bahasa Indonesia penyebab dari lamanya proses pengomposan adalah
ukuran dari bahan sampah organic yang cukup besar. Ukuran yang kecil akan
mempercepat penguraian/dekomposisi. Sehingga perlu adanya langkah untuk
melakukan pemotongan sampah organik tersebut.
Pengomposan sampah organik dapat
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pengomposan secara alami tanpa batuan manusia,
dan pengomposan secara alami dengan bantuan manusia atau alat. Dalam hal ini
kami akan membahas tentang pengomposan sampah organik dengan bantuan alat atau
manusia. Pada kasus ini, Penulis merancang sebuah mesin pemotong sampah organik
sebagai usaha untuk mengatasi sebagian permasalahan tersebut.
Untuk mempersempit dalam hal pemilihan bahan guna
membuat pupuk kompos kami sepakat untuk menggunakan daun mangga. Mengapa? Sebab
pohon mangga mudah ditemui di berbagai tempat sehingga sampah dari pohon
tersebut dapat diperoleh dalam jumlah banyak. Dan akan percuma jika hanya
dibakar atau dibuang begitu saja.
PERUMUSAN MASALAH
Berkaitan
dengan uraian diatas. Permasalah yang dapat dirumuskan adalah :
1. Bagaimana
proses pengecilan ukuran bahan pengomposan?
2. Bagaimana
spesifikasi mesin pemotong yang sesuai sehingga didapat hasil yang maksimal dan
efisiensi waktu untuk memperkecil ukuran daun tersebut?
TUJUAN
Mewujudkan alat pemotong daun kering
( Mangga ) yang menggunakan tenaga motor listrik sehingga didapat ukuran daun
yang lebih kecil dalam upaya mempercepat proses pengomposan. Dan hasil dari
pupuk kompos tersebut dapat berguna untuk menyuburkan tanah kembali.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
Sebuah mesin penghancur sampah organik yang
digerakkan dengan tenaga motor listrik
yang mampu menghancurkan bahan organik secara cepat dan kuat. Pekerjaan
pemotongan atau penghancuran sampah organik menjadi kecil-kecil lebih mudah dan
cepat. Hal ini dilakukan dalam rangka mempercepat proses pengomposan.
KEGUNAAN
Sebagai langkah awal untuk
mengembangkan alat yang sama dengan kemampuan yang lebih banyak, sehingga dapat
berguna bagi kehidupan manusia. Dan sebagai bahan pelajaran bagi peserta didik,
khususnya mahasiswa untuk mengembangkan alat ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Dari judul yang disampaikan, penulis
ingin menguraikan setiap kata sehingga didapat penjelasan yang maksimal.
Berikut uraiannya :
1.
Alat Pemotong
Alat
pemotong adalah alat yang berfungsi untuk menghilangkan sebagian benda kerja
sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Dalam alat ini tentunnya terdapat bagian
utama yaitu alat potong. Dan alat potong tersebut dalam kaitanya dengan alat
pemotong ini adalah pisau potong. Pisau ialah alat
yang digunakan untuk memotong sebuah benda. Pisau juga termasuk dalam dalam
kategori alat potong konvensional (alat potong yang mempunyai sifat lebih keras
dari bahan yang dipotong). Karena pisau potong yang digunakan untuk memotong
setiap jenis benda tersebut sangatlah berbeda-beda. Menurut sifat dari bahan
yang akan dipotong. Sebagai contoh pisau yang digunakan untuk memotong daging
dengan pisau yang digunakan untuk memotong kayu sangatlah berbeda.
Secara
teori daun yang memiliki kadar air lebih tinggi memerlukan pisau potong yang
lebih tajam. Dan sebelum menentukan jenis pisau yang akan dipakai, kita perlu
mengetahui kadar air pada daun mangga kering tersebut.
Wujud
alat yang akan kami buat adalah sebagai berikut :
h. baut
i. mesin las
j. cat besi
|
Alat
dan Bahan yang dibutuhkan :
a. Plat
lembaran 3mm
b. Besi
siku
c. Motor
listrik
d. Pully
e. V-belt
f. Pisau
pemotong
g. Gergaji
besi
|
Rangka
|
Input
|
Output
|
Motor Listrik
|
V-belt
|
Pulley
|
Cutting box
|
Langkah kerja alat tersebut:
Tenaga putar bersumber dari motor
listrik yang diteruskan ke cutting box melalui pulley dan v-belt. Didalam
cutting box terdapat pisau potong
berjumlah 4 buah yang bertugas . daun mangga kering sebagai bahan akan
dimasukan melalaui input dan akan keluar melalui output.
2.
Daun Mangga Kering
Mangga (Mangifera sp) adalah jenis tumbuhan berbuah yang banyak ditemui
di Negara kita. Tapi kebanyakan orang hanya memanfaatkan buahnya saja.
Sebenarnya daun mangga yang keringpun dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos.
Daun mangga kering memiliki sifat :
a. Berselang-seling,
dan mempunyai bentuk lonjong, dengan panjangnya 15-35 cm dan lebarnya 6-16 cm.
b. Berwarna
coklat kering.
c. Memiliki
kadar air minimal 14 % – 15 % agar mikroba tetap dapat tumbuh dan menguraikan
daun tersebut.
3.
Pupuk Kompos
Kompos adalah pupuk organik yang bersumber dari sampah rumah tangga,
sampah tanaman, sampah pasar dan lain-lain dan dibuat melalui proses pengomposan. Kompos
sangat banyak manfaatnya. Kompos memperbaiki struktur tanah dengan
meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan
tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang
bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas
mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas
mikroba tanah juga d iketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik
kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti
menjadikan hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan
lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
- Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
- Mengurangi volume/ukuran limbah
- Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
- Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
- Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek Bagi Tanah/Tanaman :
- Meningkatkan kesuburan tanah
- Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
- Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
- Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
- Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
- Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
- Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
- Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
4. Pengomposan
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Proses Pengomposan
Proses pengomposan akan segera
berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara
sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap
pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang
mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu
tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan
peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o
C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada
kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu
tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat
aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan
bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar
bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada
saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek
liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun
biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal
bahan.
Skema
Proses Pengomposan Aerobik
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan
oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya
adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses
dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa
menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak
diinginkan, karena selama proses pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak
sedap. Proses anaerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap,
seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat,
puttrecine), amonia, dan H2S.
Proses
pengomposan tergantung pada :
- Karakteristik bahan yang dikomposkan
- Aktivator pengomposan yang dipergunakan
- Metode pengomposan yang dilakukan
Karakteristik bahan yang kecil akan lebih mudah diurai oleh
mikroba.
Cara Sederhana Membuat Pupuk Kompos :
Bahan-bahan dan alat yang diperlukan:
1.
Rumput, daun kering dan
sisa-sisa sayuran. Dalam hal ini yang kami gunakan ialah daun mangga kering.
2.
Siapkan kotoran hewan (kotoran
sapi, kambing atau yang lainnya) yang sudah agak lama.
3.
Siapkan EM4 (banyak tersedia di
toko pertanian).
4.
Karung sebagai media
penyimpanan.
Proses pembuatan :
1.
Kumpulkan daun-daun kering
menjadi satu.
2.
Potong menjadi beberapa bagian (kira-kira
2-5 cm/bagian). Pemotongan ini diperlukan untuk mempercepat proses pembusukan.
3.
Setelah semua daun/rumput
dipotong kemudian direndam dalam cairan EM4 (tidak perlu lama-lama, karena
nanti EM4 tersebut akan disiramkan ke dalam karung) yang telah dicampur dengan
air. Ikuti petunjuk pemakaian EM4.
4.
Masukkan kotoran hewan ke dalam
karung kira-kira 1/3 bagian.
5.
Masukkan daun/rumput ke dalam
karung.
6.
Siram dengan EM4.
7.
Tutup karung.
Selesai sudah proses pembuatan kompos, tapi
ini belum berakhir karena untuk mempercepat pertumbuhan bahan-bahan tersebut
perlu dibolak-balik komposisinya setiap 2 minggu sekali dan diberi air
secukupnya setiap 3 hari.
METODE PELAKSANAAN
Metode yang kami terapkan dalam program ini adalah sebagai
berikut:
a. Mengumpulkan data dari berbagai
referensi yang ada, berupa buku, artikel, pendapat seseorang dan referensi lain
yang dapat dipercaya.
b. Mempelajari proses pembuatan pupuk
kompos khususnya dalam hal mempercepat proses pengomposan. Dan mempelajari
lebih dalam tentang karakteristik bahan yang akan digunakan.
c. Melakukan analisa dan perhitungan
tentang spesifikasi setiap bagian dari alat yang akan dibuat. Mulai dari
dimensi dan bentuk alat, pisau potong dan penggerak berupa motor listrik dan
membuat prototype alat ( manufaktur alat).
d. Melaksanakan proses manufaktur alat.
Yaitu menciptakan alat melalui tahapan-tahapan dari awal sampai akhir.
e. Melakukan pembuatan pupuk kompos,
dan membandingkan dengan hasil yang didapat.
JADWAL KEGIATAN
Agar
pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan baik. Perlu dibuat jadwal yang
teratur agar dapat terlaksana. Program ini dilaksanakan selama 5 bulan. Berikut
adalah jadwal kegiatan program ini :
a.
Persiapan
Pada tahap ini perlu disiapkan
segala kemungkinan yang ada (1 minggu)
b.
Pengumpulan data
Dalam tahap ini akan diadakan
pengumpulan data dan informasi tentang segala sesuatu yang dibutuhkan. Mulai
dari data tentang pupuk kompos, alat potong dan proses pembuatan (1 minggu)
c.
Melakukan riset
Melakukan perhitungan, menganalisa
data, dan membuat simulasi alat (1 minggu).
d.
Manufaktur alat
Proses menciptakan alat potong
melalui tahapan-tahapan dari awal sampai akhir ( 2 minggu)
e.
Tes alat
Dilakukan percobaan alat dan pengomposan tehadap bahan ( 3 bulan 1 minggu ).
Dilakukan percobaan alat dan pengomposan tehadap bahan ( 3 bulan 1 minggu ).
f.
Evaluasi
Mengevalusai kegiatan yang telah
dilakukan dan membuat laporan. ( 2 minggu)
JADWAL KEGIATAN
|
Bulan 1
|
Bulan 2
|
Bulan 3
|
Bulan 4
|
Bulan 5
|
|||||||||||||||
Nama Kegiatan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Persiapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengumpulan
data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Melakukan
riset
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Manufaktur
alat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tes
alat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
RANCANGAN BIAYA
No.
|
Uraian
|
Banyaknya
|
Satuan
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah
(Rp)
|
1.
|
Bahan Habis
Pakai
|
|
|
|
|
|
-
Aktivator
|
1
|
Paket
|
650.000
|
650.000
|
|
-
Elektroda
|
5
|
Kotak
|
115.000
|
575.000
|
|
-
Besi siku
|
6
|
Batang
|
50.000
|
300.000
|
|
-
Plat Besi Lembaran 3mm 4 m²
|
94.2
|
Kg
|
15.000
|
1.413.000
|
|
-
Motor Listrik
|
1
|
Unit
|
800.000
|
800.000
|
|
-
V - belt
|
1
|
Unit
|
145.000
|
145.000
|
|
-
Pully
|
3
|
Unit
|
150.00
|
450.000
|
|
-
Pisau Pemotong
|
6
|
Unit
|
30.000
|
180.000
|
|
-
Mur Baut 12 mm
|
20
|
Buah
|
8.000
|
160.000
|
|
-
Mur Baut 14 mm
|
20
|
Buah
|
10.000
|
200.000
|
|
-
Gergaji Besi
|
2
|
Unit
|
20.000
|
40.000
|
|
-
Cat Besi
|
3
|
Liter
|
60.000
|
180.000
|
|
-
Kertas Amplas No. 1
|
10
|
Lembar
|
7.000
|
70.000
|
|
-
Batu Gerinda
|
1
|
Unit
|
10.000
|
10.000
|
|
-
Karung
|
10
|
Lembar
|
3.000
|
30.000
|
|
Jumlah Sub Total 1
|
|
|
|
5.203.000
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Peralatan
Penunjang
|
|
|
|
|
|
-
Sewa Printer (2 bulan)
|
1
|
Unit
|
300.000
|
600.000
|
|
-
Sewa Mesin Las
|
1
|
Unit
|
1.000.000
|
1.000.000
|
|
Jumlah Sub Total 2
|
|
|
|
1.600.000
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Pembuatan
Laporan
|
|
|
|
|
|
-
Kertas HVS
|
1
|
Rim
|
50.000
|
50.000
|
|
-
Tinta Printer (Hitam)
|
1
|
Set
|
50.000
|
50.000
|
|
-
Tinta Printer (Warna)
|
1
|
Set
|
75.000
|
75.000
|
|
-
Pengadaan Laporan
|
4
|
Eksemplar
|
10.000
|
40.000
|
|
Jumlah Sub Total 3
|
|
|
|
195.000
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Transportasi
|
|
|
|
|
|
-
Perjalanan (5 Bulan)
|
4
|
Orang
|
100.000
|
400.000
|
|
Jumlah Sub Total 4
|
|
|
|
400.000
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Lain-lain
|
|
|
|
|
|
-
Biaya Tak Terduga
|
|
|
500.000
|
500.000
|
|
Jumlah Sub
Total 5
|
|
|
|
500.000
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah Total
|
|
|
|
7.918.000
|
DAFTAR PUSTAKA
Sudirman. 2005. Teknik
Permesinan dan Las. Bali : Politeknik Negeri Bali.
id.wikipedia.org/pupuk kompos
id.wikipedia.org/motor listrik
id.wikipedia.org/alat potong
biologyeastborneo.com/.../Lamp_2.Pengenalan-Jenis-Dipterocap1.pd..
peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/lokakarya/probklu03-21.pdf
http://yoziv.wordpress.com/
NAMA DAN BIODATA KETUA
SERTA ANGGOTA
1. Ketua
Pelaksana Kegiatan
a. Nama
Lengkap : Putu
Suarma Agus Sidanta
b. NIM :
1115213034
c. Program
Studi : D3
– Teknik Mesin
d. Kelas :
II-C
e. Univ.
/ Inst. / Poli. :
Politeknik negeri Bali
f. Waktu
untuk Kegiatan PKM : 48 jam/minggu
2. Anggota
Pelaksana Kegiatan / Penulis
a. Nama
Lengkap :
Anton Jepry Sugiharto
b. NIM :1115213016
c. Program
Studi : D3
– Teknik Mesin
d. Kelas :
II-C
e. Univ.
/ Inst. / Poli. :
Politeknik Negeri Bali
f. Waktu
untuk Kegiatan PKM : 48jam/minggu
a. Nama
Lengkap : I
Dewa Gede Purnama
b. NIM :
1115213031
c. Program
Studi : D3 – Teknik Mesin
d. Kelas :
II-C
e. Univ.
/ Inst. / Poli. :
Politeknek Negeri Bali
f. Waktu
untuk Kegiatan PKM : 48 jam/minggu
a. Nama
Lengkap : Yuliana
Safitri
b. NIM :
1115113040
c. Program
Studi : D3
– Teknik Sipil
d. Kelas :
II-B
e. Univ.
/ Inst. / Poli. :
Politeknik Negeri Bali
f. Waktu
untuk Kegiatan PKM : 48 jam/minggu
NAMA DAN BIODATA DOSEN
PENDAMPING
1. Nama
dan Gelar : I Ketut Suherman, ST. MT
2. Gol.
Pangkat dan NIP : III/c
/ 196310311991031002
3. Jabatan
Fungsional : Lektor
4. Jabatan
Struktural : Dosen
5. Fakultas/Prog.
Studi : Teknik Mesin
6. Univ.
/ Inst. / Poli. : Politeknik Negeri Bali
7. Bidang
Keahlian : Produksi
8. Waktu
untuk Kegiatan PKM : 48 jam/minggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa komentar yang membangun yah . makasih